BAB 23 PINDAH SEKOLAH

15 3 0
                                    

Musik terdengar sangat keras di ruangan yang dikelillingi cermin ini. Pelatih dan beberapa traine memperhatikan gerakan Mahen yang kurang bersemangat.

"Mahen! Neo apeuni?" ucap pelatih sambil menatap tajam wajah Mahen.

(Mahen! Apa kau sakit?)

"Ani, jogeum pigonhal ppun-iya." jawabnya sambil mengusap keningnya yang berkeringat kerena lelah.

(Tidak, aku hanya sedikit lelah.)

"Geuleon da-eum 15 bungan hyusig-eul chwihabnida!" ucap pelatih kepada Mahen.

(Kalau begitu istirahatlah 15 menit!)

Mahen mengucapkan terima kasih dan pada akhirnya sesi latihan mereka ditunda

"Mahen, chum-eul jeongmal jalchuji anhnayo? Dangsin-ui umjig-im-eun neomu meosjyeoyo, machi baeteoliga da doen lobos gat-ayo. Hahaha...." Sindir Hyun Jae sambil menaikan salah satu sudut bibirnya.

(Mahen, kau sangat pintar menari ya? Gerakanmu sangat keren, seperti robot kehabisan batrai. Hahaha...)

Mahen hanya terdiam sambil meminum air mineral yang berada ditangannya. Beberapa traine yang melihat hal itu hanya terdiam.

Namun salah satu traine mencoba membela Mahen "Dangsin-ui munjeneun mueos-ibnikka? Beolsseo gibun-i joh-a? Geuleom sollodebwileul haseyo. " ucap Joo Won membela Mahen.

(Apa masalah mu? Apa kau sudah merasa hebat? Kalau begitu lakukan saja debut Solo.)

Hyun Jae pun membalas "al-ass-eo al-ass-eo. Mianhae, nan geunyang geuga neomu jjajeungnaseo hwaga nass-eo." ucapnya sambil menatap Mahen.

(Oke oke, aku minta maaf. Aku hanya kesal karena dia terlalu payah.)

"Wae ileoneungeoya?" tanya Joo Won lagi dengan marah.

(Kau ini kenapa?)

Mahen pergi meninggalkan perdebatan itu, ia merasa dirinya terlemah dalam grup. Ia tidak terlalu pandai dalam dance, menyanyipun masih belum terlalu baik. Mahen kemudian berdiri di salah satu balkon gedung itu. Ia melihat langit Soul yang awalnya berwarna biru perlahan menjadi orange. Tanda terasa ia mulai meneteskan air matanya di tengah kesunyian. Ia berfikir bahwa dia sendirian, mimpinya terlalu sulit dan tidak ada yang mendukungnya.

Disaat menangis dalam diam, tiba tiba terdengar suara seorang wanita memanggil dirinya.

"Ige mwoya? Gwaenchanh-euseyo?" tanya wanita itu pada Mahen.

(Ada apa? Apa kau baik baik saja?)

Mahen pun berbalik dan menghapus air matanya.

"Anyonghaseo Sunbaenim." ucapnya sambil menunduk rasa hormat.

Wanita itu pun membalas ucapan hormat dari seorang remaja laki laki dihadapannya.

"Museun munjelado issseubnikka? Naneun dangsin-i seulpeun chamjohasibsio." tanyanya sambil menatap wajah Mahen.

(Apa ada masalah? Aku lihat kau sedang bersedih.)

"Aniyo, Ga Eun Sunbaenim. Jal jinaeyo." ucapnya dengan sedikit tersenyum.

(Tidak, kak Ga Eun. Aku baik baik saja.)

"Naneun dangsin-i geojismal-eul algo issseubnida. Malman haejuseyo, dowadeulil su iss-eul geos gat-ayo!" perintahnya sambil menatap wajah Mahen dengan senyuman.

(Aku tahu kau berbohong. Sudah katakan saja, mungkin aku bisa membantumu!)

"Na, na, naneun daleun yeonseubsaengdeul-e bihae jaeneung-i bujoghal ppun-iya." ucapnya sedikit malu malu.

Pacarku Seorang idol K-PopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang