enambelas

7.7K 478 27
                                    

ada yg sadarkah covernya ganti? Oh gak ada ya, ngokey gaoaoa. Happy reading ges.






Fayaz membuka pintu apartemen milik Cika dengan kasar. Dia mengetahui password apartemen Cika, karena Cika memberi tahu sebelumnya di chat.

Fayaz berlari menuju kamar Cika. Ketika dia membuka pintu kamar milik gadis mungil itu, dia bisa melihat keadaan Cika sangat kacau. Bahkan kamarnya menjadi berantakan bak kapal pecah.

Cika menatap Fayaz yang sedang menatapnya dengan prihatin. Fayaz melangkah kecil lalu berjongkok untuk menyamai Cika yang sedang terduduk lemas di lantai kamar.

"Maaf, kakak lama Cika."

Cika tidak menjawab apapun. Dia hanya bisa menggeleng sebelum bergerak untuk memeluk badan Fayaz.

Gadis itu menangis terisak dengan luka lebam di setiap tubuh dan wajahnya. Lebam keunguan menghiasi kedua pipinya, begitupun disudut mata kirinya. Gadis itu baru saja mengalami kekerasan dari sang ayah.

"Kita kerumah sakit sekarang ya Cika? Luka kamu harus di obatin biar gak tambah sakit."

"Kak Fayaz... aku capek.." Cika berkata lirih. Dia enggan melepas pelukannya. Isak tangis masih terdengar jelas di kamar ini.

"Kamu bisa nangis sepuasnya Cika." balas Fayaz sembari mengusap lembut punggung Cika.

"Sakit kak..."

"Iya, mangkanya kita obatin sekarang aja ya? Kita kerumah sakit."

Fayaz kemudian melepas pelukan Cika. Dia menatap wajah Cika lalu bagian tubuh Cika yang di penuh dengan lebam keunguan. Sepertinya itu juga bekas luka Minggu kemaren yang belum sepenuhnya membaik. Belum lagi kamar Cika yang kini terlihat berantakan.

"Kali ini Ayah kamu udah keterlaluan Cika. Kita harus laporin ini ke pihak yang berwajib."

"Enggak kak.. bagaimanapun dia masih ayah aku."

"Tapi dia jahat sama kamu, Cika."

Cika tidak menjawab dia hanya diam dengan tatapan kosongnya.

Semuanya berawal dari Fayaz yang tidak sengaja melihat Cika di tampar oleh Ayahnya di depan rumahnya sendiri. Saat itu Fayaz mengantar Cika pulang dan dia tidak sengaja melihat Cika di tampar oleh Ayahnya. Fayaz tidak mengerti apa yang sedang terjadi, tetapi saat itu Fayaz langsung menghampiri Cika saat Ayahnya sudah pergi meninggalkan rumah. Dan dari sanalah Cika mulai terbuka dan bercerita pada Fayaz.

Sekarang ini Fayaz menuntun Cika keluar dari apartemen. Dia harus membawa Cika ke rumah sakit. Lebam pada tubuh Cika tidak mungkin dia obati sendiri. Luka baru dan bekas luka yang lama terlihat semakin parah, Fayaz khawatir itu akan membuat Cika semakin kesakitan, jadi dia memutuskan membawa Cika ke rumah sakit terdekat.

Fayaz sebelumnya sudah menyuruh taxi yang dia tumpangi tadi untuk menunggunya, karena Fayaz tahu bahwa Cika akan menjadi seperti ini. Dia juga sudah berencana membawa Cika kerumah sakit jika terjadi sesuatu pada gadis itu.

Langkah Cika sangat pelan. Kakinya tidak bisa berjalan dengan benar. Fayaz sebenarnya ingin menggendong Cika, tetapi dia benar benar tidak sekuat itu. Katakanlah Fayaz lemah, tapi memang begitu adanya.

"Fayaz."

Fayaz terkejut mendengar seseorang yang memanggilnya. Dia berhenti melangkah dengan menahan tubuh Cika. Fayaz menatap seseorang yang sedang berdiri di sampingnya.

"Gafaro," gumam Fayaz, menatap Gafaro dengan wajah bersalah. "Kamu kenapa bisa disini?"

Gafaro tidak menjawab pertanyaan Fayaz, tetapi dia melihat ke arah Cika yang terlihat kacau keadaannya. Bahkan Cika sepertinya tidak menyadari keberadaannya. Gadis itu hanya menatap kosong ke arah jalanan.

GAFAROFAYAZ [GEMINIFOURTH] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang