delapanbelas

7.5K 522 26
                                    

"Fayaz dengerin gue dulu!" Gafaro mengejar langkah Fayaz yang semakin cepat di lorong kelas.

Sekarang ini sedang jam istirahat. Gafaro pergi ke kelas Fayaz lebih awal agar bertemu dengan pacarnya itu.

"Yaz, tolong dengerin penjelasan gue." Gafaro berhenti tepat di depan Fayaz hingga cowo mungil itu hampir saja menabrak badan Gafaro.

Fayaz menghela nafas, "Apalagi yang mau kamu jelasin? Kamu udah bosen sama aku kan?"

"Gak yaz, gak gitu-"

"Aku mau putus!"

Gafaro tercekat mendengar ucapan Fayaz. Dia terdiam membeku dengan tatapan yang sulit di artikan yang dia berikan pada Fayaz.

Fayaz tidak berani menatap wajah Gafaro yang entah kenapa itu berubah menakutkan sekarang. Fayaz menundukkan kepalanya.

"Lo bilang apa barusan?"

"... Aku mau putus.."

Gafaro dengan tiba-tiba menarik Fayaz untuk masuk kedalam toilet. Dia bahkan mencengkram pergelangan tangan Fayaz sangat kuat hingga Fayaz merintih kesakitan.

"Gafaro sakit.." lirih Fayaz ketika mereka sudah berada di dalam bilik toilet.

Gafaro tidak membalas ucapan Fayaz. Dia menatap Fayaz dengan marah. Dia benar benar sangat marah ketika Fayaz melontarkan ingin putus dengannya. Gafaro tidak akan pernah membiarkan itu terjadi. Fayaz selamanya akan menjadi miliknya.

"K-kenapa kamu bawa aku kesini?" tanya Fayaz dengan suara gugup.

Pemuda yang lebih tinggi tidak menjawab. Melainkan dia menarik leher Fayaz lalu menciumnya bibirnya tanpa aba aba.

Fayaz terkejut mendapat ciuman secara tiba-tiba. Ini bukan ciuman seperti biasanya yang Gafaro sering berikan untuknya, tetapi ciuman ini sangat kasar. Bahkan Fayaz tidak bisa mengendalikan desahannya ketika Gafaro mulai memperdalam ciumannya.

Gafaro mendorong tubuh Fayaz hingga cowo mungil itu menabrak dinding bilik toilet. Kemudian Gafaro semakin menekan ciumannya. Dia melakukannya dengan kasar, karena Fayaz tidak kunjung membalas ciumannya- Gafaro dengan kasar menggigit bibir cowo itu hingga Fayaz sedikit merintih karena terkejut, namun Gafaro berhasil mendapatkan akses ketika mulut Fayaz terbuka.

"Ah.." desahan Fayaz terdengar. Cowo itu tidak bisa lagi menahan nikmatnya ciuman dari Gafaro. Fayaz menyerah, pada akhirnya dia membalas ciuman itu. Gafaro tersenyum dibalik ciumannya. Dia senang karena Fayaz membalas ciumannya.

Ketika ciuman mereka semakin tidak terkendali dan semakin panas, Fayaz lebih dulu mendorong kuat badan Gafaro.

Ciuman terhenti. Saliva mereka menyatu ketika keduanya memutus ciuman dengan jarak yang tercipta.

"Tatap mata gue, Fayaz." ujar Gafaro dengan mengangkat dagu Fayaz untuk menatap kedua matanya.

"Gafaro.. aku.."

"Boleh gue jelasin sekarang?"

Sebenarnya Fayaz tidak ingin mendengarkan penjelasan apapun dari Gafaro. Entahlah, dia tidak bisa menerima kenyataan jika benar Gafaro sudah bosan dengannya, tetapi karena dia hanya diam tanpa menjawab, akhirnya Gafaro mulai membuka suara dan menjelaskannya perlahan.

"Pertama, gue mau minta maaf karena gak datang tadi malam ke rumah Lo. Gue udah ingkar janji." ujar Gafaro dengan menatap kedua mata Fayaz serius.

"Fayaz, tadi malam sebenarnya gue udah siap buat berangkat ke rumah Lo, tapi Lily... dia tiba-tiba datang kerumah dan maksa gue buat ikut dia ke pesta yang di adain keluarganya. Itu pesta perayaan ulang tahun pernikahan kedua orang tuanya. Lily maksa gue buat ikut sama dia. Lily belom bilang ke keluarganya kalo kita udah putus, dan mereka mau gue dateng ke acara itu yaz, jadi Lily maksa gue buat pura-pura pacaran sama dia tadi malem.."

GAFAROFAYAZ [GEMINIFOURTH] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang