35. Bocor

24.5K 3.5K 6.3K
                                    

babygeng, mau kepo dong! kamu punya idol duniawi? siapa? 😄

babygeng, mau kepo dong! kamu punya idol duniawi? siapa? 😄

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

35 ʚɞ Bocor

Janessa stres berat mengetahui Sky dekat dengan perempuan lain. Kepalanya terasa begitu kencang seperti diikat kuat oleh tali-tali jahat yang ingin memecahkan kepalanya. Ia tak bisa berhenti memikirkan kejadian di depan kafe kemarin.

Satu kata "Sayang" yang Sky lontarkan kepada Ava masih terus terngiang di telinga Janessa. Geram, benci, dendam, semuanya Janessa rasakan dalam satu waktu dan berniat menghancurkan hidup Ava.

"Sky nemu lonte itu di mana, sih? Bisa-bisanya kepincut sama yang rata depan-belakang," ketus Janessa. Ia duduk di balkon apartemen Kahr, menatap nyalang langit pagi yang agak mendung.

Janessa selalu membandingkan bentuk tubuhnya dengan perempuan di sekitar Sky. Ia akan menyangkal dan menghina-hina bila perempuan tersebut bertubuh lebih seksi darinya—menurut dia.

Ava berpakaian tertutup, tapi Janessa iri karena setertutup itu pun masih kelihatan lekuk-lekuk keindahan seorang perempuan. Sedangkan Janessa harus berpakaian terbuka untuk menunjukkannya.

"Sok cantik, sok keren, sok hebat." Janessa mencibir.

Kesendirian Janessa terhenti di situ. Kahr datang dan langsung memeluknya dari belakang. Ia menunduk, menghirup harum mewah leher Janessa.

Janessa membuang napas panjang, tak protes apa-apa selama Kahr melakukannya. Ia justru menggapai tangan Kahr yang melingkar di sekitar pinggang dan perutnya.

"Kenapa? Aku denger kamu ngomong sendiri, kayak marah-marah. Makanya aku samper." Kahr setengah berbisik.

Sekali lagi Janessa mendengkus. Ia putar badan menghadap Kahr, sedikit menengadah untuk menatap lelaki tinggi itu. Jarak mereka semakin tipis ketika Kahr menarik Janessa sampai menempel di badannya.

"Aku lagi benci sama seseorang," kata Janessa.

"Siapa?" Kahr bertanya seraya mengelus rambut Janessa.

"Ada. Kamu enggak kenal. Aku juga enggak kenal." Janessa bertutur kesal. "Aku enggak pengin dia tenang-tenang aja hidupnya. Enggak sudi!"

Kahr mengernyit, agak bingung kenapa Janessa membenci orang yang tidak dikenalnya. Janessa pun tak ingin menjelaskan secara rinci siapa orang tersebut.

"Mau aku bunuh." Janessa berseru tajam.

Sekarang Kahr dibuat kaget olehnya. Meski hanya kata-kata yang terdengar biasa diucap seseorang yang sedang marah, tapi tatapan Janessa penuh tekad dan ambisi.

"Hey, jangan bikin rugi diri kamu." Kahr mengusap pipi Janessa, berucap lembut agar tak menyulut emosi.

"Aku udah dibikin rugi sama dia! Dia rebut Sky!" amuk Janessa.

ScenicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang