"Malam ini kau tidur di rumahku ya? Tidak terasa besok sudah tanggal 31, bentar lagi tahun baru-ttebayo" Kedua orang itu berjalan menyusuri toko-toko yang masih buka, hari terlihat sudah mulai malam.
Sasuke menunduk, langkahnya melambat membuat Naruto menghentikan langkahnya "Kenapa Sasuke?"
Sasuke pun menghentikan langkahnya "Aku mau melihat rumah keluargaku"
Hembusan angin dari arah barat memperlihatkan Rinne Sharingan-nya, tatapan itu tidak bisa dijelaskan.
Naruto menurunkan kedua tangannya yang berada di belakang kepalanya "Sasuke, distrik Uchiha sudah tidak ada sejak Pain menyerang Konoha"
Sasuke menghembuskan nafasnya dengan pelan lalu berjalan mendahului Naruto. "Perkataan Kakashi-sensei tadi tidak usah di pikirkan-ttebayo, lagi pula-"
"Aku tidak memikirkannya" Perlahan tatapan itu berubah menjadi tatapan kosong.
'Bagaimana dia bisa sekuat itu?'
Ya, Kakashi tadi sudah menceritakan semuanya mulai dari pembantaian klan-nya sampai alasan dibalik Itachi melakukan hal tersebut. Benar-benar membuatnya tercengang.
'Aku tidak akan berlama-lama di dunia ini, aku pasti akan kembali kan?'
Keesokan harinya.
"Narutoooo, apa kau sudah bangun? Ini sudah jam 12 siang loh" Tidak ada jawaban, Sakura pun kembali memanggil-manggil namanya.
"Ck dasar!" Sakura mengambil tumpukan salju di depan pintu Naruto lalu membuatnya menjadi bola bermaksud untuk mengerjainya
"Dalam hitungan ketiga kau juga tidak membuka pintu, aku akan mendobrak pintumu! satu.. dua.. ti-"
Ceklek
Buukk!
"Heh, siapa su- eh, Sasuke-kun?! maaf aku pikir tadi Naruto"
Hei, dirinya baru bangun loh? sudah dapat sial saja.
Sasuke mengelap wajahnya yang terkena bola salju tadi dalam satu usapan dan menatap malas Sakura.
"Masuklah, Naruto masih tidur" Ia pun langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri dengan air hangat.
Tanpa menunggu lama Sakura pun masuk ke kamar Naruto bermaksud untuk membangunkannya.
"Naruto, katanya hari ini mau kencan?" Sakura menepuk pelan pipi Naruto.
"Huh? sana lah, aku masih ngantuk" Habis sudah kesabaran Sakura.
"Shannaro!!" Saat itu juga kamar Naruto hancur.
Sasuke menatap datar wajahnya yang ada di cermin mendengar dua orang itu, benar-benar merusak siangnya.
Lagian dimana-mana harusnya lelaki yang menjemput perempuan untuk kencan kan? Naruto, kau sangat tidak lakik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity In Another Life
Fanfiction[Semi-Canon] Aku melangkah diatas penderitaanku sendiri. Tersesat, aku selalu saja kehilangan arah. Aku tidak pernah mengenali diriku sendiri. Aku kehilangan inangku untuk yang kesekian kalinya, maaf aku hanyalah parasit bagimu. Makhluk menjijikkan...