"Sabar, masih belum jatuh sepenuhnya."
🤟🏻🤟🏻🤟🏻
"Woi, San! Lo mau kemana?" teriak Ala menginterupsi Sanni.
"Pulang lah," jawab Sanni santai.
"Enak aja lo pulang, kita rapat osis dulu," sahut Laila.
"Oh iya, lupa." Sanni menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Mereka bertiga turun ke lantai satu untuk melaksanakan rapat osis yang diadakan di depan Laboratorium IPA. Sebelum rapat dimulai Ala sudah memberi kabar pada Yasser agar menjemputnya setelah rapat nanti. Ia juga sudah memberi tahu Edo bahwa ia harus rapat osis dulu, Ala menyuruh Edo untuk pulang terlebih dulu lagi pula ia dijemput oleh Yasser, tapi Edo menolaknya, pria itu tetap menunggu Ala sampai selesai rapat osis.
Rapat osis kali ini membahas tentang event hari guru, konsep dari event ini diawali dengan upacara hari guru, kemudian dilanjutkan dengan penerbangan balon, setelah itu ada pentas seni kecil-kecilan yang dilaksanakan di lapangan. Mewakili osis Ala bersama Fika, dan beberapa kakak kelasnya menampilkan seni tari untuk pentas seni. Oleh karena itu besok mereka sudah mulai latihan.
Pembahasan rapat berlanjut dengan membahas perlengkapan apa saja yang diperlukan, setelah itu menyususn struktur kepanitiaan, dan yang terakhir membahas dana yang akan dianggarkan. Rapat pun selesai, Ala menelepon Yasser agar menjemputnya. Kemudian ia menunggu Yasser di depan gerbang, ditemani oleh Edo.
"Besok aku latihan nari," ujar Ala.
"Buat apa?" tanya Edo.
"Buat pentas seni waktu hari guru," jawab Ala.
"Dodo besok pulang duluan aja, takut kesorean kalau nungguin aku terus," imbuh Ala.
"Emang latihannya lama ya?" tanya Edo.
"Iya, 'kan–" kalimat Ala terputus karena suara motor Yasser menginterupsinya dengan Edo.
Edo menyalami tangan Yasser dengan sopan, tidak lupa ia melambaikan tangan kepada Ala sampai Ala tidak terlihat lagi di penglihatannya.
🤟🏻🤟🏻🤟🏻
Keesokan harinya berjalan seperti biasa tapi sedikit berbeda karena Ala harus latihan menari dan Edo harus latihan menjadi petugas upacara karena ia ditunjuk menjadi pleton. Pada akhirnya rencana mereka yang tidak bisa pulang bersama dalam satu minggu gagal. Entah ini kehendak takdir yang selalu ingin mereka bersama, atau memang kebetulan. Meskipun rumah Ala sudah di Malang, tapi ia tetap pulang ke stand Yuza. Yasser akan menjemputnya di hari selasa saja karena pada hari itu Yasser libur kerja.
Terkadang Ala berpikir, bertemu dengan Edo bukanlah suatu takdir yang buruk. Ala yang selama ini melakukan semuanya sendiri, kini sudah ada yang menemani. Ala yang selama ini lelah jika aktivitasnya padat, kini ada yang memberinya semangat. Walaupun perasaannya belum jatuh sepenuhnya kepada Edo, tapi ia yakin jika suatu saat Ala pasti bisa membuka hatinya untuk Edo. Mungkin saat ini ia harus beristirahat terlebih dahulu, karena hatinya sudah sering diserang oleh pria yang tak bertanggung jawab.
Namun jika takdir tidak mengijinkan Ala dan Edo untuk bersama, Ala berharap Edo mendapatkan perempuan yang selalu bangga memilikinya. Ala juga berharap perempuan itu tidak akan mengulang kesalahan yang dilakukan oleh Shara. Apapun niat Edo pada Ala hanya ia yang tahu, Ala hanya bisa menerka-nerka, sejauh ini Ala melihat Edo adalah pria yang baik. Jika suatu saat Edo berniat jahat padanya, mungkin itu plot twist dari Tuhan.
🤟🏻🤟🏻🤟🏻
Hai-hai para readersku...
Gimana nih part delapan belasnya?
Semoga kalian suka yaaa😻
❤Terimakasih sudah mampir❤
Silakan meninggalkan jejak👣—see u di part selanjutnya—
![](https://img.wattpad.com/cover/337177148-288-k91653.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Edo
Teen FictionKehidupan seorang gadis yang harus menjalani masa abu-abu putih di sekolah yang tidak ia inginkan. Namun siapa sangka, setelah masuk ke sekolah tersebut banyak hal yang tidak terduga datang ke kehidupannya. Bahkan ia memiliki kekasih yang tidak pern...