Chapter 2 : Hurt and Cold

1.3K 153 18
                                    

" Yo Hinata! Sedang apa kau disini?" Naruto bertanya kepada Hinata dengan senyum merekah di wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Yo Hinata! Sedang apa kau disini?" Naruto bertanya kepada Hinata dengan senyum merekah di wajahnya. Itu adalah senyuman paling bahagia yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

"Aku habis membeli bunga matahari N-Naruto-kun" Susah sekali rasanya menyebut nama seseorang yang di kaguminya sejak kecil. Nama yang pernah membuatnya selalu tersipu saat memanggilnya, tapi sekarang lidahnya terasa sangat kelu saat menyebutnya.

"Begitu ya, aku juga mau membeli bunga untuk- um, bagaimana ya bilangnya hehehe" Naruto terlihat salah tingkah sambil menggaruk tengkuknya.

"Sakura-san bukan?" Suara nya bergetar dan berusaha menahan air mata yang meronta ingin keluar dari tempatnya.

"Eh? Bagaimana kau bisa tau Hinata?"Naruto bertanya dengan tampang bodohnya. Mirai yang masih kecil pun pasti tau untuk siapa dia membeli bunga.

"Melihat wajahmu saja aku sudah tau Naruto-kun" Hinata tersenyum pahit. Sungguh hatinya semakin tergores jika terus berbicara dengan si rambut kuning jabrik ini.

"Benarkah? Ahaha.. Ya memang benar sih, aku tak bisa menyembunyikan rasa bahagiaku. Dua tahun lalu, aku sudah ingin menyerah pada perasaanku, aku berpikir tak ada gunanya mempertahankan cintaku karena dia terus mengejar orang itu. Tapi setelah pernyataan cintaku yang terakhir ia malah menerima perasaanku hehe, dunia memang banyak kejutan ya" Sebuah senyuman tak lepas dari wajahnya.

"Walaupun mungkin Sakura-chan mungkin belum benar-benar mencintaiku tapi setidaknya dia sudah menerima perasaanku dan berniat untuk membalasnya. Itu.. sudah lebih dari cukup" Wajahnya menatap langit dengan lekat dan senyum manis yang senantiasa menghiasi wajahnya.

Sakit sekali, hatinya seperti tertancap jarum besar yang beracun dan perlahan racunnya menyebar. Setiap jantungnya berdetak, ada rasa nyeri yang melengkapi.

"B-begitu ya, selamat Naruto-kun akhirnya perasaanmu selama ini bisa terbalaskan. Aku pergi dulu, sampai jumpa Naruto-kun" Hinata berbalik lalu melangkah, ia mempercepat langkahnya semakin cepat hingga ia berlari. Ia sangat ingin menghindari semua ini. Kenyataan sungguh menyakitkan.

"O-oh sampai jumpa Hinata" Naruto terlihat bingung melihat Hinata yang langsung melesat pergi.

Ia berlari tanpa tujuan dengan air mata yang bercucuran sampai ia tidak melihat ada apa di depannya dan tersandung sesuatu, tubuhnya menyentuh tumpukan salju yang empuk.

Bruk!

Dingin. Tubuhnya menggigil kedinginan, tapi ia menolak untuk bangkit dan terus menangis tanpa suara. Dinginnya malam ini tak sebanding dengan dinginnya perasaan yang ia rasakan. Dingin dan menyakitkan.

Serendipity In Another Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang