satu

27.1K 1.1K 29
                                    


-cast-

Fayaz Natthanendra|17•

•Fayaz Natthanendra|17•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gafaro Nolansyah|17•

•Gafaro Nolansyah|17•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|GAFAROFAYAZ|


























"GAFARO!!"

Gafa meringis ketika mendengar teriakan seorang cowo yang sudah dia hafal di luar kepala. Gafa mencoba berjalan dengan cepat untuk menghindari seseorang yang ia yakini sedang mengejarnya di belakang sana.

"GAFARO TUNGGU!"

Seakan terlihat tuli, Gafa tidak menggubris ucapan cowo itu. Dia tetap melangkah dengan cepat untuk menghindar dari cowo mungil yang setiap hari selalu muncul di hadapannya.

Ketika Gafaro berhasil masuk kedalam mobilnya dia merasa senang, karena bisa menghindar dari cowo yang sangat ia benci itu. Namun, rasa senang itu hanya menetap sebentar, karena saat ini cowo mungil itu berdiri di depan mobil Gafaro dengan kedua tangan yang direntangkan.

"GAFARO, AKU PULANG BARENG KAMU YA?" cowo mungil itu masih saja menaikkan nada suaranya. Dia juga memasang senyum yang begitu manis.

Gafaro menghela nafas kasar, dia menyembulkan kepalanya keluar melalui jendela kaca mobil. "Gak, minggir sekarang."

"Gak mauuuuu! Pokoknya aku mau pulang bareng kamu Gafaro!"

"Ogah! Buruan minggir!"

"Gak mauuuu, hari ini aku gak di jemput!" cowo itu tetap kukuh berdiri di depan mobil Gafaro. Menghadangnya dengan berani tanpa rasa takut.

"Bodo amat, cepet minggir! Gue buru buru!" ketus Gafaro.

Tetapi cowo mungil itu tetap diam menghiraukan ucapan Gafaro.

Gafaro menyerah, tidak ada gunanya berbicara dengan cowo mungil keras kepala itu.

"Anjing! Masuk!" Gafaro benar benar kesal. Dan akhirnya dia membiarkan cowo itu menang lagi.

Cowo mungil bernama Fayaz itu tersenyum. Dia berlari kecil dan setelahnya masuk kedalam mobil Gafaro. Fayaz terlihat sangat senang.

"Makasih Gafaro!" ucap Fayaz dengan riang.

"Diem atau Lo keluar dari mobil gue?"

"Iya iya! Aku diem!" Fayaz menurut patuh, meskipun wajahnya cemberut.

Fayaz Natthanendra namanya. Cowo mungil dengan paras wajah manis dan tampan. Badannya mungil dan itu terlihat sangat lucu. Tingkahnya juga tidak kalah lucu. Semua orang disekolah tau bahwa Fayaz menyukai Gafaro, karena Fayaz mengejar Gafaro sejak masa MPLS. Namun, seperti yaang semua orang tau, Gafaro dengan terang terangan menolak cowo mungil itu, alasannya karena dia tidak suka dengan cara Fayaz yang selalu mengganggu kehidupannya di sekolah. Bagi Gafaro itu sangat menyebalkan, apalagi Gafaro tidak suka cowo. Dia masih suka dengan perempuan.

"Rumah Lo?" Gafaro bertanya ketika mobilnya sudah keluar dari area sekolah. Meskipun dia bertanya, namun nadanya terdengar tidak sabaran dan ketus, Fayaz bisa merasakannya.

"Hah?" Fayaz sedikit bingung dengan ucapan Gafaro.

Gafaro menghela nafas, "Rumah Lo dimana?"

"Ohh.. itu.. kompleks cempaka." setelah menjawab pertanyaan itu, Fayaz dan Gafaro kembali diam.

Fayaz sebenarnya sangat tidak menyukai situasi saat ini. Fayaz itu orangnya sangat aktif dan ingin terus bicara, tapi ketika bersama Gafaro yang tidak menyukai orang sepertinya, Fayaz bisa menahan mulutnya untuk diam, tapi terkadang dia ingin memulai pembicaraan meskipun tidak banyak.

"Gafaro, besok kamu mau jemput aku gak?"

"Lo tau jawaban gue."

Fayaz cemberut, namun dia kembali mengeluarkan suara.

"Gafaro, kamu mau temenin aku ke perpus kota Minggu depan gak?"

"Gak!"

"Kamu tau gak? Tiga hari lagi aku ulang tahun-"

"Gak peduli."

Fayaz menatap Gafaro dengan kesal. Kenapa Gafaro selalu bersikap cuek padanya, padahal ketika bersama orang lain atau teman-temannya, dia gak secuek ini.

"Dasar nyebelin." Gumam Fayaz dengan nada kecil.

"Lo ngomong apa barusan?"

"Aku gak ngomong apa apa.",

Gafaro diam, tidak peduli lagi.

"Gafaro, kamu tau kan aku suka sama kamu dari kelas sepuluh?"

Gafaro tidak menjawab dia hanya diam.

"Kamu kapan sih suka balik sama aku?" Aku beneran sesuka itu sama kamu. Aku selalu berharap kita bisa pacaran sebelum lulus..."

"Dalam mimpi Lo."

"Jahat banget."

"Gue emang jahat, jadi Lo harus berhenti suka sama gue! Ngerti?"

"Enggak, aku tetep suka sama kamu meskipun kamu bakalan jahatin aku terus." Fayaz malah tersenyum manis. Gafaro yang melihat senyum itu meski sekilas hanya menggelengkan kepalanya. Bagi Gafaro Fayaz itu sangat aneh.

"Terserah Lo. Rumah Lo yang mana?"

"Itu, gerbang warna coklat."

Mobil berhenti tepat di depan gerbang rumah Fayaz.

"Makasih Gafaro! Oh iya, tawaran aku buat ngajak kamu ke perpus kota Minggu depan masih berlaku ya."

"Gue gak minat! Mending Lo turun sekarang." ketus Gafaro. Dia udah capek denger Fayaz ngomong terus.

"Kamu gak mau mampir dulu?"

"Gak! Udah sono cepet turun!"

"Iya iyaa! Gak sabaran banget sih!"

"Serah gue lah!"

"Marah marah mulu, cepet tua baru tau rasa." Fayaz mendumel dengan rendah, Gafaro mendengarnya tapi dia hanya diam.

Ketika Fayaz sudah keluar dari dalam mobil. Dia kembali membuka suara,

"Makasih ya Gafaro! Kalo bisa sih, sering sering kita pulang bareng."

"Mau Lo itu, gue sih ogah."

Fayaz hanya mengerucutkan bibirnya, ketika dia ingin membuka suara lagi, Gafaro sudah lebih dulu pergi dengan mobilnya. Mengabaikan Fayaz yang hanya menganga melihat Gafaro pergi begitu saja.

Fayaz menghela nafas melihat mobil Gafaro yang semakin menjauh, "Kapan sih kamu suka sama aku Gafaro? Aku harus usaha kayak gimana lagi? Bentar lagi kita udah lulus, kalau sampai saat itu kamu belum bales rasa suka aku, mungkin aku beneran udah nyerah."

Setelah bermonolog dengan dirinya sendiri, Fayaz memasuki area rumahnya. Hari ini dia benar benar sangat lelah. Dia lelah dengan semua kehidupannya, termasuk mengejar cinta Gafaro. Dia lelah, tetapi dia enggan untuk menyerah.

tbc

GAFAROFAYAZ [GEMINIFOURTH] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang