tujuh

12.6K 868 58
                                    

"Kak Fayaz." Panggil Cika ketika melihat Fayaz baru saja keluar dari kelasnya. Mereka kini bersiap untuk pulang, dan Cika memang sengaja menunggu Fayaz keluar.

"Nungguin?" tanya Fayaz.

Cika mengangguk, "Ada yang mau aku omongin sama kak Fayaz."

Fayaz mengangguk. Keduanya mulai berjalan agak menjauh dari kelas.

Fayaz tahu Cika menyukainya, tentu saja dia bisa merasakan perhatian gadis imut itu. Fayaz pernah ada di posisi Cika, dan dia tidak pernah keberatan meskipun Cika selalu berada di sekitarnya. Dia hanya ingin menghargai perasaan Cika, dan juga dia ingin membuka hatinya supaya dia bisa melupakan Gafaro dengan cepat, karena jujur saja sampai saat ini Gafaro masih yang pertama di lubuk hatinya.

"Kak Fayaz," panggil Cika.

Mereka berhenti berjalan. Keduanya kini saling berhadapan untuk berbicara.

"Iya? Mau ngomong apa Cika?"

Cika menunduk malu, "Kak Fayaz mau gak ikut double date?"

"Hah? Double date?"

Cika mengangguk dengan antusias, "Iya,"

"Tapi kakak sama siapa? Kan gak punya pacar."

"Kan bisa sama aku kak... Gak harus punya pacar kok.." jelas Cika dengan wajah tersipu.

Fayaz tersenyum. Ternyata, Cika ini sedang mengajaknya ya? Lucu sekali, pikir Fayaz.

"Yaudah, kakak mau."

"Seriusan?"

"Iya, Cikaa."

Cika tidak bisa menahan senyumnya. Dia tersenyum begitu lebar karena bahagia.

"Kak Fayaz makasih!"

"Iya, santai aja, emangnya kita double datenya bareng siapa?"

"Oh iya, aku lupa bilang. Itu, Kakak sepupu aku yang ngajakin. Dia baru aja jadian sama pacarnya tiga hari yang lalu."

"Oh, masih baru ya.."

"Iya, masih bau bau bucin."

Kemudian mereka tertawa. Fayaz tiba tiba mengusak rambut Cika karena gemas.

"Ih, jadi berantakan!"

"Iya maaf, sini kakak benerin." Akhirnya Fayaz dengan telaten merapikan rambut dan poni Cika dengan sabar.

"Nanti kakak jemput ya? Kalo berangkat pake taxi gak apa apa?"

Cika tersenyum dengan binar di kedua matanya, "Gak apa apa dong!"

"Yaudah, berarti nanti jam tujuh Kakak jemput ya?"

Cika mengangguk antusias. Setelahnya Cika segera pamit untuk pulang lebih dahulu karena supir jemputannya sudah datang.

Ketika Cika pergi, Fayaz menghela nafas pelan. Dia sudah mencoba membuka hatinya untuk Cika, tetapi dia belum bisa melupakan Gafaro, perasaannya pada Cika hanya terlihat seperti seorang kakak kepada adiknya. Fayaz berharap, dia mau membuka hatinya lebih dalam untuk Cika.

Dilain sisi, Gafaro sedari tadi melihat interaksi Fayaz dan Cika. Dia berdiri jauh di balik tembok. Dia melihat semua perlakuan Fayaz pada Cika, meskipun dia tidak mendengar pembicaraan mereka, tetapi Gafaro tau bahwa itu pembicaraan yang terlihat menyenangkan. Dia bisa melihat tawa dan senyum malu malu dari Cika.

Sekali lagi, Gafaro merasakan kesal tanpa ia sadari penyebabnya.

Gafaro berjalan dengan santai. Dia sengaja berjalan di depan Fayaz, tetapi Fayaz hanya menatapnya beberapa detik, lalu cowo itu melangkah pergi lebih dulu. Melihat Fayaz menghindarinya seperti itu membuat Gafaro semakin marah. Dia tidak mengerti, tetapi dia kesal setiap kali Fayaz mencoba menghindarinya. Dia bahkan lupa bahwa dialah yang ingin Fayaz menjauh dari kehidupannya, tetapi saat ini, kenapa dia merasa ada sesuatu yang hilang setelah Fayaz menjauh dari kehidupannya?

GAFAROFAYAZ [GEMINIFOURTH] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang