03.

282 28 0
                                    

Dani bergelut dengan pemikirannya sendiri setelah mendengar penjelasan singkat David mengenai hubungan Jiandra dengan Angkasa. Belum lagi tadi David sempat memperlihatkan foto Angkasa yang ternyata memang mirip dengannya. Masih banyak hal yang ingin Dani ketahui tentang Jiandra dan Angkasa, namun ia sadar untuk tidak melangkah lebih jauh hanya karena ingin mencari tahu informasi yang tidak seharusnya ia kulik.

Tatapan matanya tampak kosong namun fokus lurus ke arah vas bunga yang terletak di meja ruang tengah. Suara pintu yang didorong memecahkan lamunannya, Dani menoleh dan mendapati sosok Jiandra yang baru kembali dengan plastik putih ditangan, tanpa bertanya isinya, Dani langsung menodong agar Jiandra dapat membaginya. Jiandra tidak menjawab, wajahnya cukup tenang namun sedikit terusik atas permintaan Dani

"Ini kacang" ucap Jiandra seraya berjalan melewati Dani tanpa memperdulikan tangan Dani yang masih menggantung di udara

"Ya terus kenapa kalo itu kacang?" Pertanyaan Dani membuat langkah Jiandra terhenti

Dan disinilah keduanya, menikmati angin malam dengan hamparan langit gelap tak berbintang. Menyesap sebatang rokok yang dimiliki masing-masing tanpa ada percakapan. Namun jika boleh jujur, pernyataan David mengenai Angkasa yang merupakan cinta pertama Jiandra memberi kesan membekas yang sulit ditafsirkan perasaan tidak nyaman ini. Dani menoleh memperhatikan Jiandra yang fokus menatap pemandangan gelap dihadapannya

"Lu udah dapet jawaban dari rasa penasaran lu?", Dani terkejut dengan pertanyaan Jiandra

"Maksud lu?"

Jiandra menoleh, menghembuskan asap rokok kearah atas sebelum kembali fokus menatap Dani

"David udah cerita tentang kemiripan lu dengan Angkasa? Apa dia juga cerita kalau Angkasa cinta pertama gue?"

"Hah? Kok lu-"

"Kalau dilihat dari reaksi lu, David emang udah cerita" Jiandra menekan puntung rokok kearah asbak, ia langsung berjalan meninggalkan Dani yang masih terdiam mencerna ucapan Jiandra



• A L M O S T •




Bunyi bel panjang terdengar, menandakan sudah memasuki jam istirahat, Jiandra yang sedari tadi terlelap kini mulai sadar, ia menoleh menatap David disebelah kirinya, tersenyum bodoh seraya menarik buku catatan milik sahabatnya, David yang sudah mengenal Jiandra lama jelas tidak ambil pusing dengan tingkahnya, ia membiarkan Jiandra mencuri catatannya untuk disalin

"David, Jian", Keduanya menoleh kearah pintu, mendapati sosok yang lebih mungil tengah melambaikan tangan kearah mereka, ia mulai berlari masuk dan meletakan kotak bekal dimeja

"Lu pasti tidur selama kelas" ucap Angkasa seraya menunjuk sudut bibir Jiandra dengan jari mungilnya, Jiandra hanya berdecak kesal lalu menarik tangan Angkasa lalu ia gunakan untuk mengelap sudut bibir nya

"Jian!!! Jiandra lu jorok banget! Lepas gak, lepass"

"Lu yang liat iler gue duluan, jadi lu harus bantu bersihin"

"Mana ada kayak gitu!! Dav tolongin guee"

David tidak merespon, ia dengan cepat mengambil kotak bekal dimeja dan langsung lari meninggalkan dua sahabat bodohnya. Keduanya saling kejar, meneriakkan nama David sepanjang lorong kelas, sebuah pemandangan yang sudah menjadi hal wajar bagi siswa dan guru-guru

Jiandra dan Angkasa duduk dengan terengah setelah mengejar David hingga ke roof top, sebuah tempat yang di jadikan basecamp untuk istirahat kelas ataupun sebatas tempat mengobrol

Angkasa mulai membuka kotak bekal yang selalu ia buat untuk makan bersama dua sahabatnya, senyum cerah Jiandra tidak bisa disembunyikan, kotak bekalnya full dengan lauk yang menjadi favoritnya, ia selalu merasa bersyukur karena Angkasa mengenal dirinya cukup baik

"Selamat makan" ucap Angkasa dengan antusias, David mulai menyuap nasi dan lauk yang dimasak Angkasa, disusul dengan Jiandra yang ikut menikmati bekal makan siangnya Angkasa tersenyum cerah saat dua sahabatnya selalu bisa menikmati hasil masakannya. Angkasa meraih botol terdekat dan hendak meneguk minuman dihadapannya sebelum David dengan cepat merebut botol tersebut

"Ini ada kandungan kacangnya, Sa!"

Jiandra terkejut, hampir saja Angkasa mengundang malaikat maut

"Lu tuh kebiasaan banget asal apaan aja masuk mulut" omel Jiandra

"Sorry, gue gak tau, kirain sama aja"

"Ini nih minuman lu tuh ini, Angkasa" kesal Jiandra seraya membuka tutup botol dan menyerahkannya kearah Angkasa

"Iya maaf ih"

"Terakhir lu asal makan tuh masuk UGD tau gak" oceh Jiandra dengan serius namun tetap menyuapkan lauk makan siangnya

"Iya ngomel, makan mah tetep lanjut ya, Ji" ucap David berusaha mencairkan suasana, Angkasa kembali tersenyum

Ketiganya kembali fokus menikmati makan siang dan seperti biasa, Jiandra selalu membuka obrolan tak berbobot untuk dibahas, seperti saat ini, ia tiba-tiba membahas bagaimana jika bumi dijajah oleh bangsa Alien, apa saja yang harus ia siapkan atau tiba-tiba ia bergosip mengenai tetangga David yang selalu menyetel lagu nasional Jepang setiap hari Minggu pagi. Pembahasan receh seperti inilah yang mengeratkan hubungan persahabatan ketiganya

Sebuah momen menyenangkan sebelum ketiganya terpecah karena kesalahpahaman






Sebuah momen menyenangkan sebelum ketiganya terpecah karena kesalahpahaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A L M O S T (HoonSuk)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang