-
Seminggu telah berlalu dan ia hanya menyembunyikan dirinya ketika manik matanya bahkan menyadari kehadiran Taehyung dari kejauhan. Merasa begitu canggung, karena penolakan yang ia buat sepekan lalu.
Ia melakukan cek data pesanan dikantor, ditemani oleh Irene yang sibuk mengemasi sampel cushion disana. Mereka sedang lembur ketika rekan-rekannya sibuk merayakan pesta ulang tahun Sooyoung, bukan tidak diajak hanya saja Jennie memang harus menyelesaikan laporan hari ini dan Irene ada janji lain usai mengemas sampel cushion terbaru."Ehm--" suara berat terdengar pada pendengaran 2 gadis disana. Baik Irene maupun Jennie sama-sama menoleh ke sumber suara.
Irene tersenyum manis sambil meletakkan kotak besar itu pada lemari besar disana. Sedangkan Jennie hampir terhuyung kebelakang karena terkejut akan kehadiran Kim Taehyung. Pria itu menatap Jennie dengan cara yang berbeda, seperti ia akan mengulitinya hidup-hidup.
"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" Irene segera memajukan dirinya untuk mendekat pada Taehyung.
"Ah, Tidak. Hanya mampir, aku kira boss kalian masih ada disini"
"Mau minum kopi ?" Tawar Irene padanya. Yang dibalas anggukan cepat dari Taehyung. "Air putih saja"
Irene yang tersenyum senang itu segera menarik lengan Jennie agar ikut dengannya.
Jennie's POV
Ini kali pertama darahku berdesir hebat, tatkala mata elang pria yang sedang duduk didepanku menatapku tanpa berkedip sedikitpun. Aku sesekali meliriknya dan kemudian membuang muka ke arah lain, takut jika ia membuka suara dan aku harus menghadapinya untuk menjawab.
Aku tidak tau, mengapa pria tampan ini masih berada diperusahaan orang lain ketika ia sendiri memiliki perusahaan dilantai yang berbeda dari gedung ini ?
Apa dia memiliki hak atau kepentingan disini, bahkan boss SeokJin saja sudah pulang dari pukul 4 sore."Kau-- memikirkan apa ?" Tanyanya padaku sambil mengetukkan jarinya pada meja. Aku terperangah kemudian sedikit menatapnya dengan canggung. "Ah tidak tuan-"
"Ini air putih untuk anda Tuan Kim, dan ini latte untukmu Nonna Kim" Irene meletakkan gelas-gelas pada meja secara bergantian. Ia menyadari ada hal aneh yang sedang terjadi, Taehyung sedang menatap Irene dengan kening berkerut. Sedangkan aku tak berani bersitemu wajah dengan Taehyung.
Kenapa kebiasaan Irene eonnie memanggilku Nonna Kim tidak pernah hilang?
"Maaf Tuan, aku tidak bermaksud menjadikan nama kalian berdua seperti sebutan pasangan." Irene terlihat gugup, ia mendapat anggukan dan senyum manis dari Kim Taehyung. Mengapa pria ini bisa memamerkan pesona didepan Irene?
Tak banyak yang bisa kami bincangkan, bahkan ketika ponsel Irene berdering. Dan pada menit berikutnya ia memohon pamit untuk pulang lebih dulu.
Suasana begitu sunyi, aku bahkan menarik diriku untuk menjauh darinya. Dan memohon izin untuk melanjutkan pekerjaanku. Hampir pukul 10 malam dan aku harus segera pulang tak ingin lagi merasakan kecanggungan seperti ini.
"Jennie Kim" suara barinton itu mengagetkanku. Menghapus jarak diantara kami dengan langkah kakinya yang jenjang.
Dari ujung rambut hingga kakinya aku bisa mengetahui jika ia pria berwibawa. Tapi aku sendiri merasakan hal aneh, mengapa pria ini slalu saja memberikan tatapan mengerikan padaku ?
Apa aku telah berbuat salah padanya ?
--
Authors POV
FlashbackMungkin sebagian dari kalian bertanya-tanya mengapa Taehyung mendekati Jennie ?
Ia sudah tertarik sejak awal pertemuannya dengan gadis berwajah cantik itu. Lebih dari sebulan lalu, mereka berada pada lift yang sama menuju Jin'scosme. Kala itu gadis yang terlihat sedang gugup mencoba mengatur nafasnya dalam-dalam ketika mereka secara tidak sengaja berada dalam lift yang sama.
Sebenarnya Taehyung bukanlah pria yang akan mudah mendekati wanita. Diusianya 28 tahun, baru kali ini ia merasa ada getaran aneh tatkala Jennie sedang mencoba mengikat rambutnya. Sesuatu dalam darahnya tiba-tiba berdesir hebat ketika ia melihat leher mulus gadis itu serta tulang selangka yang seolah melambai untuk ia kecupi. Taehyung meneguk ludahnya kasar, kemudian memijit ujung kedua matanya untuk menyadarkan imajinasinya pada gadis itu.
Banyak hal kotor terlintas dipikirannya. Ia begitu mengingini Kim Jennie, bahkan ketika interview sedang berlangsung Kim Taehyung meminta Jungkook untuk menerima Jennie karna iapun melihat gadis itu sedang mengantri untuk masuk keruang interview.
Keuntungan yang besar bukan, bahkan ketika Jennie tidak tau apa-apa namun dirinya sendiri sudah menjadi alasan diterimanya diperusahaan ini ?
<<End of flashback>>
🖤
Jennie menatap wajah Taehyung yang lebih tinggi darinya. Mencoba membaca garis wajah yang tegas milik pria itu, namun Jennie selalu merasa takut. Ia adalah pria yang berbeda, Jennie slalu merasa dia adalah hal kecil jika dibandingkan pria dihadapannya ini.
"Ayo kuantar pulang, kau sudah selesaikan dengan pekerjaanmu itu ?" suara Taehyung mengisi indra pendengarannya.
Jennie hanya menangkap bayangan Taehyung semakin dekat ke arahnya, lambat laun jarak mereka akhirnya tak terpisahkan. Taehyung menggengam erat kedua lengan Jennie sedangkan si gadis manis ini begitu takut padanya.
Ia segera mendongakkan dirinya untuk melihat ke arah Taehyung. Namun, ia tidak sanggup menatap manik elang dihadapannya.
Banyak hal buruk tentang Taehyung yang terlintas dalam benaknya, tapi anehnya Jennie tidak merasa risih sedikitpun meskipun mereka cukup asing satu sama lain.
"Kau" suaranya mengintimidasi Jennie. "Jangan berani-berani menolakku" kali ini sorot mata Taehyung menajam seolah mengoyak dada gadis cantik itu secara perlahan.
Jennie sungguh-sungguh terhanyut pada gelenyar aneh yang ia rasakan pada aliran darahnya. Dirasa tangan Taehyung mulai merapikan rambut Jennie dan menyimpan dalam genggamannya. Sedetik kemudian sebelah tangan Taehyung mulai membelai lembut leher mulus gadis didepannya. Membuat Jennie mengambil langkah kebelakang-- itu adalah tindakan yang wajar demi mempertahankan harga dirinya.
Ia memberanikan diri untuk menatap manik hazel milik Taehyung, namun justru yang ia dapati hanyalah sebuah smirk evil yang ingin memangsanya. Taehyung segera menarik Jennie dalam pelukkannya dan membuatnya terdorong hingga setengah tubuhnya berbaring diatas meja tempat Irene mengemas cushion tadi.
"Kau tau, kau sangat menakjubkan Jennie" tukas Taehyung lalu menciumi leher Jennie tanpa henti. Menyesapinya dalam-dalam seolah ia sedang membuat tanda kepemilikan disana. Sedangkan Jennie mulai meronta-ronta dengan tangisan yang mulai membasahi pipinya. Disela-sela kecupannya yang hangat, ia mengelap pipi Jennie yang basah dan meneruskan untuk menjelajahi leher mulus itu.
Jenniepun tak menyangka, jika Taehyung akan seberani ini. Ia merasa begitu dilecehkan oleh pria bermata elang yang sudah mengintimidasinya bahkan sejak pertama berjumpa.
Apa kalian menikmati ceritaku ?
Gaya penulisan kayak gini membosankan tidak ya?
Aku butuh kritik dan saran dong, terutama untuk alurnya.
Kalian suka yang bagaimana, tentang Taennie ? 😁
Tolong vomment ya geessss
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE [TAENNIE] TAMAT
FanfictionGadis manis bermata kucing dan memiliki gummy smile yang menawan itu tiba untuk pertama kalinya dibawah langit Seoul. Udara yang terasa asing mulai masuk kerongga dadanya, ia sendiri sudah berpikiran matang ketika berhasil mengirimkan dokumen lamara...