Freen tengah fokus pada beberapa berkas didepannya. Tiba-tiba dia teringat akan gadis yang memeluknya kemarin. Freen meletakkan laporan ditangannya dan kembali mengingat kejadian yang paling dia khawatirkan.
Disaat freen sedang asik melamun, dia dikagetkan dengan noey yang masuk keruangannya.
"Kenapa melamun bos?" tanya noey meletakkan beberapa tumpukan map di depan freen.
"Aku teringat gadis yang memelukku" jawab freen.
"Ohh becca maksudmu"
"Bagaimana kamu bisa tau namanya?"
"Aku berkenalan dengannya kemarin. Dia gadis yang cantik"
"Kamu benar"
Freen tersenyum dengan sendirinya ketika kembali mengingatnya.
"Apa kau menyukai pelukannya bos?" goda noey.
Entah reflek atau apa freen menganggukkan kepalanya bertanda iya.
Tak lama ia pun tersadar dan mengelak ucapan noey yang terus menggodanya.
"Aku ingin mengucapkan terima kasih" ucap freen.
"APA?!!"
Tidak tidak. Bukan noey yang berteriak melainkan nam yang baru saja memasuki ruangan freen.
"Apa aku tidak salah dengar?" nam meyakinkan pendengarannya.
"A-apa salahnya mengucapkan terima kasih" balas freen gugup dan berusaha tetap cool.
"Sungguh keajaiban" ucap noey dan nam bersamaan.
Karena setau mereka sahabatnya ini sangat anti akan terima kasih. Dia menganggap dia selalu menang.
.
.
."Bec, ada yang ingin menemui mu" ucap billy diambang pintu kelas mereka.
Sontak semua orang melihat kearah becca. Becca yang ditatap pun segera keluar menghampiri billy menanyakan siapa yang ingin menemui nya. Billy melirik ke sampingnya. Becca mengikuti arah tatapan billy dan melihat seorang perempuan yang membelakangi mereka.
"Permisi nona, apa anda mencari saya?" tanya becca sopan.
Perempuan itu membalikkan badannya dan menurunkan kacamata hitam yang dipakainya.
"Apa kamu ada waktu?"
"Ada"
Tanpa pembicaraan lagi, orang itu menarik becca menuju mobilnya dan menjalankannya menuju sebuah restoran tak jauh dari sana.
"Terima kasih"
Becca bingung, "tapi nona Sarocha ah maksudku p'freen untuk apa berterima kasih"
ya, orang yang membawa becca adalah freen. Dengan penuh keberanian dia datang ke kampus becca hanya untuk berterima kasih padanya.
"Ya.. karna kau sudah menolongku kemarin" ucap freen.
Becca tersenyum menanggapinya.
"Kita bisa berbicara di kampus saja jika hanya begitu" balas becca.
"Saya tidak suka keramaian"
"Itu kenapa kamu menyewa ruangan vip ini hanya untuk berterima kasih padaku" kekeh becca.
Dia tertawa pelan melihat becca. Freen mengagumi tawa dan senyuman becca. Alhasil dia terkadang mencuri pandang kearah becca disela-sela makan nya hanya untuk melihatnya.
.
.
."Rumahmu disini?" tanya freen melihat sekitar.
Setelah perdebatan kecil di restoran tadi, freen pun mengantar becca ke rumahnya walaupun becca yang sedari awal menolaknya tapi freen adalah freen yang tidak mau kalah.
"Kamu sudah tau jawabannya kenapa bertanya"
Freen terdiam. Dia sedang berhadapan dengan becca. Seorang mahasiswa hukum yang juga mengambil jurusan bisnis.
"Aku masuk dulu p'freen" ucap becca setelah turun dari mobil freen.
"Becca.."
Becca menghentikan langkahnya saat freen memanggilnya.
"Terimakasih" lanjut freen. Becca tersenyum menanggapinya dan melanjutkan jalannya.
Sedangkan freen di dalam mobil sedang memegang dadanya yang berdegup kencang.
"Ya Tuhan... senyumnya" batin freen.
Dengan penuh senyuman freen menjalankan mobilnya untuk kembali ke rumahnya.
enjoy and vote na khaa 🦦🌷
KAMU SEDANG MEMBACA
Sea and You (end)
Random"Aku suka laut" - becca . . . "Tapi saya suka kamu" - freen