Ini hari ke-2 mereka mengikuti MPLS, Mahen dan Sona merasa bingung karena tidak ada satupun yang berfoto dengan kambing.
Mereka berdua kemudian bertanya kepada Yerin.
"Yerin, apa kamu sudah berfoto dengan kambing?" tanya Sona kepada Yerin.
"Sudah, kemaren." jawabnya sambil menunjukan hasil fotonya.
"Dimana? kok aku gak lihat ada kambingnya, hanya ada kamu dan Kak Bima di foto itu." ucap Sona dengan perasaan bertanya tanya.
"Apa? Jangan jangan kalian foto kambing asli?" tanya Yerin dengan sangat terkejut.
"Iya, kenapa?" tanya Sona balik heran.
"Kalian tidak tahu kalau kambing yang dimaksud adalah kakak pembimbing." jawabnya sambil memasang wajah terheran heran.
"Berarti kita salah dong?" ucap Sona sambil menatap wajah Mahen.
Sekarang sudah pukul 7.25. Mahen dan Sona hanya pasrah menghadapi cobaan yang akan datang menimpa mereka.
"Jadi, kemaren Kak Bima nyuruhku foto bareng dia karena ini?" batin Sona terguncang.
"Baik semuanya, acara akan segera dimulai. Diharapkan semua peserta memasuki ruangan yang telah disediakan." ucap panitia kepada seluruh peserta.
Mahen dan Sona merasa semakin gugup ketika panitia mengecek perlengkapan mereka.
"Sebelum acara dimulai, kakak bertanya kepada kalian. Apakah perlengkapan yang kakak suruh kemaren sudah disiapkan?" tanya Bima kepada peserta MPLS.
"Sudah kak." jawab anggota MPLS kecuali Mahen dan Sona.
"Baik, jika ada yang tidak membawanya maka di persilahkan angkat tangan. Jangan ada yang berbohong, kalau ada yang berbohong maka akan kakak beri hukuman yang lebih berat." ucap Bima dengan senyuman jahat dan melirik kearah Sona.
"Bikin kesel aja nih orang." gerutu Sona.
Sona dengan gugup mengangkat tangannya, namun Mahen lebih dahulu mengangkat tangannya.
"saya kak." ucap Mahen mengangakat tangannya.
"Kenapa? Lupa atau bagaimana?" tanya Bima sambil menatap tajam Mahen.
"Maaf kak, saya lupa." Jawab Mahen sambil tersenyum.
Sonapun juga mengangkat tangannya "Saya juga kak."
Bima mendekati Sona dan bertanya "Kamu juga lupa?" Tanyanya pura pura tidak tahu.
"Hilih pura pura tidak tahu" batin Sona tambah kesal.
"Iya lupa kak, maaf." jawabnya bohong, mana mungkin ia menjawab kalau yang di foto seekor kambing bukan kakak pembimbing.
"Hanya dikasih tugas gini aja lupa? Oke apa ada yang lain? Kalau ada yang lupa juga cepat angkat tangan dan berdiri!" ucap Bima agak keras.
Diluar dugaan, ternyata cukup banyak yang mengangkat tangan.
"Wah ternyata banyak juga yang tidak bawa." ucap Bima sambil menyilangkan tangannya.
"Kalau begitu, kalian silahkan keluar dari ruangan ini dan temui kak Rani! Minta hukuman sama dia." ucap Bima kepada anak yang tidak membawa perlengkapan.
Merekapun keluar dari ruangan itu dan menuju kak Rani yang ada di luar ruangan.
"Baik, kalian kakak hukum hormat di tiang bendera selama 2 jam. Nanti kalau sudah selesai kalian bisa kembali mengikuti kegiatan." perintah kak Rani kepada peserta yang tidak membawa perlengkapan.
"Baik kak," ucap Sona dan kawan kawan.
Merekapun berdiri dan hormat ke tiang bendera sesuai apa yang diperintahkan kak Rani. Hari ini matahari sedang percaya diri dan melapas semua awan yang menyelimuti tubuhnya. Karena hal itu panasnya mulai membakar kulit Sona meskipun baru jam 8 pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku Seorang idol K-Pop
Novela JuvenilBayangkan jika kalian memiliki pacar seorang idol K-pop yang terkenal. Pasti sangat menyenangkan bukan? Ternyata itu tidak menyenangkan seperti apa yang dipikirkan. Bagaimana tidak, kalian harus merahasiakan hubungan tersebut demi karir pacarmu. Mun...