Pemuda itu kembali menatap sekeliling untuk mencari seseorang "Hinata, Jawab aku kalau kau ada disini!"
"Hinata!" Lelaki itu meneriaki nama gadis itu berulang kali sambil menyusuri jalan yeng tidak ia ketahui hampir 30 menit sampai akhirnya ia menyerah dan memilih kembali ke posisi awalnya.
Pria dengan rambut raven yang tertiup angin itu menatap bingung pada pemandangan aneh di depannya, ia pun mulai meningkatkan kewaspadaannya.
Ia berdiri di depan pintu gerbang berwarna putih dan megah. Ia melangkahkan kakinya menuju pintu gerbang besar yang tertutup itu. Setelah sampai di depan gerbang dan hendak mendorong pintu gerbang tersebut, tiba-tiba pintu gerbang itu terbuka dengan sendirinya tanpa di dorong.
Pemilik Iris onyx itu mengerutkan keningnya, pertanyaan-pertanyaan semakin memenuhi otaknya. Setelah pintu gerbang itu terbuka lebar, ia melihat ada banyak kedai, orang berlalu lalang, dan rumah-rumah yang berjejer.
"Ini.. Desa Konoha? Tapi Konoha tidak semaju ini" Benarkah ini adalah desa tempatnya lahir? Tetapi kenapa terlihat banyak perbedaan?
Seperti kerajaan besar di depan sana yang seharusnya adalah gedung hokage, pintu gerbang yang seharusnya berwarna hijau, orang-orang yang berlalu lalang di depannya memakai pakaian yang asing baginya. Tunggu, asing?
Ia pun langsung menunduk untuk melihat apa yang dipakainya, dan benar saja, ia memakai pakaian aneh seperti orang-orang yang dilihatnya. Bahkan Kusanagi yang biasa dibawanya kemana-mana juga tidak ada! Sungguh pemandangan di depannya ini mirip sekali dengan novel fiksi yang bergenre kerajaan, jangan tanya kenapa ia membaca buku-buku seperti itu, salahkan saja Kakashi yang menyuruhnya membaca novel romansa berbau kerajaan yang membuat mantan gurunya itu merana 5 hari 4 malam.
Karena rasa penasarannya ia pun melangkah maju untuk memastikan banyak hal lagi.
"Oi Sasuke! Dari mana saja kau bangsat? Kami mencarimu dari tadi tau!" Sebuah tangan merangkul bahunya dengan kasar dilanjutkan dengan suara anjing yang menggonggong tanda setuju dengan tuannya.
"Hoaam.. Mendokusai! Kenapa aku harus melakukan tugas-tugas merepotkan seperti itu? Aku iri pada langit yang tidak melakukan apa-apa dan hanya diam" Lelaki berambut nanas berjalan di samping Sasuke sambil melihat ke arah langit dan memasukkan tangannya ke kantong celananya.
"Daripada menjadi langit mending kau menunggu hujan daging yang tidak pernah berhenti selama 5 tahun, krauk! Krauk!" Pria dengan tubuh berisi juga berjalan di belakang Shikamaru dengan memakan sebungkus snack yang ada ditangannya.
"Aku bisa saja melukis langit biru cerah dengan hujan daging untuk kalian" Pria berkulit pucat dengan senyuman palsu diwajahnya juga ikut berjalan di samping pria berisi yang sedang memakan makanan yang dibawanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity In Another Life
Fanfiction[Semi-Canon] Aku melangkah diatas penderitaanku sendiri. Tersesat, aku selalu saja kehilangan arah. Aku tidak pernah mengenali diriku sendiri. Aku kehilangan inangku untuk yang kesekian kalinya, maaf aku hanyalah parasit bagimu. Makhluk menjijikkan...