"Nuri memang meresahkan."
🤟🏻🤟🏻🤟🏻
Ala sedang duduk di samping Aulia, menemani Aulia yang sedari tadi berbalas pesan dengan gebetannya. Laila hari ini tidak masuk dikarenakan harus mengantarkan ayahnya kontrol ke dokter, Edo juga tidak masuk entah karena apa katanya sih tidak enak badan. Namun sepertinya pada saat hari jum'at memang jarang yang masuk, termasuk Edo. Kelas terasa sepi sekali, kedatangan Nuri menginterupsi beberapa murid yang ada di kelas.
"Widih, lihatlah, Al. Si Bucin datang," Aulia terkekeh.
"Gue gak bucin ya," elak Nuri.
"Halah, sini handpone lo, gue mau cari tahu siapa yang bikin lo jadi budak cinta," Aulia merebut ponsel Nuri seraya tertawa, Ala juga ikut tertawa melihat tingkah mereka.
"Wah ini nih kayaknya," Aulia membuka satu foto, Nuri dengan sigap merebut ponselnya kembali.
"Loh mana, sini gue belum lihat," protes Aulia.
"Gak boleh, itu privasi gue." Jawab Nuri.
Sedangkan Ala hanya terdiam, entah matanya yang salah melihat atau memang benar foto yang ada di galeri Nuri tadi adalah foto Edo. Ia tidak tahu harus bagaimana mengekspresikan perasaannya ini. Apa maksud Nuri menyimpan foto Edo, apakah mereka berdua punya hubungan? atau mereka berdua dekat? Entahlah perkara gelang saja belum terselesaikan, masih ditambah lagi dengan ini. Rasanya Ala ingin marah dan meminta Edo menjelaskan semuanya, tapi tidak bisa. Lagi pula kenapa ia harus marah? Ala sendiri yang bilang bahwa ia tidak suka kepada Edo, tapi kenapa karena hal sekecil ini ia ingin meluapkan emosinya, apakah ini karena efek datang bulan hari pertama?
Ala mematikan data seluler aplikasi whatsapp, agar tidak ada pesan masuk. Sekarang ia berada di kelas kosong bersama April, Afa, Tifani, dan Saskya. Ala hanya mendengarkan percakapan di antara tiga gadis di hadapannya, tanpa merespon sedikitpun.
"Buset, kuota gue sekarat, ini kalau buat muter lagu auto ludes dah," ujar April.
Ala menghidupkan hospotnya. "Hospot gue hidup, tetring gue aja kalian," ucap Ala.
"Al, lo kenapa? Kalau lo udah ngasih hospot tanpa diminta biasanya ada apa-apa," resah April.
"Udah gak papa, lagi turun mood gue, efek PMS kayaknya." Jawab Ala, April hanya mengiyakan saja tanpa bertanya lebih lanjut.
Ala duduk di atas meja, pandangannya mengarah ke jendela, menikmati angin sepoi-sepoi yang sedikit membuat keadaannya membaik. Ia membiarkan hospotnya terhubung ke ponsel April, Afa, dan Saskya. Ala tidak memikirkan kuotanya habis, karena kuota Ala selalu unlimeted. Memang setiap ia merasa sedih, galau, atau kesal pada suatu hal, Ala akan membagikan hospotnya secara gratis.
Afa memutar lagu yang berjudul "Klebus" mereka berempat menyanyikan lagu itu bersama-sama, sangat menghayati seolah mereka sedang galau bersama.
Wes dalane dari pelarian
Dinggo sliramu sing lagi butuh hiburan"Kenceng amat, Al nyanyinya?" tanya April heran.
"Gak papa, asik lagunya." jawab Ala dengan nada datar.
Kemudian mereka berempat meneruskan aksi sok galau tersebut sampai bel istirahat berbunyi. Mendengar bel istirahat berbunyi, mereka mengambil bekal masing-masing, dan makan bersama. Ala yang lebih dulu selesai makannya, entah karena bekalnya yang sedikit atau memang makan Ala yang cepat. Sekarang ia sedang mengotak-atik ponsel Afa, karena ia malas membuka ponselnya sendiri.
"Fa gue buka WA ya?" tanya Ala.
"Buka aja, gak ada apa-apanya." Jawab Afa.
Ala membuka arsip chat di ponsel Afa, ternyata Afa adalah tipe orang yang malas membersihkan chat. Ala menemukan satu roomchat yang nama kontaknya aneh.
"Ini siapa, Fa? Kok nama kontaknya 'Pokoknya Anak Lab School'?" tanya Ala.
"Oh itu Edo deh kayaknya, dia chat gue waktu gue jadi murid baru disini. Dia chat juga cuma buat nanya nama, buat ditambahin ke data katanya," Ala hanya mengangguk paham, jabatan Edo sebagai Wakil Kelas memang perlu mengetahui nama anggota baru di kelasnya.
Ala lanjut membaca chat Afa dengan Edo, ternyata tidak ada percakapan intens di antara keduanya. Namun Ala menemukan foto paparazi Edo dengan Nuri, di foto menunjukkan mereka berdua sedang berada di kelas. Sepertinya pada saat itu mereka sedang mengerjakan tugas kelompok. Afa menutup kotak bekalnya dan melirik layar ponselnya yang dipegang Ala.
"Foto itu gue kirim karena waktu itu Nuri sama Edo sempet deket, tapi sekarang udah enggak kok, jangan jealous ya, Al." jelas Afa. Ala hanya ber-oh ria.
Sebentar, Edo dan Nuri dekat? Bukankah Edo sudah dekat dengan Ala sebelum Nuri jadi murid baru di Lab School Nusantara. Apakah ini artinya Edo dekat dengan dua perempuan sekaligus dalam waktu yang sama? Dengan kondisi dia masih memiliki hubungan dengan Shara. Mungkin Afa tidak tahu jika Edo dan Ala sudah dekat sebelum ada Nuri, karena ia hadir di Lab School Nusantara setelah Nuri.
Suasana hati Ala semakin tidak stabil, ia tidak tahu apa yang ada di pikiran Edo. Kalau memang Edo dan Nuri sudah tidak dekat, mengapa masih ada foto Edo di ponsel Nuri? Apa mungkin karena Nuri belum sempat menghapusnya? Setahu Ala Nuri adalah orang yang rajin membersihkan galeri.
🤟🏻🤟🏻🤟🏻
Setelah beberapa jam, akhirnya Ala menghidupkan data seluler whatsapp. Banyak pesan yang masuk, entah itu dari Yuza, Laila, grub komunitas, grub literasi, dan yang pasti dari Edo. Pesan dari Edo paling banyak, Ala menerima kurang lebih sembilan puluh pesan dari Edo. Melihat isi pesannya Ala jadi merasa bersalah, kemudian ia meminta maaf kepada Edo. Ala menjelaskan moodnya sedang tidak baik, jadi ia mematikan data seluler whatsapp. Edo mengerti, lalu pria itu bertanya apa yang membuat mood Ala menjadi buruk. Namun Ala tidak menjawab dengan jujur, ia hanya menjawab ini semua karena efek datang bulan hari pertama.
"Al, lo kenapa? Dari tadi kayak murung gitu," tanya Bilqis yang entah dari mana datangnya.
"Gue gak papa kok," jawab Ala.
"Yakin, lo gak lagi berantem sama Edo?" tanya Bilqis lagi.
"Enggak, kok. Gue sama Edo baik-baik aja, gue pulang dulu ya, Qis. Bye." Balas Ala kemudian berlalu pergi.
🤟🏻🤟🏻🤟🏻
Hai-hai para readersku...
Gimana nih part lima belasnya?
Semoga kalian suka yaaa😻
❤Terimakasih sudah mampir❤
Silakan meninggalkan jejak👣—see u di part selanjutnya—

KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Edo
Novela JuvenilKehidupan seorang gadis yang harus menjalani masa abu-abu putih di sekolah yang tidak ia inginkan. Namun siapa sangka, setelah masuk ke sekolah tersebut banyak hal yang tidak terduga datang ke kehidupannya. Bahkan ia memiliki kekasih yang tidak pern...