"Sial! Siapa mereka?" Gumam Varo.
Mereka semua seperti pembunuh bayaran yang sedang menyamar.
Varo segera berlari kembali menuju kampus.
Ketua kelompok itu mengisyaratkan anak buahnya untuk mengejar Varo.
Namun sebelum sempat mengejar, mereka sudah di hadang oleh Mike dan bawahannya.
"Hei, siapa kalian?!" Teriak Orang itu.
Mike tidak menjawab pertanyaan itu dan langsung menyerang pihak lawan.
...
Varo segera sampai di asrama.
"Kenapa Lo bro? Kok pucat gitu?" Tanya Cleo.
Trans dan Yoga juga bingung.
"Tadi ada orang-orang yang ngikutin gue, kurang lebih dua puluhan orang lah, mereka kayaknya udah terlatih buat hal kayak gini!" Jelas Varo.
Yoga termenung sejenak.
"Emm... Kayak gue tau siapa mereka." Ucap Yoga.
"Siapa?"
"Mereka pasti orang suruhan pak rektor, karna kemungkinan Lo yang bakal lawan Rian besok, makanya dia nyuruh orang buat celakain lo." Jelas Yoga.
"Hm? Sialan! Sampe segitunya!" Cleo kesal.
"Tapi Yulia ga di serang juga? Dia kan petarung terkuat yang berpotensi ngalahin Rian." Trans bicara.
"Haha pak rektor ga akan berani, semua orang udah tau keluarga Yulia itu siapa, pak rektor bahkan pucat pasi waktu ketemu orang-orang dari keluarga Septians." Yoga terkekeh.
Mereka bertiga termenung, rupanya Septians memang bukan keluarga sembarangan.
"Gue doain besok Lo menang lawan Rian bro, habis itu Lo harus kalahin Yulia!" Yoga menepuk pundak Varo.
"Kok Lo ngomong gitu?" Tanya Varo.
"Gue udah pasti kalah lawan Yulia bro, hahaha" Ucap Yoga.
Mereka pun tertawa dan kembali ke kasur masing-masing.
Kringg!! Telepon dari Vivi!
"Halo sayang..." Ucap Varo.
Varo dan Vivi telponan sampai larut malam dan tidur.
...
"Kenapa bisa gagal?!" Ucap Rian.
"Maaf Bos, dia sepertinya bukan orang biasa, ketika kami mau mengejarnya tiba-tiba ada rombongan orang yang menghadang kami, mereka seperti militer." Jelas Ketua kelompok itu.
"Ah sudahlah kalian memang ga becus!"
...
Keesokan harinya di stadion.
Kali ini penonton tampak lebih banyak dari kemarin, mungkin karna mereka penasaran siapa yang akan menang.
"Tes tes tes, selamat siang semua, hari ini kita akan melanjutkan pertarungan kemarin, dan hari ini juga akan jadi penentu juara terkuat kita tahun ini!" Teriak MC.
"Wohoo!" Penonton bersorak Sorai.
"Baiklah, mari kita acak." MC itu menunjuk ke arah layar.
TING!
Sesuai dugaan, Varo akan melawan Rian!
Kali ini penonton bersorak sangat keras, mereka semua mendukung Varo.
"Tampan lakukan yang terbaik!"
"Aku cinta padamu!"
Para gadis mencoba untuk menarik perhatian Varo.
Varo segera naik ke atas arena, begitu juga dengan Rian.
"Gue sempet bingung siapa lo sebenernya, tapi gue rasa Lo cuma beruntung bisa kabur kemarin." Ucap Rian.
Varo hanya tersenyum dan menyiapkan kuda-kuda.
Ding! Ding! Pertarungan dimulai!
Rian langsung menyerang ke arah Varo, Gerakannya asal-asalan.
Varo berkesimpulan kalau Rian adalah orang yang selalu mengandalkan kekayaannya untuk menindas orang lain.
Maka dari itu Varo ingin memberi Rian sedikit pelajaran.
Varo segera mundur selangkah dan mendaratkan pukulan keras ke perut Rian!
Rian tersungkur!
Ketika ingin berdiri, Rian merasakan perutnya mual-mual, ada apa ini?
"Aku menyerah!" Teriak Rian dan langsung keluar stadion untuk mencari toilet.
"Hahahaha." Semua orang tertawa.
Tampak raut wajah pak rektor kurang senang.
"Pemenangnya adalah Alvaro Dinata.!" Teriak MC.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOS MUDA YANG DISAMARKAN
Romansakenapa mereka ngelakuin ini ke gue,kenapa?apakah karna gue miskin?"Kata varo dari dalam selimut. Teman-temannya langsung kembali ke kasur mereka masing-masing agar varo segera tenang dan tidur. Keesokan paginya varo yang terbangun dari tidurnya mend...