BAB 6 HARI PERTAMA SEKOLAH

11 3 0
                                    

Sona dan kedua orangtuanya sedang sarapan di meja keluarga. Seperti biasa mereka memakan roti dengan selai diatasnya. Saat ia menikmati makanan dihadapannya, ayahnya bertanya kepadanya.

"Bagaimana harimu di Sekolah?" tanyanya sambil menatap putrinya.

"Baik ayah." jawab Sona sambil memegang roti yang diberikan ibu kepadanya.

"Oh ya, anak Bos ayah sekolah di SMA mu, jadi diusahakan kamu harus berteman baik dengannya!" perintah Ayah kepada Sona.

"Siapa? Kelas berapa ayah?" tanya Sona penasaran dengan orang yang dimaksud ayahnya.

Ayahnya mencoba mengingat nama anak itu "Kalau gak salah namanya Bima, ayah tidak tahu dia kelas berapa."

Sona terkejut dengan perkataan ayahnya, matanya terbelalak karena hal tersebut.

"Apa! Jadi Bima adalah anak dari Bos ayahku. Apa yang sudah kulakukan?" batin Sona bingung.

"Kok diam? Ada apa Sona?" tanya ayah bingung dengan tingkah anaknya.

"Mana bisa begitu ayah? Lalu bagaimana perasaan Mahen jika aku dekat dengan Kak Bima." jawab Sona memikirkan perasaan Mahen.

"Kamu hanya berteman dengannya bukan jadi pacarnya. Mahen pasti mengerti, nanti ayah sendiri yang akan berusaha menjelaskan kepadanya jika dia bertanya." perintah ayah sambil tersenyum.

"Wah bagaimana ini? Bisa bisa ayah dipecat karena aku membuat masalah dengan Kak Bima." batin Sona.

"Iya ayah akan aku coba." ucap Sona dengan lesu kepada ayah.

Selama di perjalanan menuju sekolah ia selalu memikirkan bagaimana cara mengembalikan citranya yang sudah buruk didepan Bima.

"Oke, kita mulai dengan sering tersenyum di depannya. Tersenyum adalah langkah awal yang baik." Batin Sona berusaha berfikir positif.

Tanpa dugan Sona melihat Bima sedang menunggu di pintu gerbang sambil menyilangkan kedua tangannya yang cukup berotot itu.

"Sumpah dah, ini orang kurang kerjaan banget. Kenapa nungguin pager kayak gak ada kerjaan lain aja." batin Sona kesal.

Sona melewatinya sambil tersenyum kearahnya.

Tak lama Bima memanggil namanya "Sona."

Sona pun berhenti dan menoleh kearahnya "Ada apa kak?" tanyanya sambil tersenyum.

"Kau kesambet ya? Senyum senyum kagak jelas." jawabnya sambil tertawa.

Sona terus berjalan menuju kelasnya dan berfikir "Apakah senyumku terlalu aneh?" ucapnya dari dalam hati sambil bercermin menggunakan cermin yang ada di saku celananya.

"Kamu dapet kelas apa Sona?" tanya Yerin sambil menatap wajah Sona.

"Kelas 10 IPA 1, sama seperti Mahen." jawab Sona dengan antusias.

"Sama aku juga." Ucap Yerin sambil menunjukan kertas yang berada ditangannya.

"Wah, kita sekelas." ucap Sona sambil tersenyum.

"Hahaha... Sepertinya kita bertiga ditakdirkan untuk saling bersama." ucap Yerin menambahkan.

"Bisa aja luh." tambah Sona lagi dengan tertawa.

Hari ini adalah hari pertama pembelajaran. Jadi, jam pelajaran dihabiskan untuk perkenalan antar teman sekelas.

Ketika istirahat Mahen, Sona, Yerin dan teman teman kelasnya pergi ke perpustakaan untuk meminjam buku Pelajaran. Selain buku Pelajaran, mereka juga meminjam beberapa buku novel.

Sona melihat dan mencoba mengambil buku yang ada di rak paling atas. Karena Sona tidak terlalu tinggi ia berjinjit untuk meraihnya. Namun seseorang dari belakang datang mengambilnya terlebih dahulu.

Pacarku Seorang idol K-PopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang