32. Naluri

23.8K 4.1K 6.5K
                                    

babygeng, absen dulu yuk sesuai hari dan jam kamu baca bab ini:

babygeng, absen dulu yuk sesuai hari dan jam kamu baca bab ini:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

32 ʚɞ Naluri

Selepas dari salon, Sky mengajak Ava ke tempat makan untuk mengisi perut yang dari tadi bunyi terus lantaran lumayan lama menunggu rambut Sky selesai diganti warna.

Camilan dari pihak salon sangat ramah di lidah, minumannya juga segar, sayang tak cukup membuat perut Sky puas. Sky itu doyan makan, tapi badannya tetap kurus walau tidak begitu kurus.

"Gue makan apa, ya?" Ava dilema melihat deretan menu pada layar di meja makan mereka.

Sky menyahut, "Gue pengin air fryer steak, Va."

"Oke." Perempuan itu menyentuh gambar makanan sesuai yang Sky sebutkan.

"Minumnya?" tanya Ava kemudian.

Mereka berdua tidak sengaja menyebut minuman yang sama, yaitu lemonade. Sekarang tinggal Ava menentukan ia ingin makan apa. Setelah berhasil menemukan yang sesuai keinginannya, maka Ava menyentuh tombol "total" pada layar. Jumlah yang harus dibayar langsung tertera.

Sky dengan cepat mengeluarkan cip untuk ia tempelkan pada alat sensor di sisi kanan layar. Lunas. Ava telat dalam mencegah Sky membayar pesanan mereka.

"Hey! Gue bisa bayar sendiri." Ava tak enak hati.

"Anggep aja ini traktiran. Lo udah nemenin gue ke salon," kata Sky.

"Tapi, kan, gue juga ada urusan di salon ... abis spa. Enggak nemenin lo aja."

"Ya, enggak apa-apa." Sky cekikikan melihat wajah Ava yang sedikit mengerut cemberut.

Gadis ini tak biasa menerima traktiran dari orang lain, terlebih lelaki. Ia merasa masih mampu membayar kebutuhannya sendiri. Ava pikir, lebih baik uang untuk mentraktirnya dipakai buat keperluan lain, atau diberikan ke yang lebih membutuhkan.

"Sky ...." Ava masih tidak tenang.

"Apa?" Sky angkat dagu, tampangnya itu menantang.

"Sekali ini aja, ya? Lain kali jangan!" kata Ava.

"Iya," sahut Sky, kemudian suaranya mengecil saat berkata, "Enggak janji."

Ava tidak mendengar gumaman Sky. Ia membuang napas berat dan pada akhirnya mengucapkan dua kata singkat sebagai bentuk ia menghargai kebaikan Sky.

"Thanks, Sky." Ava bertutur.

Sky mengangguk. Ia mengecek ponselnya sebentar untuk melihat notifikasi. Ada banyak, tetapi tidak ada dari orang yang sedang ia rindukan.

Laut pasti lagi enak-enak sama Adek. Enggak ngabarin gue sama sekali, batin Sky.

"Gue masih agak asing liat rambut lo enggak biru lagi." Ava menyeletuk, membuat perhatian Sky teralih dari ponsel.

ScenicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang