Telulas

6 1 0
                                    

"Mari kita seleksi."

🤟🏻🤟🏻🤟🏻

Pukul sebelas siang Ala baru saja keluar dari kamar mandi, hari ini memang hari libur oleh karena itu Ala baru selesai mandi. Jika kalian mengira Ala bangun siang, kalian salah. Ala sudah bangun sejak pukul tujuh pagi tadi, ia masuk kamar mandi pukul sembilan, dan keluar pukul sebelas. Ya, Ala memang memerlukan waktu yang lama untuk mandi, entah ngapain saja ia di kamar mandi hanya Ala yang tahu. Namun jika dalam waktu kepepet, Ala juga bisa mandi dalam tiga menit.

Selesai mandi dan menjemur handuknya, Ala membuka ponselnya, sesuai dugaannya banyak pesan dari Edo. Tampaknya pria itu khawatir karena Ala tiba-tiba menghilang dan tidak membalas pesannya. Setelah membalas pesan Edo, Ala melihat jadwal kegiatannya untuk hari ini.

Buset, padet banget dah hari ini. Ada kelas materi puisi di komunitas, gue juga belum ngerekap naskah buat buku antologi, belum buat pengumuman pemenang event lomba cerpen juga, nanti malem jadi moderator seminar, belum bersih-bersih rumah. Yaudah deh gak papa, sekalian ngetes Edo, dia marah gak ya kalau gue sibuk? Suara hati Ala.

Ala benar-benar sibuk pada hari itu, mungkin kelihatannya itu kegiatan yang sepele tapi sangat memakan waktu. Ia hanya sempat membalas pesan Edo dengan dua bubble chat, setelah itu menghilang selama berjam-jam, ia balas lagi pesan Edo singkat, kemudian menghilang lagi. Namun Edo tidak marah, ia mengerti kesibukkan Ala. Ala memutuskan Edo lolos tes pertama.

🤟🏻🤟🏻🤟🏻

Hari ini adalah hari kedua Edo mendapatkan tes  dari Ala. Edo sering melarang Ala untuk makan makanan pedas berlebihan, Ala ingin tahu bagaimana respon Edo ketika mengetahui Ala melanggar larangannya. Hari ini kepala sekolah mentraktir kelas X, semua murid kelas X bisa bebas pesan apa pun di mie gacoan. Ala memang sengaja memesan mie iblis level empat, nantinya ia akan mengeluh perutnya sakit kepada Edo.

Saat pesanannya datang, Ala langsung melahap mie tersebut hingga habis tanpa sisa. Rasanya memang pedas, tapi Ala masih bisa mengendalikannya. Namun makan mie ini cukup menguras botol air minumnya karena minyak yang banyak. Tiba-tiba Edo datang dengan membawa botol air minum.

"Makasih," ucap Ala kemudian meneguk air tersebut hingga habis.

"Pesen level berapa si?" tanya Edo.

"Iblis level empat," jawab Ala.

"Tuh 'kan, gak sekalian pesen level delapan?" Ala hanya diam, dilihat dari tatapan matanya sepertinya Edo kesal.

"Aduh... Dodo perutku sakit," keluh Ala.

"Ala, 'kan Dodo pun bilang jangan mamam pedes banyak-banyak. Maafin Dodo ya, harusnya Dodo tadi ambil jatah Dodo, tak pesen yang ori, biar bisa dimakan Ala. Dodo tadi telat mau ingetin Ala, keburu Ala pesen, maaf ya..." Terang Edo.

Lah kok jadi gini? Batin Ala.

"Gak papa, emang salah aku kok. Tenang, masih aman perutnya, gak meledak kok." Balas Ala sambil mengacungkan jempol.

Melihat respon Edo yang berusaha sabar walaupun kesal kepada Ala. Ala memutuskan Edo lolos tes kedua.

🤟🏻🤟🏻🤟🏻

Keesokan harinya Edo masih harus menerima tes ketiga dari Ala. Ala berniat akan mematikan topik chat Edo selama sehari penuh.

Edo Firmansyah—Lab School

Ala, pun sarapan?

pun

Otheyy [Read]

Ala, gi ngapain?

ga ngapa-ngapain

Tumben, gak nugas?

gak

Awuh, othey [Read]

Setelah pesan terakhir dari Edo Ala baca, tidak ada lagi pesan masuk. Hal ini membuat Ala khawatir tapi sebisa mungkin ia menahan agar tidak mengirimkan pesan apapun. Hingga malam hari tiba baru ada notifikasi dari Edo.

Edo Firmansyah—Lab School

Ala
Ala kemana?
Maaf dodo ketiduran
Ala sudah mam malem belum?
Alaaa
Ala ngambek ya?
Maafin dodo Ala

Lucu banget anak orang, oke fix lolos tes ketiga. Putus Ala dalam hati.

🤟🏻🤟🏻🤟🏻

Hai-hai para readersku...
Gimana nih part tiga belasnya?
Semoga kalian suka yaaa😻
❤Terimakasih sudah mampir❤
Silakan meninggalkan jejak👣

—see u di part selanjutnya—

Mas EdoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang