Keesokan harinya Sona sampai ke Indonesia. Ia menelepon Sahabatnya untuk berbagi kesedihannya.
"Yerin kau dimana? Bisakah kau menemuiku?" isi pesannya karena Yerin tidak mengangkat telponnya.
Taklama Yerin menelepon balik Sona.
"Sona ada apa? Maaf Sona, aku tadi ada kelas." jawabnya dengan nada bersalah karena tidak mengangkat telepon sahabatnya.
Sona bingung harus berkata apa, suaranya seperti tertahan oleh sesuatu yang sangat berat.
"Ada apa Sona? Apa kau baik baik saja? Apa kau menangis? Apa yang terjadi?" ucap Yerin dengan panik.
"Mahen..." Sona berusaha membuka suaranya.
"Iya, Mahen kenapa?" tanya Yerin kepada Sona.
"Mahen akan memperpanjang kontraknya." ucapnya dengan suara yang gemetar.
"Apa? Bagaimana bisa dia melakukan itu? Apa alasannya?" tanya Yerin dengan terkejut.
"Dia, dia ingin Venus boy tetap ada. Dia tidak memikirkan perasaanku sama sekali. Dia sangat jahat Yerin. Aku sudah menunggu 7 tahun hanya untuknya tapi dia tidak menghargainya sama sekali." ujar Sona dengan nada suara yang tersenggal senggal.
"Sekarang kau dimana?" tanya Yerin.
"Aku ada di Bandara. Aku akan pulang ke Indonesia hari ini." ucapnya sambil melihat kearah kopernya.
"Kalau begitu, aku akan kerumahmu nanti malam. Aku ada ujian praktik hari ini." ujar Yerin kepada Sona.
"Baiklah terimakasih." ucap Sona sambil berusaha tersenyum.
"Janganlah bersedih. Kau masih punya aku di sisimu." ucap Yerin berusaha menenangkan Sona.
Akhirnya Sona mematikan ponselnya dan mengantar kopernya ke petugas bandara tersebut. Ia pun perlahan berjalan menuju pintu pesawat tersebut. Selama di perjalanan dia hanya tertidur dengan wajah yang pucat seakan akan tidak makan 1 minggu.
Akhirnya dia membuka matanya ketika serang pramugari membangunkannya. Tanpa dugaan ia sudah sampai di Indonesia. Ia pun mengucapkan terimakasih dan berjalan keluar menuju tempat pengambilan kopernya.
Setelah berada di ruang tunggu bandara ia membuka ponselnya untuk memesan taksi online. Ketika sedang menghidupkan ponselnya tiba tiba ada seseorang yang berlari kearahnya.
"Kak Bima." ucapnya pelan.
Bima yang melihat keberadaan Sona perlahan mendekatinya dan mereka berdua akhirnya berdiri berhadapan. Ia melihat wajah Sona yang pucat dan mata yang sembab. Namun, tiba tiba saja ia memeluk tubuh Sona. Sona pada awalnya terkejut tapi entah mengapa dia tidak ingin melepaskannya.
"Kak Bima, Mahen... Mahen..." ucapnya dengan suara yang terbata.
"Iya, aku tahu. Yerin sudah menceritakan semuanya." ucap kak Bima sambil menghapus air matanya.
"Dia tidak menghargai perjuanganku sama sekali. Ia hanya mementingkan grupnya." ucap Sona sambil memeluk erat kak Bima.
"Sudah jangan menangis. Masih banyak orang yang menghargai perjuanganmu dan perasaanmu. Tenanglah semua pasti akan baik baik saja." ucap Kak Bima dengan tenang.
Sona berusaha untuk tersenyum namun kak Bima tahu bahwa senyum itu seperti terpaksa.
"Apa kau sudah makan? Wajahmu sangat pucat." ucap kak Bima sambil menatap wajah Sona.
Sona menggelengkan kepalanya pelan. Karena hal itu kak Bima mengajaknya untuk pergi makan.
Mahen berjalan menuju asramanya dengan perasaan yang kacau. Tiba tiba saja GaEun menghubunginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku Seorang idol K-Pop
JugendliteraturBayangkan jika kalian memiliki pacar seorang idol K-pop yang terkenal. Pasti sangat menyenangkan bukan? Ternyata itu tidak menyenangkan seperti apa yang dipikirkan. Bagaimana tidak, kalian harus merahasiakan hubungan tersebut demi karir pacarmu. Mun...