"Indah" bukan hanya tentang sesuatu yang dinilai sempurna, tapi kenapa hanya yang sempurna boleh merasakan keindahan itu?
𝐒𝐂𝐄𝐍𝐈𝐂
𝑟𝑎𝑑𝑒𝑥𝑛, Dec 2022
Low Fantasy - Romance
⚠︎ story contains violence, sexuality, harsh words, and other mature...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
hai babygeng.. maaf baru update. thanks udah nunggu!
baca part ini pelan-pelan dan dihayati biar enggak keliru yaa 🫶🏿 jangan lupa vote & comment! thank you 🤍
PO novel SCENIC: 5 OKTOBER 2023
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
48 ʚɞ Crying Angel
Pukul setengah satu dini hari Sky dan Ava berada di perjalanan pulang sehabis menyaksikan film horror di bioskop sebuah mall. Film yang sama sekali tidak Sky mengerti alurnya karena ia tak berkonsentrasi menonton. Badannya memang di lokasi tersebut, tetapi pikirannya melanglang buana.
Terhitung dari detik terakhir pertemuannya dengan Janessa di depan kediaman Lonan, perasaan Sky masih tidak enak sampai sekarang. Ia mencemaskan sesuatu yang semu. Tak biasanya Sky selesu ini, sampai-sampai jadi pendiam di sepanjang jalan.
"Sky." Ava memanggil lelaki di sampingnya.
Sky menyahut tanpa menoleh, "Ha?"
Ava mencoba membaca gestur Sky dan menebak apa yang sedang dipikirkan olehnya. "Dari tadi lo diem terus. Mikirin apa? Takut ketemu bokap gue?"
"Enggak usah takut. Gue udah ngabarin Papa bakal pulang telat. Papa enggak mungkin marah," ucap Ava.
Sebetulnya bukan itu yang Sky pikirkan. Tak sedikit pun terlintas di benaknya mengenai Brecht, atau berpikir harus mengatakan apa bila nanti bertemu Brecht saat mengantar Ava pulang.