Beberapa kali Jennie memperkenalkan dirinya pada teman satu devisi dengannya. Ada yang menyambutnya dengan hangat, namun adapula yang menatapnya dengan sadis. Seolah dirinya sedang memangsa Jennie untuk dimakan hidup-hidup. Alih-alih memiliki pikiran buruk, Jennie hanya melangkah sesuai anjuran atasannya. Ia segera merapikan meja kerjanya dan menata beberapa barang yang ia bawa dari rumah sewanya.
"Jennie Kim " panggil seorang dengan ramah. Ia memiliki hidung bangir dan gigi kelinci seperti anak kecil. Jennie segera mengekor pada pria itu yang memiliki jabatan lebih tinggi darinya.
Jennie pikir orang-orang dikantor ini cukup fashionable, karna mereka melupakan pakaian formal yang begitu rapi namun menggantinya dengan pakaian nyentrik menyesuaikan selera masing-masing. Tak ada larangan dengan cara berpakaian mereka, hanya bekerja keraslah yang menjadi syarat agar tetap bertahan diperusahaan ini.
"Kau sudah tau jobdesk-mu ?"
Jennie menggeleng, sedangkan pria itu mengajaknya duduk pada ruang istirahat kantor sekalipun ini masih begitu pagi.
Jennie-pun baru menyadari bahwa kantor ini sangat menyenangkan, ada caffe bar yang dibuat untuk staff disana. Jennie mendengarkan lawan bicaranya yang sedang sibuk membuatkan coffe untuk mereka berdua, ia berusaha menjadi pendengar yang baik bahkan ia sendiri tidak berani berkedip dan mengalihkan perhatian dari atasannya yang bernama Jeon Jung Kook.
"Nah, kalau dia yang sedang berjalan itu boss SeokJin. Ia memang hanya mengenakan kaos ke kantor jadi jangan salah paham atau salah mengira kalau dia anak kuliahan yang tersesat dikantor ini" Jennie mengangguk paham, kemudian Jungkook menunjuk pada pria yang saat ini mendapatkan atensi Jennie sepenuhnya. Ia takjub, bahwa wajah pria itu begitu tegas tak kalah tampan dari boss yang baru saja lewat.
"Itu-- Kim Taehyung, dia CEO perusahaan sebelah. Menurut cerita dia adalah sepupu boss Seok Jin. Jika ini adalah perusahaan cosmetic dan brand pakaian, ia adalah rekan kerja baru dibidang fotografi-- sepertinya perusahaan ini akan bekerja sama dengannya dan Kau-- mungkin akan sering bertemu dengannya nanti."
Sejujurnya ada hubungan persaudaraan yang terjalin antara Kim SeokJin, Kim Taehyung dan Jeon Jungkook. Hanya pria itu menjelaskan dengan cara berbeda pada Jennie.
💫💫
Waktu berjalan begitu cepat, sudah hampir 1 bulan bekerja ditempat ini. Seperti dugaannya, ia begitu menyukai perusahaan tempatnya bekerja. Tak ada bullying, tak ada ocehan dan omongkosong yang membuatnya bosan disini.
Mereka yang awalnya nampak membenci Jennie hanyalah penasaran mengapa ada gadis cantik yang tiba diperusahaan ini dengan tatapan anak kucing, yang sungguh imut.
"Jennie" Boss Kim Seok Jin memanggilnya, ini kali pertama bagi Jennie mendengar suara bossnya secara langsung. Pria berwajah sangat tampan itu hampir membuat kaki Jennie lemas, namun ia sadar itu bukanlah hal penting sekarang.
"Kau bisakan mengantar sampel lipstik ini ke THV studio sebelah ?" Ujarnya membuat Jennie mengangguk patuh. Ia lantas menyunggingkan senyumnya.
"Itu, milik Kim Taehyung yang aku tunjukkan dulu. Studionya ada di sebrang sini" Jungkook menyempul dari balik pintu CEO. Jennie mengerutkan keningannya, seberapa akrab hubungan CEO dengan manager hingga pria Jeon itu berlaku layaknya teman pada CEO-nya ini ?
Tak lama ia segera mengundurkan diri dan berpamitan untuk mengantarkan sample lipstik yang kini sudah ada ditangannya.
Kim Taehyung, ia baru saja menyecahkan bokongnya pada kursi kebanggaannya. Baru satu bulan, namun banyak sekali portofolio yang masuk dan ajakan kerjasama dengan jasa studio miliknya bertumpuk-- ia sendiri belum sempat menyeleksinya. Taehyung baru saja tiba diSeoul lagi setelah penerbangannya dari Jeju.
Hendak memejamkan matanya, namun sebuah bell mengganggu indra pendengarannya.
Ya, ini bukan studio yang dibayangkan. Ini bukan sebuah kantor yang besar, pasalnya ini adalah sebuah bangunan modern yang dibeli pria Kim itu sendiri. Studio sebenarnya ada digedung yang sama dengan Kim Seok Jin. Taehyung memang menunggu seseorang karena itu adalah permintaan mendesak dari sepupunya.
Jennie tertegun, saat pintu besi itu terbuka secara lebar menampakkan pria yang masih berjas rapi dengan sepatunya. Pria tampan itu memiliki sorot mata yang tajam dan sendu, ia memamerkan smirk evilnya membuat jantung Jennie berdesir. Pria ini mengerikan namun seperti tidak nyata dijumpai secara langsung.
Bola matanya hampir terlempar keluar, kala pria Kim itu menyuruhnya masuk kerumahnya yang sangat sedikit barang-barang.
"Saya Jennie Kim, bermaksud mengantarkan sampel-sampel lipstick ini untuk foto produk dari Jin'scosme. " ia bergumam dengan tatapan polos. Namun sang empunya singgasana ini justru melepaskan jasnya yang memperlihatkan kemeja putih yang membalut tubuhnya yang bagus itu.
"Aku yang sebetulnya ingin bertemu denganmu" tukas Taehyung, ia berdiri didepan Jennie dan menarik gadis itu untuk kedalam ruangannya. Jennie yang sudah ketakutan itu membiarkan kacamatanya yang telah jatuh dilantai diikuti sekotak sampel lipstik dan sebuah kain.
Manik mata Taehyung melirik pada benda-benda yang jatuh dari tangan Jennie, ia melihat ada sebuah sapu tangan hitam yang sangat ia kenali, kemudian ia tersenyum tipis namun raut wajah manisnya itu tak dapat tertangkap oleh netra Jennie, karna gadis itu terkejut oleh perbuatan Taehyung saat ini.
"Apa kau percaya, bahwa aku menginginkanmu ?" Ujarnya secara gamblang. Jennie tidak tau mengapa ia hampir kehilangan dirinya saat nafas Taehyung menerpa kulit wajahnya.
Jennie menggeleng kecil, ia tak mampu menatap sorot mata itu. Seolah ia sedang dibully oleh seisi dunia. Matanya benar-benar mematikan bagi Kim Jennie.
"Mau tidak jadi modelku ?" Suara beratnya mengalun indah meminta jawaban.
"Tidak tuan, aku tidak bisa"
"Kau akan mendapat bayaran yang cukup tinggi dariku, lebih dari upah diperusahaan Jin hyung" kalimat itu menggema dalam pikiran Jennie. Gadis itu tidak bisa menolak uang, namun ia sendiri juga tidak yakin bahwa dirinya bisa menjadi seorang model.
"Maaf, tidak bisa Tuan Taehyung"
🖤
Disinilah dirinya berada, ketika ia tak mampu lagi menopang kakinya untuk berdiri. Setelah berlari cukup kencang karena kabur dari gedung milik Taehyung.
Ya, ia telah menolak tawaran Taehyung untuk menjadi modelnya. Jennie sendiri tidak tau mengapa pria bermarga Kim itu menginginkannya.
Namun Jennie menyadari, dirinya tidak memiliki bakat untuk menjadi model. Dirinya hanyalah seorang gadis miskin yang ingin mengubah masa depannya dibawah langit Seoul.
Jennie mengelap keringatnya dengan sapu tangan yang ia bawa, lalu menggenggamnya erat-erat seolah kain itu adalah tempat pelampiasannya.
"Apanya yang menarik dariku? Ishh-- tubuhku saja kurus dan rata, mana bisa jadi model." Ia bergumam sepanjang jalan karena masih memikirkan perkataan Taehyung.
Bagaimana guys ? Apa ada yang tertarik dengan bagian pertama cerita ini? Aku masih berusaha mungkin membuat alur sesingkat dan seapik mungkin sesuai dengan imajinasiku ya.
Mohon Vomment agar Author Naa semangat menyelesaikan cerita ini tanpa suatu hambatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE [TAENNIE] TAMAT
FanfictionGadis manis bermata kucing dan memiliki gummy smile yang menawan itu tiba untuk pertama kalinya dibawah langit Seoul. Udara yang terasa asing mulai masuk kerongga dadanya, ia sendiri sudah berpikiran matang ketika berhasil mengirimkan dokumen lamara...