Chapter 13 : Denial

895 67 5
                                    

Tuk!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tuk!

"Eh?" Hinata merasa ada sesuatu yang menyentuh dahinya sedikit keras lalu ia melihat ke lantai kamarnya dan ada sebuah remasan kertas.

"Apa ini?" Hinata pun mengambil remasan kertas tersebut, membuka lalu membacanya.

Apa kau ingin pergi denganku ke Takigakure besok?
Kau terlihat manis dengan hairpin itu.

Coba lihatlah ke bawah.

Hinata langsung mengalihkan pandangannya ke bawah dan mendapati Sasuke sedang menatapnya sambil memainkan pensilnya.

Hinata mundur dua langkah sambil menyentuh dadanya yang mulai berdetak cepat.

Ia kembali membaca kalimat kedua dari surat itu lalu tak lama rona merah di pipinya muncul. Ya Tuhan!

Ia pun berjalan ke arah mejanya dan mulai menuliskan sesuatu, tetapi ia kembali mencoret kata yang ia tulis tadi lalu berpikir. Ia harus menjawab apa?

Cukup lama Hinata berpikir, ia pun menghembuskan nafasnya dan menjernihkan pikirannya. Setelah merasa lebih baik ia pun langsung menuliskan sesuatu di balik kertas tersebut.

'Mengapa dia lama sekali?' Sasuke pun menurunkan pandangannya pegal karena terus-terusan mendongak.

Tak lama ada sebuah remasan kertas yang jatuh di atas kepalanya, dengan cepat ia menangkap remasan  kertas tersebut. Apa Hinata baru saja membalas perbuatannya?
Ia pun membuka kertas tersebut lalu membacanya.

Pagi juga, ya tentu saja. Aku dengar desa itu sangat indah.
Terima kasih, itu karena hairpin darimu.
Potongan rambutmu itu juga aku suka, kau jadi terkesan lebih imut^^

Apa? Imut? Apa itu sarkas?

Sasuke kembali menengadahkan kepalanya dan melihat Hinata sedang menopang dagu sambil tersenyum manis. Entah kenapa itu terkesan sedang menantang.

Setelah beberapa detik mereka bertatapan, Hinata melambaikan tangannya lalu kembali masuk ke kamarnya. Sasuke pun menduduki dirinya dan bersandar di sebuah batang pohon menikmati angin yang berhembus dengan lembut.

Ah, benar saja ia harus menggunakan topeng sok imut ini untuk menutupi identitasnya.
.
.
.
"Ck! Apa-apaan ini?" Sasuke merasa sangat kesal dan jenuh karena sudah hampir lima jam ia hanya duduk, bolak-balik memastikan, lalu duduk lagi.

Ia lebih merasa seperti pengangguran saat diberi tugas seperti ini, apalagi ia harus berjaga sampai malam? Astaga, bisa-bisa ia mati kebosanan karena tugas yang tidak berguna ini.

"Sasuke, ayo berganti" Sasuke langsung menoleh dan mendapati sahabat kakaknya sedang berdiri sambil memasukkan kedua tangannya di saku celana. Meski ia menggunakan topeng, tentu Sasuke bisa langsung mengenalinya.

"Shisui-san" Benar juga, sudah seminggu lebih ia berada disini ia belum ada melihat Shisui.

"Hah.. Padahal sudah seminggu aku melaksanakan misi, tetap saja besoknya disuruh berjaga. Ōsama memang keras ya" Shisui duduk di sebelah Sasuke sambil terkekeh.

Serendipity In Another Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang