• A L M O S T •
"Angkasa mau take off hari ini dan lu serius gak mau anter dia ke bandara? Sahabat kita, Ji"
David terus mendesak Jiandra yang sedari tadi sibuk mengutak-atik motornya, sudah setengah jam berlalu namun ajakan David belum juga di-iya-kan.
Menarik kembali memori beberapa bulan belakangan, dimana Jiandra dengan pemikiran sempitnya mencium Angkasa dan setelah kejadian itu keduanya tampak memberi jarak atau bisa dikatakan Jiandra lah yang menciptakan jarak tersebut. Jauh di lubuk hati Angkasa ia merasa gelisah dengan perubahan sikap Jiandra. Berminggu-minggu ia dibuat berfikir mengenai arti ciuman itu, apakah usaha Angkasa dalam mendistraksi perasaannya berakhiran sia-sia? Sejauh yang Angkasa tau Jiandra tidak ada ketertarikan dengan sesama jenis, ingat sekali satu momen dimana Jiandra marah saat Angkasa mencium pipinya kala tertidur di perpustakaan dan hampir membuat persahabatannya saat itu berakhir, namun Angkasa pikir itu sudah berlalu bertahun-tahun lamanya, keduanya bahkan belum genap sepuluh tahun saat itu terjadi. Kini Angkasa goyah, ia sudah berusaha memanipulasi perasaannya dengan menyukai David, ia kira usahanya berhasil namun ciuman malam itu membuat Angkasa kembali sadar jika perasaannya terhadap Jiandra tidak pernah berubah.
Dan hari ini, ia berdiri seraya memegang koper dengan penuh kesedihan. Jiandra tidak hadir untuk mengantarnya,
"Sa, lu gak usah mikir aneh-aneh ya, dia cuma gak mau sedih-sedihan nganter lu take off, gue yakin nanti dia bakal hubungin elu kok", David menjelaskan dengan serinci mungkin, namun Angkasa tau itu hanya ucapan yang dibuat untuk menenangkannya, Jiandra jelas tidak mau menemuinya karena sebelumnya Angkasa pernah mengatakan akan menyatakan perasaannya pada David, namun itu direncanakan sebelum ciuman itu terjadi, massa dimana Angkasa masih belum yakin, massa dimana ia menjadikan David sebagai jawaban paksa atas perasaannya, semua sudah berubah namun Angkasa masih tetap terjebak akan perasaannya sendiri.
"Gue coba telepon Jiandra ya buat ngabarin kalau-"
"Dav, gue gak apa-apa"
"Angkasa.."
"Makasih karena lu udah mau datang buat antar gue"
"...."
"Salam aja buat Jiandra, sebentar lagi gue harus masuk" Angkasa mendekat kearah David dan memeluk sahabatnya tersebut, 'Maafin gue ya Dav karena nempatin lu diperasaan yang gak seharusnya' Batin Angkasa berucap seraya mengeratkan pelukannya.
.
.
.
.
.
.
Tanpa basa-basi lagi David langsung menerobos masuk kamar Jiandra dimana sosok yang membuatnya naik darah tengah sibuk bermain game PC. Dengan kesal ia tarik headphone dikepala Jiandra hingga terputus kabelnya, Jiandra langsung bangun dari tempat dan mencengkram kerah baju David.
"Angkasa nungguin lu di bandara tapi lu beneran gak nampakin batang hidung lu sedikit pun, keterlaluan."
'Gue datang, bahkan gue liat kalian pelukan dengan mesra'
"Lu tau Angkasa nungguin elu!?"
Jiandra menghela nafas, ia langsung melepas cengkraman nya dan berjalan meninggalkan David. Merasa dirinya langsung dicampakkan oleh Jiandra, David pun berlari menyusul menuruni anak tangga dengan tergesa,
"Aji!"
"...."
"AJIANDRA!" teriak David tanpa memperdulikan orang tua Jiandra yang saat itu berada di ruang tengah,
KAMU SEDANG MEMBACA
A L M O S T (HoonSuk)
Hayran Kurgu"I almost had you, you almost love me" •Treasure OT10