sebelas

10K 630 22
                                    

"Fayaz marah."

Gafaro mencoba mengirim pesan kepada Fayaz, tetapi cowo itu belum membalasnya. Sebenarnya setelah kejadian di kantin bersama Lily tadi, dan Fayaz pergi begitu saja, cowo itu tidak bisa di hubungi. Gafaro sudah mencoba mengirim pesan, tetapi semuanya centang dua. Pesannya belum di baca.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, tetapi sialnya kelas Gafaro belum bisa keluar karena guru yang sedang mengajar masih menambah sedikit penjelasan. Gafaro ingin sekali pergi sekarang juga, tetapi guru di depannya saat ini masih cukup tenang dalam menjelaskan materi.

"Sabar, Gaf." ucap Marta. Cowo itu duduk di kursi belakang Gafaro. Dia juga tahu Gafaro ingin segera keluar dari kelas.

"Lama."

"Bentar lagi, gak bakalan nyampe 20 menit."

"Gue harus ke kelas Fayaz, dia kayaknya marah."

"Bukan kayaknya lagi, tapi emang fix marah." Marta malah semakin mengompori, sehingga Gafaro semakin khawatir. Gafaro hanya takut kehilangan kesempatan yang telah di berikan Fayaz.

Setelah hampir memasuki 10 menit, akhirnya guru itu selesai dengan penjelasan materinya.

Gafaro menghela nafas kasar, dia dengan segera keluar dari kelas tanpa menunggu salam akhir dari sang guru. Gafaro keluar, tetapi sebelumnya dia meminta izin keluar lebih dulu dengan alasan ingin segera buang air kecil.

"Jihan!" panggil Gafaro ketika melihat Jihan baru saja keluar dari kelasnya.

Jihan yang melihat Gafaro entah kenapa moodnya jadi jelek, semenjak putus dari Gafaro dia sudah memasukkan Gafaro kedalam catatan hitamnya.

"Ngapa Lo? Di kejar anjing?" juteknya dengan wajah sinis.

Gafaro ngos ngosan. Saat menuju kelas Fayaz tadu, Gafaro berlari.

"Fayaz mana?"

"Udah pulang tadi," jawab Jihan.

Gafaro tidak percaya. Dia mendengar suara anak anak di kelas, jadi Gafaro mencoba masuk kedalam kelas itu, tetapi tidak ada Fayaz, hanya ada beberapa orang yang sedang sibuk dengan tugas sepertinya.

Jihan memutar kedua bola matanya melihat Gafaro, "Dia udah pulang tadi, gak percayaan banget."

Gafaro diam, dia menghela nafas, kemudian melangkah untuk pergi, "Thanks," ucap Gafaro pada Jihan.

Jihan, "Jangan mainin Fayaz. Perasaan dia tulus buat Lo, jangan jadiin dia salah satu dari gue atau mantan mantan Lo yang lain."

Gafaro berhenti melangkah. Dia diam sejenak tanpa membalik badannya untuk menghadap Jihan.

"Gue tau, jangan khawatir, gue serius sama Fayaz. Dia beda dari yang lain."

Setelah mengatakan itu Gafaro berlari untuk menuju parkiran. Dia berharap Fayaz sedang menunggunya di mobil, tetapi ketika Gafaro sampai di mobilnya yang terparkir, dia tidak melihat keberadaan Fayaz sama sekali.

Gafaro tidak menyerah. Dia mengambil ponselnya lalu menelvon Fayaz berkali kali tetapi cowo itu tidak mengangkat panggilannya, dan bahkan untuk panggilan ketiga ponsel Fayaz tidak aktif. Gafaro menjadi semakin khawatir.

"Lo dimana sih Fayaz? Lo pulang bareng siapa?" gumam Gafaro.

Setelah beberapa saat terdiam, akhirnya Gafaro memutuskan untuk pergi menuju rumah Fayaz. Mungkin Fayaz sudah pulang menggunakan ojek atau apapun itu. Dia harus bertemu dengan Fayaz secepatnya.

••••

Fayaz baru saja masuk ke dalam rumahnya, namun dia di kejutkan dengan keberadaan Gafaro yang sedang duduk di ruang tamu dengan kedua tangan terlipat sembari menatapnya datar.

GAFAROFAYAZ [GEMINIFOURTH] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang