duapuluhempat

7.8K 503 79
                                    

3,5 tahun kemudian...

Sudah tiga setengah tahun lamanya Gafaro dan Fayaz menjalani hubungan jarak jauh. Di tahun pertama semuanya masih baik-baik saja. Tidak ada kendala dan masalah dalam komunikasi mereka. Di tahun kedua, komunikasi semakin renggang, keduanya sama-sama sibuk sehingga itu membuat waktu untuk saling menghubungi terhambat. Hingga akhirnya di tahun ketiga mereka benar-benar kehilangan komunikasi yang seharusnya mereka jalin. Masalah utamanya ada pada kesibukan mereka pada kuliah. Perbedaan waktu juga menjadi salah satu hal yang membuat komunikasi keduanya hampir hilang. Tetapi mereka berdua masih saling memberi kabar meskipun itu hanya sekedar dibaca. Mereka masih berusaha dan mencoba yang terbaik untuk hubungan ini.

Fayaz menghela nafas kasar. Dia baru saja pulang dari cafe setelah mengerjakan tugas kuliahnya yang sangat mencekik lehernya. Dia bahkan kehilangan waktu santai akhir-akhir ini. Tugas dengan deadline yang berdekatan membuat Fayaz harus ekstra berkerja lebih keras. Omong-omong, Fayaz mengambil jurusan kedokteran gigi.

Fayaz melempar tubuhnya ke kasur. Dia tiba-tiba merindukan Gafaro. Bohong rasanya jika selama kurang lebih tiga tahun ini Fayaz merasa baik-baik saja atau sudah terbiasa tanpa hadirnya Gafaro. Fayaz selalu menangis dalam diam di malam hari. Dia terkadang merasa kesulitan untuk melanjutkan harinya, karena rasa rindu yang sangat besar terhadap Gafaro. Apalagi, cowo itu sangat sulit untuk di hubungi. Semuanya seperti menghilang begitu saja, terkadang mereka hanya bisa membaca pesan yang saling dikirim tanpa membalas.

Air mata Fayaz menetes. Dia sudah terbiasa seperti ini. Ketika dia menangis dalam diam, sebuah pesan masuk kedalam ponselnya. Fayaz tersenyum kecil. Itu adalah pesan dari Gafaro.

Ketika Fayaz membaca isi pesan dari Gafaro

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika Fayaz membaca isi pesan dari Gafaro. Dia tidak bisa menahan senyumnya. Jantungnya berdegup lebih kencang. Hatinya berdesir ketika membaca pesan itu. Dia meneteskan air matanya. Fayaz hanya tidak percaya bahwa Gafaro selalu menjadi yang pertama ingat dengan anniversary mereka. Fayaz sebenarnya sudah menulisnya di note meja belajar, tetapi dia terkadang melupakannya, dan Gafaro selalu menjadi yang pertama mengucapkan itu. Fayaz selalu tersentuh dan menghargai bagaimana Gafaro mengingat hari penting ini.

Senyum Fayaz merekah. Dia tidak membalas pesan Gafaro. Dia hanya membacanya dan menatap lama foto itu. Gafaro sangat lucu, tetapi kedua matanya terlihat sangat lelah. Fayaz tidak tahu bagaimana Gafaro disana, tetapi Fayaz yakin Gafaro pasti sangatlah sibuk.

Fayaz tiba-tiba ingat bahwa mulai minggu depan dia sudah mendapatkan jatah libur semester. Fayaz tersenyum kecil, lalu dia pergi ke kamar orang tuanya.

"Bunda! Ayah!" panggil Fayaz di depan kamar orang tuanya.

Bunda Fayaz membuka pintu kamarnya. Dia bisa melihat Fayaz yang sedang tersenyum cerah di depannya.

"Kenapa senyam senyum?" tanya sang Bunda.

"Ayah juga di dalam?"

"Iya, kenapa?"

"Mau ngomong, tapi di dalam aja." ujar Fayaz lalu mendorong Bundanya untuk masuk kamar kembali.

GAFAROFAYAZ [GEMINIFOURTH] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang