Angin malam yang berhembus tenang seperti sedang menari ditemani hamparan salju putih yang begitu luas dan di lengkapi langit malam beserta bulan dan bintang yang menjadi saksi tarian sang angin dan sang salju yang membuat udara malam sangatlah dingin tetapi begitu nyaman bagi seseorang.
"Kenapa tidak tidur?" Suara bariton itu mengalihkan atensi perempuan yang sedang menikmati langit malam yang dihiasi bintang dan bulan.
"Aku tidak bisa tidur" Perempuan bersurai gelap itu kembali mengalihkan pandangannya ke langit.
Lelaki itu tidak menjawab dan berbaring dengan memosisikan telapak tangannya sebagai bantalan di dekat perempuan itu tapi tidak tepat di sebelahnya. Ia juga tidak tahu kenapa ia melakukan ini tetapi bukan perempuan itu saja yang ingin menikmati malam yang sejuk ini.
Mereka diam dalam waktu yang cukup lama, bukan karena canggung tapi keduanya saling menikmati udara dan langit malam yang begitu indah. Sesekali Sasuke menatap rambut perempuan yang sedang duduk didekatnya. Setiap angin berhembus, wangi aroma rambutnya tercium dan membuat lelaki itu menutup matanya merasa nyaman.
"Sasuke-san, jika kau akan terlahir kembali siapa orang yang ingin kau cari selain keluargamu?" Hinata membuka obrolan dengan menanyakan pertanyaan kepada Sasuke.
"Kau"
"Eh? Kenapa?" Hinata beralih melihat Sasuke yang sedang menutup matanya.
"Entahlah aku hanya asal menjawab" Sasuke membuka matanya menatap lurus ke arah langit "Aku juga ingin mengulang kembali waktu aku sedang bermain salju dengan seseorang saat umurku 3 tahun" Sasuke tidak tahu mengapa ia mengatakan hal itu mungkin karena efek waktu yang semakin malam.
"Kau.. Kau mengingatnya Sasuke-san?" Hinata sedikit terkejut dengan apa yang Sasuke katakan.
"Apa menurutmu aku sudah lupa?" Sasuke kembali menatap iris Amethyst yang berkilau itu.
Hinata tersenyum hangat lalu ikut berbaring seperti yang dilakukan Sasuke.
"Aku.. Tidak akan melupakan momen itu Sasuke-san, kau adalah orang pertama yang mengajakku bermain dan mau menjadi temanku" Hinata berkata sambil tersenyum.
"Tapi setelah itu kita menjadi asing" Sasuke menatap Hinata dengan sudut matanya tanpa menolehkan wajahnya.
"Ahahahaha anak kecil jika tidak berjumpa dalam waktu yang lama pasti tidak mau saling menegur, apalagi sifatku yang malu dan sifatmu yang tidak peduli sekitar" Hinata menoleh ke arah Sasuke tanpa melepas senyumnya.
"Ah, waktu itu aku memiliki keinginan besar untuk melampaui kakakku jadi aku tidak peduli dengan sekitar" Sasuke kembali menutup matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity In Another Life
Fanfiction[Semi-Canon] Aku melangkah diatas penderitaanku sendiri. Tersesat, aku selalu saja kehilangan arah. Aku tidak pernah mengenali diriku sendiri. Aku kehilangan inangku untuk yang kesekian kalinya, maaf aku hanyalah parasit bagimu. Makhluk menjijikkan...