Hari ini, adalah tanggal keberangkatanku. Semalaman aku tidak bisa tidur. Aku sudah siap untuk berangkat, hanya saja aku tidak tau apakah semua member bisa mengantarku. Aku tidak berharap banyak untuk itu. Seokjin Hyung sedang menjalani wajib militer. Dan Yoongi, aku tidak yakin dia masih mau melihat ku setelah kejadian tempo hari.
Mobil jemputan dari agensi sudah datang.Bang shi-hyuk, Manager Sejin, Hobum Hyung, dan diriku berada dalam satu mobil.
"Hoseok, gwenchana?" Tanya Bang Shi-Hyuk.
"Tentu. Aku sudah siap." Jawabku.
"Aku akan selalu memastikan dirimu aman." kata Bang shi-hyuk lagi.
"Aku percaya padamu."
"Jangan sampai kau terluka. Jagalah dirimu baik-baik. Aku tak siap dengan murka Army jika terjadi sesuatu padamu." Manager Hobum mengatakannya dengan sungguh-sungguh.
"Arraseo Hyung."
"Aku sangat menyayangimu. Tolong kabari kami setiap kau ada waktu." kata Manager Sejin.
"Ne."
Kami telah tiba di camp pelatihanku. Masih ada waktu 60 menit sebelum aku memasuki tempat ini. Taehyung dan Jungkook sudah menungguku.
"Hyung." Sapa Taehyung. Mata sembabnya masih nampak jelas.
"Hay, aku senang kalian datang." Sapaku pada 2 maknae kami.
"Aku menonton Live mu Hyung." Kata Jungkook.
"Yah, aku terharu kau menyesuaikan jadwalmu untukku. Gomawo Jungkook-i. Aku bahagia."
"Aku tak akan membiarkanmu pergi tanpaku Hyung."
"Taehyung, Gwenchana?" tanyaku melihatnya terdiam.
"Ne." dia menghampiriku dan merangkul pundakku.
"Hoba." Sapa suara yang sangat aku kenal.
"Yoongi-ah. Kau datang." Aku tak bisa menutupi bahagiaku.
Kami berpelukan singkat. Aku benar-benar bahagia sekarang. Beban hatiku terasa menghilang saat aku mendekap tubuhnya.
"Aku sudah bilang, aku akan selalu ada untukmu." Katanya.
"Aku tahu. Aku tahu."
"Gwenchana?" tanyanya.
"Kenapa semua orang menanyakan itu. Sungguh menyebalkan." Sungutku.
"Kami mengkhawatirkanmu."
"Jangan terlalu risau tentangku. Aku baik-baik saja. Bagaimana persiapan tour mu?"
"Persiapannya sudah selesai. Waktuku hanya untuk mempersiapkan fisikku sekarang."
"Aku harap tour mu berjalan lancar Hyung. Aku akan selalu berdoa untukmu."
"Gomawo. Bisakah aku meminta sesuatu padamu?"
"Mwo?"
"Hubungi aku. Beri aku kabarmu."
"Akan kulakukan." Jawabku. Aku ingin membuatnya tenang.
"Jimin-ah." Sapaku melihat maknae kesayanganku itu.
"Kau sakit?" Tanyaku khawatir.
"Punggungku sakit. Aku berolahraga lagi sekarang." Jawabnya.
"Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri Jimin-ah."
"Ne Hyung. Kau akan pergi?" tanyanya. Dia nampak sangat sedih.
"Yah. Aku harus pergi."
"Saat Jin Hyung pergi, rasanya aneh. Saat Hobi Hyung pergi rasanya sangat sedih." Kata Jungkook tiba-tiba.
"Oh...ayolah. Jangan membuatku sedih. Lihat aku sudah memangkas rambutku." Kataku sambil bergurau.
"Namjoon Hyung datang." seru Jimin.
"Hoba." sapa Leader.
"Namjoon-ah. Terima kasih sudah datang."
"Aku merasa kecewa tidak bisa pergi bersamamu." Kata leader kami.
"Tidak apa-apa. Selesaikan semua jadwalmu. Aku menunggumu kawan."
"Kookie. Nafasmu beraroma alkohol. Kau minum? Hah.....? Kau minum?" Tanya jimin.
"Rap Monster Hyung dan Tae hyung juga minum." Jawab Jungkook.
"Yah...aku harus minum untuk mengantarmu." Kata Namjoon.
"Aku harap kalian baik-baik saja. Aku dengar Jin Hyung datang. Dimana dia?"Tanyaku.
"Hyung..." Sapa maknae serentak.
Aku menoleh dan melihat Hyungku datang. Aku terharu. Aku sangat bahagia. Kamsahamida.
"Kau siap Jwehope?" tanya Jin Hyung.
"Ya hyung." Jawabku tegas.
"Pastikan dirimu baik-baik saja. Aku akan mengirim seseorang untukmu." katanya.
"Kamsahamida Hyung. Aku sangat menghargainya."
"Hey kalian. Ayo kemari aku akan memfilmkan kalian." Kata fotografer.
Kami semua berfoto untuk terakhir kalinya.
"Saatnya aku pergi." Kataku sambil menahan tangis.
Aku memeluk mereka satu persatu. Taehyung memeluk ku sedikit lebih lama dan membuat ku canggung. Dia nampak tak bisa mengendalikan dirinya sendiri.
Suga adalah orang terakhir yang ku peluk. Kami berdua tak ada yang ingin mengakhiri pelukan ini. Sampai terdengar deheman dari Namjoon dan Jimin yang memandang kami dengan heran.
"Kalian pulanglah. Aku akan masuk ke camp sekarang."
"Jaga dirimu."
"Ne."
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood, Love & Tears
FantasiSemua tidak ada yang menyadari, bahwa 10 tahun membawa mereka kepada hubungan dan rasa yang sangat rumit. Persahabatan, persaudaraan dan Cinta menyatu menjadi sebuah dilema. Pada awalnya, semua terlihat baik-baik saja, tapi setelah kesadaran memuku...