Pov : Min Suga
Hubunganku dengan Hoseok membaik. Kami semakin mesra dan peduli. Aku juga semakin meluangkan banyak waktu untuknya. Aku berusaha mengunjunginya saat dia bekerja.
Hanya saja, tak ada yang berubah. Dia tetap mau menjalani hubungan ini secara diam-diam. Jujur aku lelah. Aku ingin seenggaknya teman-teman dan kerabat kami tau. Toh, cepat atau lambat mereka juga akan tau bukan?
Bagaimanapun usaha ku membujuknya, aku akan tetap kalah dengan rengekan nya. Aku tak pernah bisa menolak apapun keinginannya. Bucin? iya.Sangat.
Kenapa aku ingin terbuka menjalani hubungan ini? karena aku muak dengan semua orang yang menempel pada kekasihku. Katakanlah aku egois. Tapi ayolah...Siapa yang tidak senewen jika pacarnya terus-terusan dipeluk orang lain secara terang-terangan?.
Hoseok tidak sepertiku. Dia tidak pernah bisa menunjukan perasaannya. Dia tak pernah membuat orang lain kecewa kurasa.
Seperti saat ini, saat Hoseok memberi pengarahan kepada penari latarnya. Jungkook menempel di punggungnya seperti cicak. Mengikutinya kemanapun Hoseok pergi.
Dan Hoseok? tentu saja membiarkan apapun yang dilakukan Jungkook. Dia sangat menyayangi Jungkook. Kurasa Hoseok lebih menyayangi Jungkook daripada aku.Selesai latihan, aku, Hoseok dan Jungkook berencana makan siang. Kami bertiga memutuskan ke restoran bernuansa Itali.
"Hyung, apakah kau merayakan sesuatu?" tanya Jungkook padaku.
"Apa maksudmu? Aku tidak berencana melakukan itu."
"Ku kira kau merayakan sesuatu karena tiba-tiba mentraktirku." Jungkook mengatakannya sambil menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
"Yak, Jeon Jungkook. Apa kau lupa bahwa kau yang memaksa ikut? Aku juga tidak berniat mentraktirmu."
"Hyung....!?!" Jungkook menunjukan wajah sedihnya kepada Hoseok yang duduk di sampingku.
"Hmm.. diamlah. Dan selesaikan makan siangmu." Hoseok menjawab dengan senyum lembutnya.
Astaga, ini entah keberapa kalinya Jungkook melakukan ini. Aku berharap black card miliknya menjadi milik ku saja.
"Jk, kau pergi kemana setelah ini?" Tanya Hoseok.
"Aku akan pergi ke toko buku bersama V hyung."
"Benarkah?"
"Hm... dia akan menjemputku."
"Nah...itu dia."lanjut Jungkook saat dia melihat seseorang masuk ke restoran dan ternyata itu V.
"Anyeong." Sapa V.
"Hay...duduklah. Kau ingin makan sesuatu?" Tanya Hoseok.
"Gomawo. Tapi aku sudah makan. Bagaimana kabarmu Hyung?"
"Aku baik. Kau sendiri?"
"Seperti yang kau lihat. Aku baik." Jawab V dengan mata tak pernah berpaling dari Hoseok. Aku benar-benar tidak nyaman.
"Syukurlah."
"Yoongi Hyung, bagaimana kabarmu?" Tanya V tiba-tiba.
"Baik."
" Kurasa kau sedikit tidak nyaman, aku akan membawa Jungkook pergi sekarang." Kata V.
Jungkook yang belum selesai meminum minumannya terburu-buru menghabiskannya.
Suasana benar-benar tidak menyenangkan."Gomawo sudah mengajakku makan. Aku harus pergi sekarang Hyung."
"Ya...baiklah. Hati-hati." Hoseok benar-benar seperti ibu yang melepas anaknya pergi. Dia sangat lembut.
Setelah mereka berdua pergi, aku dan Hoseok melanjutkan makan siang kami.
"Yoongi-ya."
"Hm..Mwo."
"Apakah kau masih marah pada V?"
"Tidak. Kenapa?"
" Kau bersikap sangat dingin padanya."
"Aku bukan matahari." jawabku sambil menoel hidung mancungnya.
"Ya tapi kau kan bisa sedikit ramah padanya. Ayolah...aku dan dia tidak ada apa-apa. Kau masih meragukanku?"
"Aku akan berusaha."
"Kurasa kau perlu bicara dengannya. Sekarang kita tidak ada kegiatan grup. Jadi kalau kau tak mengajaknya bertemu. Mungkin akan sulit. Aku ingin semuanya kembali normal."
"Ya...ya."
"Yoongi-ya. Kau sudah berjanji padaku. Akan bersikap lebih baik bukan?"
"Aku tidak akan lupa."
"Ok."
"Tapi kau harus mengabulkan keinginanku." Aku merindukan saat-saat menggoda Hoseok. Akhir-akhir ini dia sangat sibuk.
"Mwo."
"Aku ingin memakanmu."
Aku memandangi wajahnya. Menunggu semburat merah menyebar di pipinya. Itu terjadi saat dia malu. Dan itu benar-benar membuatnya cantik.
"Yak, Yoongi-ya." Hoseok cemberut. Dan itu sangat lucu.
"Aku ingin pulang sekarang." Tegasku.Aku berusaha menahan tawaku saat ini.
Hoseok memandangiku dengan sedikit horor. Dia pasti tahu aku sangat merindukannya. Aku berdiri dan mengajaknya pergi. Dan dia menuruti mau ku.
Salah satu impian ku adalah aku bisa pulang ke rumah dimana Hoseok tinggal. Aku memimpikan dia menyambutku saat aku pulang dan mengantarku saat aku pergi. Aku ingin saat menutup mata di malam hari dan membuka mataku saat pagi hari, wajah cantiknya yang pertama kali ku lihat.
Aku sungguh-sungguh menginginkan hal itu.
Aku tau. Ini tak akan mudah. Tapi aku tak akan pernah menyerah.Kekasihku, Jung Hoseok
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood, Love & Tears
FantasySemua tidak ada yang menyadari, bahwa 10 tahun membawa mereka kepada hubungan dan rasa yang sangat rumit. Persahabatan, persaudaraan dan Cinta menyatu menjadi sebuah dilema. Pada awalnya, semua terlihat baik-baik saja, tapi setelah kesadaran memuku...