Pagi yang cerah, sinar Mentari menerpa bumi dengan indahnya sehingga burung burung berkicau dengan perasaan bahagia. Namun berbeda dengan Sona, hari ini ia melewatkan busnya. Karena hal itu membuatnya mau tidak mau berlari menuju sekolahnya. Semua ini terjadi karena ia melupakan name tagenya. Setelah melihat jam ditangannya, perasaan cemas semakin menjalar dipikirannya. Ingin rasanya ia memesan ojek atau pun taksi, akan tetapi ia mengurungkan niatnya.
Dengan optimis Sona mempercepat langkah kakinya. Ia tidak perduli dengan tatapan orang orang terhadapnya, hanya satu hal yang berada dipikirkannya yaitu ia harus segera sampai. Dengan wajah yang memerah dan penuh keringat akhirnya ia sampai disekolah.
"Kak tunggu! Jangan tutup gerbangnya!" ucapnya dengan cukup kuat agar seorang laki laki yang sedang menutup pintu gerbang itu mendengarnya.
"Kenapa kau terlambat?" tanyanya singkat sambil menaikan alis kanannya.
"Maaf kak. Aku lupa membawa name tageku, jadi aku mengambilnya dulu." Jawab Sona dengan Bahasa yang sopan meskipun terdengar sedikit gemetar.
"Kau Bohong! Bilang saja kau bangun kesiangan! Apa kau tidak lihat sekarang sudah pukul 7.35?" ucapnya sambil menatap tajam wajah Sona yang berada diluar pintu gerbang.
"Aku tidak berbohong, lagipula baru terlambat 5 menit." ucap Sona sambil memohon agar laki laki dihadapannya membukakan pintu gerbang tersebut.
"Ini sudah peraturan!" Jawab laki laki itu sambil memalingkan wajahnya dari Sona.
"Menutup pintu gerbang bukan tugasmu! Ini tugas security!" ucap Sona dengan nada agak meninggi.
Setelah mendengar alibi dari Sona, laki laki itu mendekatkan wajahnya ke arahnya dan bertanya dengan nada datarnya "Jika security yang menutup pintu, apakah ia akan membiarkanmu masuk?" tanyanya dengan meperlihatkan senyum yang mengintimidasi.
Karena hal itu suasana menjadi hening dan canggung, Sona berusaha memutar otaknya agar masalahnya cepat terselesaikan "Ayo Sona berpikirlah!" ucapnyadalam hati.
"Kalau begitu, beri aku hukuman apapun yang kau mau asalkan aku boleh masuk!" ucap Sona dengan wajah yang pasrah.
"Benarkah? Kalau begitu, push up 100 kali!" perintahnya singkat sambil menyilangkan kedua tangannya.
"Kau gila ya? Itu terlalu banyak." Teriak Sona atas perintah yang diberikan padanya.
"Kalau tidak mau tidak apa apa. Aku tidak memaksa." ucapnya sambil menaikan salah satu sudut bibirnya.
"Astaga, dihari pertama sekolah sudah kacau. Apa yang harus aku lalukan?" isi pikirannya berusaha mencari jalan keluar.
"Begini saja, bagaimana kalau aku mentraktirmu KFC selama 1 minggu! Aku yakin ketua OSIS mu tidak memperhatikan kesejahteraan anggotanya!" ucapnya sambil memasang wajah sok imut.
"Apa kau menyuapku? Kau masih kecil sudah belajar menyuap?" tanyanya sambil menaikan satu alisnya.
"Bukan, aku hanya ingin, hehehe..." jawabnya dengan linglung.
"Sudah cukup, aku tidak menerima alasan! Jika kau mau masuk kau harus push up 100 kali. Jika tidak, kau tidak boleh masuk!" ia tersenyum senang dengan menaikan salah satu sudut bibirnya.
Sona terdiam sambil menatap tajam wajah laki laki yang berada di dalam pintu gerbang itu. Tak lama 5 menit telah berlalu dan Sona masih berdiri di luar pintu gerbang.
"Ini yang terlambat cuman aku doang? bikin emosi." batin Sona kesal.
"Baik kak, aku mau push up 100 kali" ucapnya dengan nada agak tinggi.
"Siapa bilang 100 kali, kan perjanjiannya 200 kali?" jawab dengan tersenyum sinis.
"Tidak! Kau bilang tadi 100 kali kak!" jawabnya dengan penuh amarah seakan akan ia adalah beruang yang akan mencabik cabik mangsanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku Seorang idol K-Pop
Novela JuvenilBayangkan jika kalian memiliki pacar seorang idol K-pop yang terkenal. Pasti sangat menyenangkan bukan? Ternyata itu tidak menyenangkan seperti apa yang dipikirkan. Bagaimana tidak, kalian harus merahasiakan hubungan tersebut demi karir pacarmu. Mun...