Pov : Park Jimin
Aku terpaku di depan pintu yang tak menutup sempurna. Ada semua member, manager dan CEO BigHit di ruangan itu.
Aku melihat bagaimana Jungkook dengan cepat menangkap tubuh Suga Hyung yang hampir roboh. Taehyung yang menangis, Leader yang bingung, dan Suga Hyung yang nampak frustasi. Pemandangan ini sangat menyedihkan.
Aku hampir menyentuh pintu saat aku melihat kekasihku itu merangkak mendekati Si Hyuk Nim.
"Si Hyuk Nim. Aku minta maaf atas sikapku. Tolong.....tolong aku. Lakukan sesuatu. Aku mohon. Tolong bawa dia kembali padaku PDnim. Aku mohon."
Jantungku terasa diremas. Sesak. Melihat orang yang ku cintai memohon seperti itu.
Otakku bekerja sangat lambat dan mendadak tuli. Aku menyandarkan tubuhku ke dinding dan mencoba berpikir.
Kenapa? Kenapa Suga Hyung terlihat sangat terluka dengan menghilangnya Hobi Hyung?
Aku tahu, kita semua pasti sedih. Aku yakin kami merasakan kehilangan yang sama. Tapi ekspresi dan respon Suga Hyung dengan berita ini, tak pernah ku bayangkan.
Kenapa dia sampai merendahkan dirinya sendiri demi Hobi Hyung? Dia pasti memiliki alasan!.
Suga Hyung tak pernah mau membalas pesanku atau mengangkat panggilanku di jam tidurnya. Tapi kenapa dia sudah berkeliaran disini sekarang?
"Jimin-ah?"
Aku menoleh ke arah pintu saat ku dengar panggilan itu.
Taehyung berdiri kaku disana.
Dia terlihat sangat terkejut dengan keberadaan ku disini.
Aku masih bagian dari BTS.
Lalu....
Kenapa dia terkejut.....?Ada apa?
.
.
.
--------------------------------------------------
.
.
.
Aku memperhatikan ruangan ini, ruangan yang dipenuhi kaca. Tempatku dan ke-6 member lain berlatih selama bertahun-tahun.Aku masih ingat, kami pernah berlatih sampai pukul 02.00 dini hari saat come back.
Telingaku seolah masih bisa mendengar tawa Hobi Hyung menggema di setiap sudut ruangan.
Aku, Jungkook dan Taehyung berkejaran dan berguling-guling di lantai ini saat bercanda.
Suga Hyung pernah tertidur di pojokan bersama Leader.
Dulu ...
Semua nampak indah. Kami bahagia bersama. Saat kami ber-7.Tapi sekarang...
Salah satu member kami dinyatakan hilang. Tidak ada yang tau apakah dia masih hidup
Atau ....
Tidak.Ruangan ini tiba-tiba beraroma kesedihan, sama seperti apa yang kami rasakan sekarang.
"Taehyung-ah." Panggilku. Aku dan dia sedang berbaring dan menatap langit-langit ruang latihan.
" Ng....!"
"Aku sudah lama ingin menanyakan ini padamu, tapi aku tak pernah memiliki kesempatan."
"Mwo."
"Kenapa kau tak mendukung hubunganku dengan Suga Hyung."
Dia diam cukup lama. Dan aku masih menunggu jawabannya.
"Karena..........karena saat kau mengatakan untuk pertama kalinya padaku bahwa kau mencintai Suga Hyung.........."
Aku menoleh padanya saat dia mengatakan " Suga Hyung dan Hobi Hyung sedang berkencan."
Mataku membulat. Aku pasti salah dengar.
"Jji.....jjinjayo?"
"Mereka berkencan hampir 2 tahun saat itu."
"Tidak mungkin Taehyung-ah. Hhh..obby Hyung sendiri yang..........yang menyuruhku menyatakan pada Suga Hyung tentang perasaanku."
"Itu benar. Tapi Jimin-ah....apakah hidup bersama dan berbagi kamar bertahun-tahun dengannya, tetap tak bisa membuatmu mengenalnya?"
Aku menatap langit-langit lagi. Dadaku sakit. Sangat sakit.
Aku lupa. Aku lupa bahwa jika malaikat bisa digambarkan dalam bentuk manusia, maka itu adalah Jung Hoseok.
"Kenapa Taehyung-ah. Kenapa dia melakukan itu padaku."
"Aku cukup yakin, dia bersikap itu tidak hanya kepadamu. Tapi memang, kau adalah dongsaeng kesayangannya. Aku mengakui itu sekarang."
"..................."
"Kau tak perlu merasa bersalah. Dia melakukan itu atas keinginannya sendiri. Dan kami, mendukung keinginannya untuk membahagiakanmu. Aku dan yang lain, tahu semua ini"
"Kenapa? Kenapa kalian semua melakukan ini?"
"Karena mereka berpikir, Hobi Hyung sudah siap terluka dan kamu tidak. Sedang aku berpikir, aku takut suatu saat kau akan mengalami rasa bersalah berkepanjangan. Maka dari itu, aku menentang hubunganmu dengannya. Tapi ....kau tak mempercayaiku saat aku memperingatkanmu dulu."
" Mianhae Taehyung-ah."
"Taehyung-ah, aku menyatakan perasaanku padanya tepat setelah kita mengantar Hoby Hyung."
"Dia malah yang mengajak berkencan setelah aku mengatakan bahwa aku menyukainya."
"Lebih dari setahun aku menutup mataku dari semua keganjilan sikap Suga Hyung padaku. Tapi hari ini, kenyataan yang kau ungkapkan......menamparku."
"Dari awal mengenalnya, berteman dan sampai kami berkencan, aku tidak merasakan perubahan cara memandang Suga Hyung padaku."
"Awalnya, ku kira waktu akan membuatnya benar-benar bisa mencintaiku tapi ternyata....aku memang tak akan pernah bisa masuk ke hatinya."
"Hobi Hyung masih ada disana. Benarkan?" Aku terisak. Usaha ku menahan tangis sedari tadi telah gagal.
"Iya. Itu benar." Taehyung menghela nafas. Dia seperti memendam hal berat.
"Taehyung-ah, apa yang harus ku lakukan sekarang?" Tanyaku.
"Tak perlu ada yang berubah. Bersikaplah baik padanya selayaknya kekasih. Teruslah berada disampingnya saat ini."
"Setelah aku tahu semua yang terjadi antara Hoby Hyung dan Suga Hyung. Bukankah,,,, aku akan nampak sangat egois jika melakukannya?"
"Tidak. Tentukan apa yang akan kau lakukan jika nanti Hobi Hyung kembali. Untuk saat ini, lakukan yang terbaik untuknya. Jangan sia-siakan pengorbanan yang diberikan Hobi Hyung untukmu."
"Arrasso."
Taehyung berdiri dan mengulurkan tangan padaku. Aku menyambutnya.
Dia melangkah lebih dulu, saat tangannya sudah menggenggam handle pintu, dia menoleh padaku.
"Jimin-ah."
"Ne."
"Yang kau sebut bodoh, karena telah menolak ku.........itu Hobi Hyung."
Dia keluar ruangan dan menutup pintunya.
Aku terpaku di tempatku berdiri.Tuhan........kenyataan apa lagi ini?????
.
.
.
-------------------------------------------------------------------------
.
.
.
POV : Kim TaehyungAku terkejut menemukan Jimin terduduk di luar ruangan. Melihat air mata di wajahnya, aku rasa ini saatnya dia tahu semuanya.
Tentang Suga Hyung dan Hobi Hyung yang pernah berkencan.
Tentang pengorbanan Hobi Hyung untuknya.
Tentang Suga Hyung yang ku yakini, masih menyimpan nama Hobi Hyung di hatinya.
Dan...kekhawatiran ku dengan kesehatan mental Suga Hyung pasca hilangnya Hobi Hyung.
Dia berhak tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood, Love & Tears
FantasiSemua tidak ada yang menyadari, bahwa 10 tahun membawa mereka kepada hubungan dan rasa yang sangat rumit. Persahabatan, persaudaraan dan Cinta menyatu menjadi sebuah dilema. Pada awalnya, semua terlihat baik-baik saja, tapi setelah kesadaran memuku...