BAB 21 PERNYATAAN BIMA

11 3 0
                                    

Mereka berenam kemudian pergi kekantin untuk minum dan mengisi tenaga mereka karena lelah bertanding. Setelah selesai mengisi tenaganya, ia pergi menemui Yerin. Namun, kompetisi menyanyi tersebut sudah selesai. Sona mencari Yerin kemana mana namun ia tidak menemukannya. Sampai akhirnya ia menemukan Yerin di atap sekolah. Ia melihat Yerin sedang duduk melamun sambil menyilangkan tangannya di kakinya.

"Ada apa Yerin?" tanya Sona sambil memegang pundak Yerin.

Yerin yang mendengar itu menatap wajah Sona.

"Apa kau menangis? Ada apa?" ucap Sona cemas.

Tiba tiba saja Yerin memeluk Sona.

"Aku mengacaukannya, aku benar benar mengacaukannya. Aku sangat memalukan." ucap Yerin sambil menangis.

Sona perlahan melepas pelukan Yerin dan berkata "Tenanglah, ada apa? Katakan padauk!"

"Ketika dipertengahan lagu, aku melihat wajah Kak Bima yang menatap tajam kearahku. Dia memasang wajah seakan akan tidak suka denganku. Oleh karena itu aku gugup dan aku tersandung sepatuku sendiri. Sehingga semua orang menertawakanku." jawabnya sambil menangis sesegukan.

"Sudah tenang, Semua pasti akan baik baik saja. Percayalah padaku!" ucapnya sambil menggenggam tangan kanan Yerin.

Yerinpun kemudian menahan tangisnya.

Tiba tiba saja Bima datang dari arah belakang mereka.

"Apa yang kalian lakukan?" tanya Bima.

Sona berdiri dan melepas tangan Yerin. Sedangkan Yerin mengusap air matanya dan merapihkan rambutnya.
Bima kemudian menatap tajam wajah mereka berdua.

Bima bertanya pada mereka berdua "Kenapa kau tidak ikut Solo song?"

"Kenapa kau berkata seperti itu? Yerin juga berhak mengikutinya. Dan mengapa kau menatapnya begitu ketika ia tampil. Karenamu dia merasa tidak nyaman." jawab Sona bingung bercampur marah.

Bima kemudian menggelengkan kepalanya dan meninggalkan mereka berdua.

Ketika Sona selesai makan malam, ia kemudian membuka Handphonenya. Namun tidak ada pesan dari Bima, karena hal tersebut ia yang berinisiatif untuk menghubunginya terlebih dahulu.

"Kak Bima, selamat malam." isi pesan dari Sona.

Namun, ia tidak menerima balasan satupun dari Bima.

Hari kedua Class meeting sedang berlangsung, disini masih ada perlombaan bola voly, sepak bola dan bola basket yang sedang berlangsung. Akan tetapi kelasnya hanya bertahan dalam perlombaan bola basket saja dihari ini. Sona pun hari ini hanya menjadi seorang suporter dan menonton di pinggir lapangan.

Akhirnya tim yang akan bertanding pertama yaitu, kelas 11 IPA 1 (Tim Bima) melawan kelas 10 IPA 1 (Tim Leo). Tak lama setelah pertandingan dimulai Leo mencetak 2 poin dengan mudah sampai kini poin tim Leo sudah 10 poin sedangkan poin tim Bima masih 0.

"Bima, apa kau sakit? Fokus dong!" ucap salah satu teman Bima.

"Sepertinya dia sengaja, hanya demi menyenangkan pacarnya." ucap temannya yang lain.

Bima yang mendengar itu dan berkata "Apa kau bilang? Jangan berpikir yang tidak tidak! Gak nyambung goblok." ucap Bima menasehati temannya.

"Lalu mengapa cara bermainmu sangat payah?" ucap temannya lagi.

"Aku hanya memberi kesempatan kepada mereka untuk bersenang senang sebentar." ucap Bima sambil menaikan salah satu sudut bibirnya.

"Benarkah? Kalau begitu sudahi permainamu dan lakukan dengan serius kita sudah ketinggalan banyak poin." ucap temannya sambil marah.

"Aku akan buktikan kepada kalian." ucap Bima kepada teman temannya.

Akhirnya pertandingan dimulai kembali. Tiba tiba saja, Bima menjadi agresif dalam permainan tersebut. Ia berlari dan menghindar dari kejaran tim Leo yang ingin mengambil bolanya dengan baik. Dan akhirnya dia melemparkan bola tersebut ke ring. Tanpa dugaan Bima berhasil mencetak 3 poin dengan sempurna. Alhasil Bima mendapatkan tepuk tangan yang meriah dari penonton.

Sejak saat itu tim Leo tidak mencetak poin lagi dan perlombaan tersebut di menangkan oleh tim Bima dengan poin 32:10. Bima melihat wajah Leo yang penuh dengan amarah.

"Oh, jadi ini alasan Bima membiarkan tim Leo mencetap banyak poin. Agar dapat mempermalukannya?" ucap salah satu penonton tersebut.

Bima kemudian mendekati Leo dan berkata "Bagaimana?" ucapnya dengan tersenyum sambil menyilangkan tangannya.

Leo hanya terdiam dan pergi meninggalkan mereka semua dengan kesal.

Tak lama di ikuti Sona, toto, Jon, Roy dan Raja.

Leo kemudian kembali dan berganti pakaian.

"Maaf, wathasi sudah berusaha semaksimal mungkin. Maafkan wathasi!" ucap Toto pada Leo dan teman temannya.

"Ah, tidak. Kita kan tetap juara 3. Kerja bagus teman teman." ucap Sona dengan senyum palsunya.

Sona kemudian pergi meninggalkan mereka dan pergi ketempat biasa.

Tak lama terdengar langkah kaki mendekatinya "Berhenti!" ucap Sona menghentikan langkah kaki itu.

"Aku tidak mau dengar penjelas apa apa. Aku ingin sendiri!" ucapnya dengan sosok yang berada di belakangnya.

"Mengapa kau berusaha mempermalukan kelasku di depan banyak orang? Apa salah kelasku padamu kak?" tanyanya dengan suara gemetar.

"Aku tidak bermaksud..." jawab Bima terhenti oleh ucapan Sona lagi.

"Selamat atas kemenanganmu." ucap Sona sambil kembali kekelasnya.

Setelah dari kantin ia pergi kekelasnya. Ia melihat Toto sedang tertidur di mejanya. Ia mendekatinya dan ingin meminjam buku manganya. Sebenarnya dia buka penggemar manga, akan tetapi Sona ingin mencoba membacanya. Saat memanggil Toto, ternyata Toto tidak lungsung bangun.

"Apa dia terlalu lelah?" pikiran Sona merasa bersalah karena memaksanya mengikuti perlombaan itu.

Jadi dia mengurungkan niatnya untuk meminjam manga milik Toto.

"Baiklah aku akan ke perpustakaan saja." pikirnya.

Tiba tiba Toto terbangun dan melihat kearah Sona.

"Sona? Apa yang kau lakukan pada whatasi?" tanyanya bingung.

"Aku hanya ingin meminjam buku mangamu. Karena buku Novelku tertinggal di rumah, tapi kau tertidur jadi aku akan pergi ke perpustakaan." jelas Sona sambil pergi meninggalkan Toto

"Apa kau mau baca manga juga?" tanya Toto penasaran

"Aku ingin mencoba membacanya." jawab Sona kepada Toto.

"Kalau begitu kau harus baca Kazuha edatuniko. Karakter utamanya wow banget. Whatasi sangat suka dengannya." ucap Toto dengan semangat sambil mengeluarkan buku manga dari tasnya.

"Oke aku akan membacanya, terima kasih Toto." ucap Sona kepada Toto sambil mengambil buku itu.

Akhirnya mereka berdua membaca buku Manga itu bersama.

Keesokan harinya, Sona mendekati Toto sambil memberikan selembaran brosur.

"Komunitas WIBU elit 3z lagi merekrud member. Kamu harus ikut, kamukan suka anime?" ucap Sona kepada Toto dengan senyuman.

"Whatasi malu, bagaimana jika whatasi dibenci oleh orang orang disana. Whatasi tidak mengenal mereka satupun." tolak Toto dengan memasang wajah ketakutan.

"Tidak, mereka semua baik. Kalau begitu dihari pertama dan kedua aku akan menemanimu. Bagaimana? Apa kau mau?" tanya Sona sambil tetap tersenyum.

"Ah tidak, Whatasi takut. Bagaimana jika komunitas itu adalah organisasi terlarang yang di bentuk oleh alien yang berusaha mencuri informasi rahasia umat manusia? Whatasi tidak mau." ucap Toto sambil memberikan kembali brosur tersebut kepada Sona.

"Tenanglah, Mereka tidak seperti yang kau pikirkan." bujuk Sona agar Toto mau mengikuti komunitas tersebut.

Pacarku Seorang idol K-PopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang