Satu Minggu sudah berlalu. Selama itu pula Fayaz benar benar menjauh dari seorang Gafaro. Bahkan ketika dia melihat Gafaro dari jarak yang masih terbilang jauh, Fayaz akan menghindar sebisa mungkin. Move on itu sangat sulit, jadi jangan menganggap apa yang di lakukan Fayaz itu berlebihan.
"Huaaaa Fayazzzz hiks... Hiks..." Jihan memasuki kelas dengan keadaan menangis. Dia menghampiri Fayaz yang sedang menulis sesuatu di bukunya.
Fayaz terkejut melihat Jihan menangis seperti itu. Namun, untuk beberapa saat dia sudah menemukan jawabannya. Pasti Gafaro mutusin Jihan.
"Fayazzzz hiks... Hiks... Gafa hiks.. mutusin guee... Huaaaa...." tangisan Jihan semakin menjadi.
Fayaz menggelengkan kepala, "Salah Lo pacaran sama si Gafaro."
"Fayazz hiks.... Maafin gue karena gue waktu itu sering kesel sama Lo hiks .."
"Iya iya santai aja, gue kalo jadi Lo pasti juga kesel kok. Lagian siapa yang mau pacaran di gangguin." jelas Fayaz.
Jihan menghapus air matanya, dia menatap Fayaz serius kali ini, "Tapi yaz, Lo tau gak sih? Si Gafa sering marah marah selama Lo udah gak ganggu dia."
"Hah? Marah marah? Perasaan Lo aja kali, yang ada kalo gue gangguin dia pasti dia marah marah terus."
"Iyasih, tapi ini tuh beda. Lo tau gak? Itu tuh kayak dia kehilangan arah. Dia suka marah marah gak jelas. Mangkanya dia mutusin gue juga gak tau sebabnya tiba tiba minta putus aja. Heran gue!"
"Gak usah heran sih, dia kalo pacaran emang gak lebih dari seminggu." jelas Fayaz dengan polos.
"Anjir gak usah di perjelas kali." Jihan merenggut kesal.
"Biar lo sadar!"
"Iya sih." balas Jihan, kemudian mereka tertawa bersama.
••••
"Gaf, fokus!!" Marta entah sudah berapa kali menegur permainan futsal Gafaro yang entah kenapa semakin buruk.
Latihan diberhentikan untuk sementara. Gafaro mengacak rambutnya frustasi. Dia berjalan menuju pinggir lapangan, kemudian dia mengambil air botol yang di letakkan di dalam box es.
Marta menghampiri Gafaro dengan wajah lelah, "Lo kenapa sih Gaf? tiga Minggu lagi kita turnamen, tapi selama seminggu ini permainan lo semakin buruk."
"Lo diem!" balas Gafaro dengan kesal, dia kemudian meneguk air botol secara kasar.
Marta menghela nafas, "Lo itu sebenarnya kenapa? Udah seminggu mood Lo jelek banget. Lo sering marah marah dan kesel tanpa sebab. Kalo Lo punya masalah, Lo bisa cerita sama gue Gaf. Jangan lampiasin kemarahan Lo sama orang orang yang gak bersalah, apalagi kemarahan Lo itu mempengaruhi permainan tim. Inget Gaf, Lo itu kapten disini."
Helaan nafas kasar terdengar. Deru nafas Gafaro tidak teratur. Seseorang selalu mengganggu dan masuk dalam pikirannya. Dia tidak berharap menjadi seperti ini ketika Fayaz berhenti mengganggunya. Ya, orang yang selalu mengganggu pikirannya selama seminggu ini adalah Fayaz.
Gafaro, "Gue butuh waktu buat jelasin ke Lo Mar."
"Ini tentang Fayaz kan?" tebak Marta.
Gafaro melihat Marta, dia bingung, bagaimana bisa temannya ini menebak dengan benar.
"Muka Lo gak usah kaget gitu. Lo kangen kan sama Fayaz?"
Gafaro memalingkan wajahnya, "Ngaco Lo."
"Halah, gak usah denial, jujur aja Lo sama gue."
"Gak."
Marta tertawa, "Gue udah merhatiin Lo selama seminggu di tinggal Fayaz, Lo udah kayak orang kesurupan. Kerjaannya marah marah gak jelas. Kalo sampe Lo latihan gak bener lagi, gue bakalan panggil Fayaz biar nemenin Lo latian disini."
"Gak jelas Lo." Gafaro mengelak, dia meminum airnya lagi.
Jika di ingat-ingat, Fayaz selalu datang menemaninya untuk latihan futsal. Cowo mungil itu akan duduk di pinggir lapangan dengan sebotol air yang dia bawa untuk di berikan pada Gafaro. Gafaro ingat bagaimana Fayaz selalu bolos untuk menontonnya latihan, bahkan cowo mungil itu sering kali mendapat teguran dari guru BK karena bolos saat jam pelajaran berlangsung hanya untuk melihat Gafaro latihan futsal.
Gafaro tersenyum kecil mengingat itu.
"Kenapa Lo?" tanya Marta ketika melihat Gafaro tersenyum aneh.
"Apa?"
"Dih, makin kesini Lo makin aneh."
"Lo yang aneh. Ngomong mulu, capek gue denger Lo ngebacot." ketus Gafaro.
"Coba liat siapa yang lagi jalan kesini sekarang?" Marta membuka suara dengan cengiran menyebalkan pada Gafaro ketika melihat seorang cowo dan cewe berjalan menuju ke arah mereka.
Gafaro menatap ke arah pandangan Marta. Disana dia melihat Fayaz dan cewe mungil yang sedang tersenyum malu malu, dan tertawa kecil di samping Fayaz.
Melihat kebersamaan mereka Gafaro entah kenapa menjadi semakin kesal dari sebelumnya. Dia meremas botol secara kasar dan membuangnya asal asalan. Marta yang melihat itu hanya ingin tertawa sekarang juga, namun cowo dengan rambut sedikit ikal itu berusaha menahannya.
"Itu Fayaz jalan ke arah kita Gaf, dia mau nyamperin Lo kali."
Dalam hati Gafaro hanya tersenyum, dia pikir Fayaz mungkin akan kembali mengganggunya.
Ketika Fayaz dan Cika berada di hadapan keduanya, cowo itu hanya melirik Gafaro tanpa menyapa.
Gafaro, "Ngapain Lo kesini? Mau gangguin gue lagi?"
Mendengar itu Fayaz hanya diam dan menggeleng kecil.
Cika, "Dih, pede banget kak Gafa! Orang Kak Fayaz mau nyuruh kak Marta ke ruang guru, karena di panggil sama Pak Wawan." jelas Cika menggebu gebu dengan wajahnya yang terlihat tidak suka pada Gafaro.
Cika kini sudah memutuskan untuk mendekati Fayaz dengan terang terangan setalah mengetahui Fayaz berhenti mengejar Gafaro.
"Hah? Beneran yaz?" tanya Marta pada Fayaz.
Fayaz mengangguk, "Iya Mar, barusan gue disuruh manggil Lo buat ke ruang guru. Pak Wawan udah nungguin tuh."
"okedeh, thanks yaz, kalo gitu gue ke ruang guru dulu. Gaf, pergi dulu." ucap Marta pada Fayaz dan di akhir pada Gafaro.
Gafaro hanya mengangguk untuk menanggapi Marta.
"Ayo, kak Fayaz." seru Cika, dia menggandeng lengan Fayaz untuk segera pergi dari hadapan Gafaro. Cika tidak ingin Fayaz berlama lama disini. Dia takut Fayaz akan kembali luluh pada Gafaro.
Fayaz mengangguk, dia melihat Gafaro sebentar sebelum akhirnya pergi dari tempat itu.
Gafaro menatap kepergian dua orang itu dengan tatapan tajam. Dia marah melihat cewe itu menggandeng lengan Fayaz.
"Tuh cewe siapa sih?! Fayaz juga kenapa gak ngomong sama gue?!" gumam Gafaro kesal. Dia tidak mengerti, tetapi perasaannya tidak menyukai kedekatan Fayaz dan Cika.
"Ck, Lo kenapa sih Gaf?" ucapnya lagi pada dirinya sendiri. Dia merasa bingung pada perasaannya saat ini. Dia marah melihat kedekatan Fayaz dan Cika, tetapi dia tidak mengerti kenapa perasaannya tidak menerima melihat Fayaz dengan Cika sedekat itu. Dia bertanya-tanya, apakah Fayaz benar benar sudah melupakan dirinya?
Gafaro ingin sekali berteriak dan memanggil Fayaz yang kini sudah menjauh bersama dengan Cika, namun dia tidak segila itu untuk melakukannya.
Gafaro bingung. Dia kesal dan marah, tetapi dia benar benar tidak mengerti dengan perasaannya. Apakah benar apa yang di bilang Marta, bahwa dia merindukan Fayaz yang selalu mengganggunya?
Entahlah, Gafaro masih tidak bisa memastikannya. Gafaro pikir, dia tidak mungkin menyukai seorang pria, karena selama ini dia hanya tertarik pada perempuan.
Sorry banget kalo yang deket sama Fayaz itu cewe, aku cuman pengen beda ajaaaaa :(
Tbc. Tengkyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAFAROFAYAZ [GEMINIFOURTH] ✓
Fanfiction"Gafaro, kamu kapan sih suka sama aku?" Fayaz. "Gak akan pernah!" Gafaro. Gemini Norawit as : Gafaro Nolansyah Fourth Natawat as : Fayaz Natthanendra •homo•gay•bl• •lokal•school•