duapuluhlima

9K 485 30
                                    

Warning 🔞❗







Deru nafas panas menerpa kulit keduanya. Tubuh mereka tidak di baluti oleh sehelai benangpun. Hawa dingin masuk melalui celah jendela kamar apartemen. Gafaro menatap tubuh Fayaz dengan tatapan lapar. Sedangkan yang ditatap tidak bisa menahan rasa malu yang menyelimuti dirinya. Dia bisa merasakan tubuhnya memanas dua kali lipat dari sebelumnya ketika mereka berciuman di ruang tv.

Fayaz tidak tahan. Dia menegur Gafaro ketika pacarnya itu hanya menatap tubuhnya tanpa melakukan apapun.

"Gafaro, jangan diem. Aku malu!" seru Fayaz. Dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Sedangkan kedua kakinya menutup rapat. Fayaz benar-benar tidak tahan dengan suasana ini. Dia sangat malu.

Gafaro terkekeh mendengar ucapan Fayaz. Dia kini menindih tubuh Fayaz sehingga wajah mereka kini saling berhadapan. Gafaro mengambil kedua tangan Fayaz yang menutupi wajahnya. Ketika Fayaz membuka matanya, dia menahan nafasnya karena Gafaro kini telah berada i di atasnya.

"Jangan tegang gitu, sayang."

"Gimana gak tegang, kamu ngeliatin aku gitu banget. Nakutin tau gak?" balas Fayaz. Dia kini mulai tenang kembali.

"Fayaz, Kamu indah banget." ucap Gafaro sembari mengusap kening Fayaz dengan lembut.

"Udah ah, kamu gombal mulu." balas Fayaz yang sebenarnya salah tingkah.

Gafaro tersenyum. Dia kemudian menunduk untuk melihat dua puting milik Fayaz. Gafaro dengan sengaja memegangnya dan memainkan puting itu sehingga Fayaz terkejut.

"Ah!" desah Fayaz. Dia cukup terkejut dengan apa yang dilakukan Gafaro. Fayaz tidak tahu bahwa tubuhnya begitu sensitif di bagian itu.

"Gafaro-" Fayaz tidak bisa melanjutkan ucapannya karena Gafaro lebih dulu mencium bibirnya.

Dengan kedua tubuh yang sudah naked, kulit mereka saling bersentuhan. Di bawah sana milik keduanya saling bergesekan sehingga itu menimbulkan sengatan listrik setiap kali kulit mereka bersentuhan. Seperti ada rasa panas dan sesuatu yang hangat. Sentuhan itu membuat keduanya menciptakan nafsu yang mulai sulit untuk di kendalikan.

Mereka saling berciuman tanpa mempedulikan hawa dingin yang datang dan manembus kulit keduanya. Rasa dingin itu akan hilang begitu saja karena sentuhan kulit mereka yang semakin memanas.

Ciuman itu semakin dalam. Gafaro melumat bibir ranum itu yang kian menjadi candu favoritnya. Mereka saling melumat, menggigit bibir satu sama lain hingga keduanya membuka mulut untuk memperdalam ciuman yang enggan untuk di hentikan. Nikmatnya ciuman telah mengalihkan seluruh atensi mereka pada sekitarnya. Mulut semakin terbuka ketika Gafaro berusaha memperdalam ciumannya dengan mengakses setiap inci isi di mulut Fayaz. Sedangkan Fayaz menekan kepala Gafaro sehingga ciuman itu menjadi lebih brutal. Lidah mereka saling membelit, berperang dan bermain-main sehingga menciptakan sebuah kenikmatan yang lagi-lagi membawa mereka pada candunya bibir masing-masing. Saat ini hanya ada nafsu belaka untuk menuntaskan hasrat keduanya.

Dibawah sana milik keduanya sudah berdiri sempurna. Benda itu ingin segera dituntaskan. Gafaro melepas ciumannya. Dia memegang milik Fayaz yang sebenarnya tidak terlalu besar. Itu begitu pas di telapak tangannya. Gafaro menggerakkan tangannya ke tas dan bawah sehingga Fayaz menggelengkan kepalanya karena tidak kuat dengan apa yang di lakukan Gafaro pada miliknya.

"Ahh!"

Fayaz mendesah untuk kedua kalinya. Cairan kental itu keluar tepat mengenai tangan dan perut Gafaro. Fayaz memejamkan kedua matanya dengan mulut yang sedikit terbuka. Sedangkan Gafaro tersenyum miring melihat Fayaz menikmati apa yang baru saja dia lakukan. Pemandangan Fayaz yang seperti ini sangatlah seksi, sehingga Gafaro tidak bisa menahannya lebih lama lagi. Tetapi sebelum itu dia harus mempersiapkan Fayaz terlebih dahulu.

GAFAROFAYAZ [GEMINIFOURTH] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang