UNIFIL

184 27 3
                                    

Nominasi artis terbaik tahun ini seharusnya menjadi milik seorang Jung Hoseok. Bagaimana tidak? dia benar-benar menghayati perannya sebagai teman dan sahabat yang baik. Dia dengan sangat epic menunjukkan kepada semua orang bahwa dia baik-baik saja. Perpisahannya dengan Yoongi yang murni adalah keinginannya seolah tak berpengaruh apa-apa pada kehidupannya.

Sedang pada kenyataanya, dia merangkak mengumpulkan serpihan hatinya. Kenangan-kenangannya bersama Yoongi masih sangat membekas di ingatannya. Entah energi darimana yang dia gunakan untuk tersenyum kepada semua orang saat berita kencan Jimin dan Yoongi menjadi trending topic terhangat minggu ini.

Teman-teman yang mengetahui masa lalu Jhope dan Suga, merasa cemas. Tapi Jhope meyakinkan mereka bahwa semua sudah sesuai jalurnya. Dia bahagia.

Bahagia? Benarkah?

Bagaimana dengan air mata yang diam-diam mengalir disaat sendirian?

Bagaimana keputusasaan yang dipendam sendiri tanpa mau dibagi bahkan dengan keluarga?

Jhope meminta kepada Tuhan untuk memberikan hati baru yang lebih kuat, meminta ego yang tak bisa dikendalikan. Dan meminta Nurani yang sedikit lebih tipis dari yang dia miliki sekarang.

Tapi sayangnya Tuhan tak pernah mengabulkan.

Hatinya lemah melihat orang lain terluka, terutama jika luka itu berasal darinya.
Ego nya selalu kalah dengan perasaan bersalah.
Nuraninya selalu mengatakan bahwa hal yang benar adalah mendahulukan kebahagiaan orang lain diatas kebahagiaan dirinya sendiri.

Lalu....Bagaimana dengan Cinta?

Bisakan seorang Jhope mengendalikannya?

Tak ada. Jawabannya tak ada yang bisa mengendalikannya, termasuk seorang Jhope.

Cinta yang dimiliki untuk Yoongi sekeras karang.
Tapi rasa bersalah dan tekad melindungi hati Jimin seluas samudera.
Dan pada akhirnya, luka atas rasa yang dimiliki untuk Yoongi dan Jimin menjadi lubang menganga yang tak bisa lagi ditutupi.

Dia berlari menjauh dari orang-orang yang selama ini bersamanya. Berharap jarak dan waktu 2 tahun bisa mengembalikan semua pada tempatnya.

Berharap saat dia pulang nanti, dia bisa kembali menjadi Jhope tanpa kenangan bersama Yoongi.

Tapi ternyata, Jhope tak merasakan perubahan apa-apa dengan jarak yang dia ambil sekarang.
Kesakitan atas pilihannya masih terasa sama. Harapan untuk memiliki Yoongi tanpa menyakiti siapapun masih ada.
Rasa bersalah kepada Jimin masih sangat besar.

Dia membutuhkan bentangan jarak yang lebih lebar. Butuh waktu yang lebih lama.
Dan saat kesempatan itu tiba, dia tak perlu berpikir ulang untuk menjemput kesempatan yang datang.

"Hoseok-si." Sapa Park Jae Yin. Teman terdekat Jhope selama hampir 3 bulan di camp pelatihan ini.

"Ne. Kenapa aku baru melihatmu sekarang?"

"Aku baru kembali dari bagian administrasi."

"Apakah kau mengurus sesuatu disana?"

"Ne."

"Mwo?"

"Aku mendapat pemberitahuan, bahwa aku akan segera mendapat cuti 100 hariku. Ku rasa kau juga akan mendapatkannya. Waktu pendaftaran kita hampir sama bukan?"

"Kau benar. Aku hampir lupa."

"Mungkin, setelah cuti, kita tidak akan bertemu lagi."

"Waeyo? Kau tidak kembali?" Jhope terkejut.

"Aku sudah menyetujui untuk dipindah tugaskan ke perbatasan."

"Jjinja? bagaimana bisa?"

"Entahlah. Aku hanya menyetujuinya. Aku pikir ini kesempatan bagus untukku. Aku ingin melakukan hal baik untuk Negara."

Blood, Love & TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang