empat

10.9K 818 13
                                    

Double up! Happy reading!









"Gafaro!"

Fayaz memanggil Gafaro ketika melihat cowo itu baru saja keluar dari mobilnya. Iya, Gafaro ke sekolah naik mobil, tenang aja, dia udah punya sim kok.

Ketika Fayaz berlari untuk mendekati Gafaro, cowo itu dengan cepat melangkah meninggalkan mobilnya yang baru saja terparkir. Mood Gafaro menjadi jelek karena paginya kini disambut dengan Fayaz.

"Tuh orang gak cape apa ngikutin gue terus." gerutu Gafaro dengan langkah yang semakin cepat. Dia benar benar tidak ingin melihat Fayaz sekarang.

"Gafaro tunggu!" Akhirnya Fayaz bisa menyamai langkahnya dengan Gafaro.

"Apaan sih!" Gafaro menepis tangan Fayaz yang memegang lengannya.

"Maaf.."

"Mau Lo apasih? Gue muak liat muka Lo!"

Fayaz tersenyum pahit, "Gafaro, aku mau ngomong sesuatu."

"Gue buru-buru!" Balas Gafaro, lalu dia kembali berjalan tanpa mempedulikan Fayaz.

"Gafarooo!" Fayaz berteriak ketika Gafaro hendak menaiki tangga menuju kelasnya. Fayaz berlari, dia tidak menyerah untuk berbicara dengan cowo itu.

"Gafaro tunggu! Aku cuman mau bilang hari ini aku ulang tahun!"

Gafaro berdecak ketika Fayaz berhasil menahannya di tangga. "Gue gak peduli."

Fayaz menghela nafas kecil. Itu jawaban yang sama selama kurang lebih tiga tahun ini. Gafaro tidak akan pernah peduli pada hari ulang tahunnya.

"Iya iyaaa, aku tau kamu gak peduli, tapi aku pengen ngomong sesuatu sama kamu."

"Gak penting."

"Tapi ini penting buat aku Gafaro."

"Gue gak peduli!"

"Gafaro pleaseee...." Fayaz memohon, kedua telapak tangannya yang menyatu. Bahkan ekspresi wajahnya di buat semenyedihkan mungkin.

Melihat tingkah Fayaz, Gafaro bergidik, "Sok imut."

"Aku gak sok imut!"

"Apaan?"

"Hah? Apanya?" tanya Fayaz bingung.

Gafaro berdecak sebal, "Lo bilang mau ngomong sesuatu sama gue, apaan?"

Fayaz tersenyum, "Gak sekarang, nanti ya pulang sekolah? Kita pulang bareng."

"Buang buang waktu, dan gue gak mau pulang bareng Lo."

"Jahat banget sih!" kesal Fayaz.

"Bodo amat."

"Pokoknya aku nanti pulang bareng kamu!" setelah mengatakan itu Fayaz segera pergi meninggalkan Gafaro. Dia juga harus segera memasuki kelasnya, karena mungkin sebentar lagi bel masuk akan segera berbunyi.

Fayaz berjalan dengan lesuh ketika langkahnya semakin dekat dengan kelas. Dia merasa tidak bersemangat untuk hari ini, apalagi dia akan mengakhiri semua usahanya untuk mendekati Gafaro. Sebenarnya, Fayaz tidak siap, namun dia harus melakukanya, mau tidak mau. Mengakhiri semuanya tanpa hasil sedikitpun. Fayaz kini sadar, Gafaro memang tidak pernah menganggap keberadaannya.

••••

"Kak Fayaz!" Panggil seorang cewe mungil.

Sekarang ini sedang jam istirahat.

Fayaz menoleh ketika mendengar seseorang memanggilnya. Saat ini Fayaz tengah berada di kantin. Dia baru saja selesai mengambil bakso yang dia beli. Dia tengah memegang semangkok bakso.

Cewe itu menghampiri Fayaz dengan riang.

"Kak Fayaz!" sapanya lagi dengan wajah yang terlihat begitu imut dan cantik.

"Iya Cika, kenapa?"

"Kak Fayaz mau makan bareng Cika gak? Tuh, Cika udah dapet meja, tapi bareng temen temen." Cika menunjuk tempatnya pada Fayaz. Disana ada dua teman Ica yang sedang melihat ke arah mereka, Fayaz tersenyum pada dua teman Cika.

"Gak apa apa?"

"Gak apa apa dong! Cika malah seneng kalo kak Fayaz mau makan bareng Cika." Jujur dan terlalu polos. Fayaz tersenyum ramah.

Cika adalah adik kelas Fayaz, mereka saling mengenal karena sebelumnya Fayaz mengikuti ekskul PMR, tetapi ketika kelas 12 Fayaz sudah tidak lagi aktif. Dan satu fakta lagi, Cika menyukai Fayaz, meski dia tau Fayaz mengejar Gafaro.

"Ayo kak." ajak Cika dengan senang, namun...

"Maaf Cika, gak jadi. Kakak mau makan bareng Gafaro aja." Dengan cepat Fayaz beralih meninggalkan Cika. Dia baru saja melihat Gafaro yang memasuki kantin dengan Jihan.

Cika hanya mengerucutkan bibirnya, lalu, cewe imut itu kembali ke mejanya.

Dilain sisi Fayaz kini duduk di kursi tepat sebelah Gafaro.

"Gafaro, aku makan disini ya?"

Gafaro hanya diam, malas meladeni Fayaz yang ujung ujungnya tetap keras kepala.

Jihan melirik ke arah Fayaz, "PELAKOR banget jadi orang."

Fayaz mendengar, namun dia enggan menanggapi. Dia hanya balas melirik Jihan.

"Gafaro, nanti pulangnya jangan lupa ya?"

"Gak janji."

"Ihhh kamu mau kemana bareng dia?" Jihan merengek ketika mendengar pembicaraan mereka.

"Kepo!" seru Fayaz, lalu lanjut menyuapkan baksonya tanpa peduli pada Jihan yang kesal.

"Sayangggg..." Rengek Jihan.

"Berisik! Gue mau makan!" seru Gafaro kesal. Dia itu sudah cukup kesal dengan keberadaan Fayaz, tapi Jihan malah membuat moodnya semakin rusak. Kenapa cewe cewe yang selalu jadi pacar dia itu cerewet dan berisik semua. Gafaro heran banget selalu dapet cewe begitu, untungnya cantik.

Akhirnya setelah menit berlalu mereka hanya makan dengan diam, namun Fayaz terus berceloteh kecil untuk mengobrol dengan Gafaro, meskipun Gafaro hanya diam tidak menggubrisnya.

Dan hal seperti ini hanya Fayaz yang berani melakukannya. Ketika Gafaro sudah berada di titik kesal, dia akan menyuruh semua orang untuk diam dan tidak banyak bicara, tetapi ketika Fayaz yang berbicara Gafaro seakan diam dan menulikan telinganya. Dia hanya sudah terbiasa dengan tingkah Fayaz. Jadi, dia hanya diam, karena dia pikir menyuruh Fayaz untuk diam itu tidak ada gunanya. Ingat, Fayaz itu keras kepala. Sekarang, Jihan bahkan merasa seperti orang ketiga di antara Gafaro dan Fayaz. Sebenarnya siapa pacar Gafaro? Meskipun Gafaro hanya mendiamkan Fayaz, tetapi Gafaro akan berdecak kesal ketika Jihan yang mulai berbicara.




Lanjutannya di bawah...

GAFAROFAYAZ [GEMINIFOURTH] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang