33. Hurt Go Happy

24.2K 3.7K 6.2K
                                    

❝Memori bahagia justru yang paling menyakitkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memori bahagia justru yang paling menyakitkan.

33 ʚɞ Hurt Go Happy

Malam-malam Narafina kedatangan tamu tak diundang. Ia pikir pria itu kemari membawa sesuatu yang bikin hati senang, tapi justru Lev datang dengan kekecewaan yang langsung dia tumpahkan di hadapan Narafina karena tak mampu menampungnya lagi.

"Kamu enggak bisa pegang omongan, Narafina. Kamu nipu saya? Anggep saya sepele, hm?" cetus Lev.

Narafina tersentak. Ia segera membalas, "Enggak bisa pegang omongan apa maksud kamu?"

"Soal Janessa!" Lev berseru, suaranya sedikit lebih tinggi.

"Kenapa anak saya? Ada yang salah? Kamu itu harus sopan bicara sama saya, Lev! Jangan bentak-bentak saya! Saya ini calon mertua kamu!" omel Narafina.

Lev berdecih. Kelihatannya dia sudah muak akan segala hal yang berhubungan dengan Narafina dan Janessa. Kesabarannya diuji terus.

"Halah ... kamu dan Janessa bikin rugi terus! Enggak profesional! Saya rutin bayar Janessa buat jadi pelacur saya, tapi dia sama sekali enggak dateng dua bulan terakhir ini! Kamu juga hilang-hilangan setiap saya telepon. Sengaja enggak angkat telepon saya, ya? Mau bawa kabur uang saya?!" papar Lev.

Leher Narafina tercekat. Ia tak mampu langsung menanggapi Lev karena kenyataannya Janessa memang sulit diminta menemui Lev, malah betah di kediaman Kahr. Komunikasi ibu dan anak ini tidak baik, mereka bersikap seperti musuh.

"Saya butuh Janessa buat puasin saya! Selama ini apa yang dia kasih ke saya? Enggak ada. Mesra-mesraan pun bisa dihitung pakai jari! Dia enggak serius mau jadi istri saya!" sentak Lev lagi.

Narafina merasa terpojokkan. Dia menyambar, "Kamu harus sabar, Lev. Janessa itu dari remaja udah kerja keras dan enggak ngerasain main bebas kayak remaja pada umumnya. Jadi, sekarang jiwa remajanya lagi keluar. Dia susah diatur, dia mau lakuin semua sesuai keinginannya."

"Nanti pasti dia mau temuin kamu lagi. Dia mau penuhin semua permintaan kamu," lanjut Narafina.

"Saya enggak peduli, Narafina!" Lev marah. "Saya bayar dia buat dilayani, bukan buat sabar dan ngertiin dia yang lagi pengin main bebas di luar sana! Itu bukan urusan saya!"

Narafina setengah berteriak, "Kamu enggak boleh egois, Lev!"

"Kalian yang egois! Jangan merasa jadi korban!" Lev naik pitam.

Lev telah mengeluarkan banyak sekali uang untuk membayar Janessa. Totalnya mencapai miliaran. Dari jumlah sebanyak itu Narafina yang mengambil untung paling besar, sedangkan Janessa menerima sedikit, setengahnya pun tidak.

ScenicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang