BAB 57 AKHIR BAHAGIA

6 2 0
                                    


Mahen berlari meninggalkan rumah Sona dengan sekuat tenaga. Pikirannya hancur mendengar ucapan yang dilontarkan kekasihnya. Perlahan Mahen mengurangi kecepatannya dan berhenti karena kakinya sudah sangat lelah. Ia pun berjalan mendekati bangku taman yang tidak jauh dari tempatnya berdiri.

Perlahan ia memasukan tangan kanannya kedalam saku celananya untuk mengambil ponsel di tangannya. Ia membukanya secara perlahan dan berharap Sona akan menghubunginya untuk menjelaskan apa yang sudah terjadi. Namun, semua harapan itu hanya angan angan belaka.

"Apa Sona benar benar melupakanku?" tanyanya dalam hati.

Tak terasa air mata mengalir perlahan dari kedua bola mata yang indah itu. Ia mencoba mengingat ingat masa bahagia bersama Sona, namun ia berfikir bahwa Sona berbohong padanya. Mana mungkin Sona dan kak Bima bisa jadian secepat itu jika mereka tidak memiliki hubungan serius ketika Sona masih menjadi pacarnya. Pikir Mahen dengan segala pertanyaan yang menyerangnya secara bertubi tubi.

Tiba tiba saja ponselnya bergetar. Ia pun menatap ponselnya dan berharap orang yang meneleponnya Sona. Ternyata apa yang di pikirannya salah, orang tersebut adalah Ga Eun seniornya.

"Mahen-eun eottaeyo? Jagdonghabnikka?" tanya Ga Eun dengan nada suara bertanya tanya.

(Bagaimana Mahen? Apakah berhasil?)

Mahen hanya terdiam mendengar hal tersebut.

"Gwaenchanhnayo?" tanya Ga Eun panik karena Mahen tidak menjawab pertanyaannya.

(Apa semua baik baik saja?)

"Museun il-i iss-eossneunji malhae! modeun geos-i gyehoegdaelo jinhaengdoeeossnayo?" tanyanya lagi.

(Katakan apa yang terjadi! Apa semua berjalan sesuai rencana?)

Akhirnya Mahen membuka suaranya pelan.

"Seonbaenimdeul-eun eobs-eoyo." ucapnya singkat dengan suara yang sedikit gemetar.

(Tidak Sunbaenim.)

"Wae? Geu salam-i dangsin-ui sagwaleul geobuhaessnayo?" tanyanya lagi dengan perasaan tidak enak.

(Mengapa? Apa dia menolak permintaan maafmu?)

"Aniyo! Geu salam-eun imi yeojachinguga iss-eoyo." ucap Mahen pelan.

(Tidak! Dia sudah memiliki pacar.)

Ga Eun pun terkejut dan berteriak "Mueos?" karena mendengar penjelasan dari Mahen.

(Apa?)

Mahen pun menjelaskan semua yang terjadi pada Senior yang sudah dianggap kakak baginya.

"Geuneun dangsin-ege johji anhseubnida Mahen. Nal mid-eo! Geu salam-i dangsin-eul jeongmal salanghandamyeon wae geuleohge ppalli yeojachinguleul sagwieoss-eulkkayo? Sonaga dangsin-ui yeojachinguga doeeoss-eul ttae geudeul-eun imi seololeul joh-ahaess-eul geolago hwagsinhabnida." ucap Ga Eun dengan nada suara yang agak keras seperti marah.

(Dia tidak baik untukmu Mahen. Percayalah padaku. Jika dia benar benar mencintaimu mengapa dia memiliki pacar secepat itu? Aku yakin mereka sudah saling menyukai ketika dia menjadi pacarmu.)

"Na yeogsi geuleohge saeng-gaghanda. Hajiman geugeosdo nae jalmos-ieyo. Geoui 5nyeon dong-an geu salam-ege yeonlaghaji anh-ass-eoyo. Geu salam-eun naleul miwohal jagyeog-i iss-eoyo." ucap Mahen dengan suara yang serak menahan air matanya.

(Aku juga berfikir seperti itu. Tapi ini salahku juga, aku tidak menghubunginya hampir 5 tahun. Dia pantas membenciku.)

"Haft... Dangsin mal-i maj-ayo. hajiman geugeon heoyongdoeji anh-ayo! Geuneun dangsin-ege huimang-eul jueossgo geugeos-eun modu gajjalo panmyeongdoeeossseubnida. 5 nyeon dong-an ma-eum-ui sangcheoleul gapgo sip-eoseo geulaessdeon geos gat-ayo." ucap Ga Eun mengungkapkan pendapatmu.

Pacarku Seorang idol K-PopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang