Bima dengan panik menggendong tubuh Sona dan membawanya ke rumah sakit. Sedangkan Angel dan Dina mengikuti langkah kak Bima.
Setelah mendapat perawatan dari rumah sakit akhirnya Sonan pun tersadar.
"Bagaimana keadaanmu?" tanya Angel sambil melihat Sona yang berbaring dengan selang infus yang tertancap ditangannya.
"Kepalaku sakit!" ucap Sona pelan.
"Tenanglah, dokter sudah mengobatimu! Kau pasti segera sembuh!" ucap Dina sambil mengusap rambut Sona pelan.
Sona melihat sekilas keberadaan ruangan itu namun dia tidak melihat keberadaan Bima.
"Dimana kak Bima?" tanyanya pelan.
"Kak Bima, sedang mencari orang yang menyelakaimu!" ucap Angel dengan jelas.
Bima kembali dengan membawa beberapa warga dan aparator negara.l untuk menangkap wanita itu. Dengan susah payah akhirnya mereka kemudian berhasil menangkap wanita itu.
"Siapa kalian?" tanya wanita itu dengan marah.
"Kau di tangkap atas tuduhan penyerangan!" jawab polisi itu.
"Jadi ini tugas kalian? Untuk Menangkap orang yang tidak bersalah hanya butuh waktu 1 hari. Sedangkan kalian tidak bisa mencari putraku meskipun sudah lebih dari 1 bulan? Kerja kalian seperti ini?" ucap wanita itu dengan marah, dan memberontak.
"Kami sudah dapat surat perintah." ucap aparatur itu sambil menunjukan secarik kertas yang terlipat.
"Lepaskan! Aku tidak mau pergi sebelum putraku kembali!" ucap wanita itu lagi sambil terus melepaskan borgol itu.
"Kami sedang berusaha mencari putramu!" jelasnya agar wanita itu mudah di atur.
"Aku akan mencari putraku sendiri! Aku tidak percaya dengan kalian! Lepaskan!" ucapnya dengan tangis yang sangat terisak isak.
Bima yang merasa bersalah kemudian mencabut laporannya dan wanita itupun dibebaskan.
Setelah menyelesaikan urusannya kak Bima kemudian mendatangi rumah sakit untuk memeriksa keadaan Sona.
"Bagaimana kak? Apa kau sudah menangkap pelakunya?" tanya Angel sambil mendekat kearahnya.
"Sudah, tapi aku mencabut laporannya." jawab Bima sambil melihat kearah Sona.
Sona yang melihat keberadaan Bima hanya berbaring dengan perban putih di pelipisnya.
"Kenapa?" tanya Angel bingung.
Kak Bima kemudian mendekat kearah Sona sambil mengusap rambut Sona pelan.
"Wanita itu sedang mencari putranya yang hanyut terbawa air laut. Jadi tempramennya buruk." jawab kak Bima dengan jelas.
"Lalu, apa putranya sudah kembali?" tanya Angel dengan serius.
"Belum, mereka Sudah lebih dari 1 bulan mencarinya, namun belum berhasil di temukan." jawabnya dengan perasaan sedih.
"Apa lukamu parah?" tanya kak Bima mendekati Sona.
"Kata dokter dia hanya butuh istirahat. Tidak ada luka yang serius. Setelah meminum beberapa obat dan vitamin dia pasti akan segera membaik!" jawab Angel kepada kak Bima yang menatap Sona.
Setelah Sona sembuh, akhirnya mereka kembali ke rumah mereka.
"Kalau begitu kami pulang ya, jika ada apa apa hubungi kami!" ucap Angel kepada Sona.
Setelah menghantarkan Sona kekamarnya mereka berdua pulang.
"Ada apa dengan kepalamu?" tanya kak Tara kepada Sona."Tidak apa apa kak, aku baik baik saja!" ucap Sona pelan sambil berjalan ditempat tidurnya setelah melepaskan tas ransel di tangannya.
Kak Tara yang melihat Sona terluka kemudian membantunya membereskan barang barangnya. Ia bahkan membelikan bubur untuknya.
Setelah beberapa hari, akhirnya Sona sembuh dan kembali berkuliah.
"Bagaimana keadaanmu?" tanya kak Bima dari dalam telepon.
"Baik, kak." jawab Sona dengan nada yang biasa ia pakai.
"Aku akan menjemputmu! Kau segera bersiap siaplah!" perintahnya.
"Hari ini ada kelas jam 10 kak. Ini masih jam 8." ucap Sona kepada Bima.
"Aku lapar!" ucapnya sambil mematikan ponselnya.
"Siapa? Apa dia pacarmu?" tanya kak Tara kepada Sona yang sedang berganti pakaian.
"Bukan, dia kak Bima!" jawab Sona sambil memakai jaketnya.
"Aku rasa dia benar benar menyukaimu." ujar kak Tara dengan tatapan penuh keyakinan.
"Aku tahu dia menyukaiku, tapi aku sudah memiliki pacar kak!" ucap Sona dengan nada bingung.
"Kalau begitu, kau harus jauhi dia! Apa kau tidak kasihan dengannya? Dan bagaimana jika pacarmu tahu kalau kau dekat dengan orang yang menyukaimu?" tanya kak Tara menasehati.
"Aku juga bingung kak, dia selalu ada untukku! Aku, aku sudah berusaha menjauh darinya tapi tidak bisa!" Jawab Sona sambil menatap wajah kak Tara.
Kak Tara yang mendengar itu hanya terdiam dan perlahan mulai membuka suaranya lagi "Kalau begitu kau harus segera putuskan apa yang kau inginkan! Dari pada mereka akan merasakan sakit hati yang teramat sakit!" perintah kak Tara kepada Sona.
"Oke kak, aku akan mencobanya." jawab Sona atas perintah kak Tara.
Tak lama bel pintu asrama mereka berbunyi. Sona berjalan untuk membuka pintu itu, entah mengapa langkahnya kali ini terasa lebih berat dan perasaannya tidak tenang.
"Apa kau sudah siapa? Ayo kita berangkat!" ucap kak Bima sambil menarik tangan kanan Sona.
"Oke kak." Jawabnya singkat sambil melepas telapak tangan Bima yang melingkar di pergelangan tangannya.
Bima yang melihat itu terdiam sejenak, kemudian berjalan menuju parkiran asrama itu.
"Kita makan dimana kak?" tanya Sona sambil memakai helm yang diberikan Bima.
"Naiklah, kau akan tahu!" jawab Bima singkat.
Sona terdiam dan menuruti perintah dari Bima. Bima membawanya ke salah satu restoran di kota itu.
"Mengapa kau membawaku kesini?" tanya Sona bingung.
"Apa kau tidak suka?" tanya kak Bima kepada Sona.
Tak lama kemudian pramusaji restoran itu datang.
"Kau mau makan apa?" tanya Kak Bima sambil melihat Sona yang membuka daftar menu.
"Aku tidak tahu, kalau begitu kau saja yang pilihkan! Aku setuju apapun yang kau pilih." ucap Sona sambil menutup daftar menu itu.
"Baik mba, kita pesan ayam bakar 2 sama jus jeruk 2." ucap kak Bima kepada pramusaji tersebut.
"Kak, aku ingin berbicara hal penting padamu." ucap Sona sambil memainkan jarinya yang bertengger di kedua pahanya.
"Aku juga ingin berbicara sesuatu padamu." ucap Bima sambil menatap wajah Sona.
Sona yang mendengar itu menatap wajah kak Bima balik.
"Kalau begitu kau duluan!" perintah Sona kepada Bima yang menatapnya serius.
"Apa dia akan menembakku? Haduh... Bagaimana caraku menolaknya. Apalagi disini banyak orang." batin Sona bingung.
"Nanti setelah selesai makan." ucap Bima sambil terus menatap wajah Sona.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku Seorang idol K-Pop
Teen FictionBayangkan jika kalian memiliki pacar seorang idol K-pop yang terkenal. Pasti sangat menyenangkan bukan? Ternyata itu tidak menyenangkan seperti apa yang dipikirkan. Bagaimana tidak, kalian harus merahasiakan hubungan tersebut demi karir pacarmu. Mun...