AVRAAM PETROV

208 25 4
                                    

"Ppaman...paman?"

"Hmm..."

"Kkkauu..kau sadar paman?"

"Hm..."

"Akhirnya...Oh God.
MMAMMM............MMAAAAA. MAAAAAAA."

".............."

"MAMAAAAAAAAAAAAAA....KEMARILAH......!!!"

"HAY JAYDEN. Kau tidak sedang berada di hutan nak. Tidakkah kau bisa mengecilkan suaramu?"

"Ddii...aa. Dddia aa ..bangun mama."

"SERIUSLY....?"

"Oh...My God. Kau sadar nak?" Tanya seorang wanita baya.

"Yah. Ak...ku ha...uss."

"Tentu, akan aku ambilkan air untukmu."

Dengan rakus aku meminum air yang di sodorkan ke mulutku. Rasanya seperti bertahun-tahun aku tidak merasakan kesegaran ini.

2 hari pasca sadar dari komaku. Aku mulai bisa duduk. Tubuhku terasa sangat lemah. Mereka terlihat orang yang baik dan tulus.

"Jayden."

"Ya."

"Berapa lama aku tidak sadarkan diri?"

"6 bulan. Atau lebih? Aku tidak ingat."

"Bagaimana bisa kalian merawat orang yang tak kalian kenal selama itu?"

"Aku mengenalmu ..kau malaikatku." Aku melihat kesungguhan dimatanya.

"Aku senang kau selamat. Sebenarnya apa yang terjadi?"

"Aku melihat gerombolan itu memperkosa seorang gadis lalu menembaknya. Aku ketakutan dan lari. Tapi salah satu dari mereka melihatku. Dan mengejarku. Dan yah....semuanya terjadi."

"Aku menunggumu malam itu."

"Aku datang bersama ayah dan kerabatku saat kau pingsan.Kami membawamu dengan tandu. Kami harus menyembunyikan mu."

"Kenapa?"

"Aku khawatir mereka kembali lagi. Ayahku mengatakan kau masih hidup saat itu, jadi kami memutuskan membawamu."

"Apakah dia dokter?"

"Tidak. Mamaku seorang bidan."

"Jayden, kenapa kalian tak membawaku ke pos perbatasan? Kau tahu aku tentara bukan?"

"Kami berniat melakukannya sebelum beberapa tentara mengintrogasi penduduk tentang dirimu. Mereka bahkan membagikan selebaran, dan mengatakan kau bukan orang sembarangan."

"Lalu...?"

"Kami khawatir jika memberitahu bahwa dirimu tengah terluka dan berada di rumah kami, kami takut itu mengancam keselamatan kami. Jadi....jadi kami memutuskan menunggumu sadar."

"Aku mengerti. Terima kasih karena sudah menolongku."

"Tidak, aku yang seharusnya berterima kasih lebih dulu Paman. Kau superhero ku." Bocah manis itu memelukku.

Blood, Love & TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang