PERNYATAAN

163 19 2
                                    

Pov : Park Jimin

"Hyung, bisakah aku pulang bersamamu?" Tanyaku.

"Wae, dimana sopirmu?" Tanya Suga Hyung.

"Aku sudah menyuruhnya kembali." cicitku.

"Baiklah."

Senyumku terbit mendengar jawabannya. Aku sudah memutuskan akan menyatakan perasaanku padanya. Apapun hasilnya, seperti kata Hobi Hyung padaku, aku harus mengatakannya. Suga Hyung berhak tahu.

"Maaf Hyung, merepotkanmu."

"Bukankah itu memang hobimu." Jawabnya sinis seperti biasa.

"Yak, jangan begitu. Hobi ku juga banyak yang baik."

"Terserah."

"Apakah kau ada urusan setelah ini."

"Kenapa kau bertanya?"

"Aku lapar."

"Makanlah."

"Maukah kau menemaniku?"

"Aku hanya akan mengantarmu pulang. Aku masih ada pekerjaan."

"............"

"Jimin-ah."

"Ne."

"Kau marah?"

"Anniyo." Jawabku. Aku melihat keluar jendela. Aku tidak marah. Hanya sedikit kecewa. Sikapnya sama sekali tidak berubah.

"Baiklah. Baiklah. Ayo kita makan."

"Jjinja?" seruku.

Ku lihat Suga diam. Dia mengarahkan mobil ke restoran cepat saji. Tak apa, aku sudah cukup senang bisa makan berdua bersamanya.

"Hyung, mian. Aku ingin mengatakan sesuatu padamu." Kataku. Aku gugup.

"Kau tak perlu ijin padaku untuk bicara. Kita sudah hidup bersama 10th. Bersikaplah sewajarnya."

"Hyung......aku ....aku menyukaimu."

"..........."

"Aku bersungguh-sungguh."

"Baiklah. Mari berkencan." Jawabnya.

"Hah?" Aku terkejut.

"Kenapa? bukankah itu yang kau mau?" tanyanya.

"Benar. Hanya..........."

"Aku tidak suka basa-basi. Jika kau mau, mari berkencan. Jika tidak. Aku tidak memaksa."

"Aku mau hyung."

Sejujurnya, aku bingung. Ini aku inginkan. Tapi terasa sangat janggal. Apakah dia juga menyukaiku?

-------------------------------------------------------------------------
Pov : Min Yoongi

Aku mengantar mantan kekasihku ke camp pelatihan. Aku benar-benar sedih. Aku tidak tahu bagaimana aku tanpa vitaminku. Aku hanya akan mencoba hidup dan bernafas dengan baik.

Aku ingin sekali segera menyelesaikan jadwal dan tourku lalu menyusul Hoseok wamil.
Pekerjaan ku masih sangat menumpuk.

Aku sedang menuju mobilku saat Jimin mengatakan ingin menumpang. Aku sebenarnya ingin sendirian saat ini. Tapi menolaknya akan membuatnya kecewa. Jadi aku mengijinkan dia bersamaku.

Di jalan, Jimin lagi-lagi bertingkah. Kali ini dia ingin makan bersama. Dia benar-benar menguji kesabaranku. Aku mencari restoran cepat saji.

"Hyung, mian. Aku ingin mengatakan sesuatu padamu." Katanya tiba-tiba.

"Kau tak perlu ijin padaku untuk bicara. Kita sudah hidup bersama 10th. Bersikaplah sewajarnya."

"Hyung......aku ....aku menyukaimu."

"..........." Aku menatap wajahnya. Sejujurnya aku tidak terkejut

"Aku bersungguh-sungguh."

"Baiklah. Mari berkencan." Jawabku.

"Hah?" hanya itu responnya.

"Kenapa? bukankah itu yang kau mau?" tanyaku sarkas.

"Benar. Hanya..........."

"Aku tidak suka basa-basi. Jika kau mau, mari berkencan. Jika tidak. Aku tidak memaksa." Jawabku.

"Aku mau hyung."

"Oke. Anggap kita sudah berkencan."Kataku.

Melihat senyum malu-malu Jimin membuat ku sedikit merasa bersalah. Tapi aku terus berpikir untuk membahagiakan Jhope. Aku ingin mengabulkan apapun keinginan Jhope. Kebahagiaannya adalah yang terpenting untukku. Hanya Jhope yang menjadi prioritasku saat ini.

Aku ingin menunjukkan padanya, aku bisa melakukan apapun untuknya. Apapun.

Blood, Love & TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang