Chapter 22 : The Truth : I Miss You

310 38 8
                                    


Wanginya, matanya, senyumnya. Ia ingat jelas semua tentangnya.

Ungu, Violet, Lavender, Lilac, Floral, Amethyst. Nuansa damai yang selalu melekat pada dirinya.

Baik hati, tak bisa menolak, pemalu, cengeng. Sifatnya yang membuat orang mudah mengenalinya.

Mata kelamnya beralih menatap dedaunan rimbun di atasnya yang tidak tertutup sempurna sehingga cahaya matahari menusuk pupil matanya.

Matanya menyipit tak nyaman, ia halangi kembali wajahnya dengan buku novel milik ibunya yang ia ambil secara asal. Ia baca lagi kata perkata hingga kalimat perkalimat.

Fokusnya selalu hilang saat membaca deretan kata romantis dalam buku tersebut, ia memikirkan hal lain.

Seseorang yang harusnya tidak boleh ia pikirkan.

Bagaimana kabarmu?

Sedang apa?

Apa kau memikirkanku juga?

. . .

Uchiha Sasuke sialan.

Ia bangkit dari tidurnya lalu mengusap wajahnya kasar. Tidak boleh, tidak boleh memikirkan gadis itu.

Mengapa ia harus merasakan perasaan seperti ini? Sungguh sangat mengganggu pikirannya. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk berhenti memikirkan si pemilik manik lavender itu.

Walaupun mustahil sih.

Dari ujung matanya ia melihat ada sebuah benda yang melesat cepat ke arahnya, dengan gesit ia menangkap benda itu lalu melihatnya, ia mengernyit.

Tomat?

"Hinata-san bilang dia sangat mencintaimu"

Sasuke menatap Sai yang berada di bawahnya dengan datar, pria pucat ini selalu membuatnya kesal.

"Enyah kau sialan. Sudah tujuh belas tahun malah makin tidak berotak" Sasuke melempar kembali tomat segar itu kepada Sai.

"Hinata-san benar-benar ingin bertemu denganmu loh" Sai menangkap tomatnya lalu memasukkannya ke kantong.

"Berhenti menyebut namanya" Dirinya memasang muka malas tapi matanya melirik kesana kemari berpikiran bahwa Hinata juga datang.

"Kau cemburu hanya karena aku menyebut Hinata?"

'Aku tidak suka mulut kotormu itu menyebut namanya' Untung Sai tidak bisa mendengar suara hatinya.

"Tapi aku sudah bilang padanya bahwa kau tidak ingin lagi bertemu dengannya" Masih dengan senyum yang memuakkan.

"Kau!" Sasuke ingin sekali melompat lalu meninju si pucat itu tapi ia urungkan karena ada benarnya juga, ia tidak ingin bertemu dengan Hinata. Tapi hanya untuk sekarang, bukan selamanya.

"Tomat-tomat segar ini darinya, dia bilang semoga kau mau memaafkannya"

Sasuke menyenderkan dirinya di batang pohon lalu memejamkan matanya.

Serendipity In Another Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang