20

2.9K 277 12
                                    

"Jangan berbohong nam"

Freen menganggap nam hanya mempermainkan nya. Dia lalu berusaha untuk menelpon becca. Raut wajah gelisah kini terpancar di mukanya.

Sial.

Ponsel becca tidak aktif membuat freen kembali dilanda rasa khawatir. Tanpa pikir panjang dia berlari keluar dari kantornya. Hal itu pun menarik atensi para pegawai yang merasa heran apa yang terjadi dengan bos mereka.

Freen menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Air mata terus mengalir di pipinya. Tujuannya kini adalah ke bandara untuk mengetahui lebih jelas.

Sampai di bandara dapat freen lihat orang-orang sedang seperti menuntut kejelasan ke pihak bandara.

Hati freen semakin hancur melihat disitu juga ada orang tua becca serta richie. Dia menghampiri mereka dan mommy langsung memeluknya.

FREEN POV

"Freen.. becca.." tangis mommy saat memelukku.

Kalian tau keadaan ku bagaimana?

Aku masih berpikir ini hanyalah mimpi saja. Aku masih berusaha yakin jika semua ini hanya kebohongan semata.

Ya. Mereka semua hanya membohongiku. Aku masih tidak merespon mommy yang menangis memanggil nama becca.

Becca baik-baik saja aku yakin itu. Lalu aku aku mengambil ponselku untuk menelpon seseorang.

"Cari tau kabar calon istriku, 10 menit kau sudah harus menghadapku" ucapku pada orang diseberang.

Suruhanku datang dengan mengatakan jika berita itu benar. Terdapat penumpang bernama Rebecca Patricia Armstrong di pesawat.

"Bodoh" aku memukulnya dengan keras membuat orang tua becca dan richie terkejut.

Aku menarik kerah bajunya, "Aku tidak mau tau kau dan yang lain harus menemukan kekasihku bagaimana pun caranya"

Dia mengerti dan segera pergi. Aku terduduk lemas. Pandangan ku kosong menatap kedepan dengan air mata yang masih mengalir.

Aku merasakan ada yang memelukku, ternyata itu adalah ibuku.

"Ibu, becca meninggalkan ku" tangisku pecah di pelukan ibuku.

"Sayang tenang oke, becca pasti baik-baik saja" ucap ibu.

Aku cukup lama menangis di pelukan ibuku hingga aku merasa tubuhku bergetar. Napasku juga terasa sesak dan pandangan ku menjadi kabur. Setelah itu aku tak mengingat apa pun selain ibuku yang memanggil nama ku.

.
.
.

AUTHOR POV

Freen melihat sekitar yang berwarna putih. Tempat apa ini, pikirnya. Dia berjalan menyusuri jalan setapak yang entah akan membawanya kemana.

"P'freen"

Suara itu. Freen langsung membalikkan badannya setelah mendengar suara yang sangat dia kenal memanggil dari belakang.

Freen melihat becca yang tengah tersenyum padanya. Dengan balutan dress putih selutut membuatnya tampak anggun dan cantik seperti biasanya.

Dia berjalan mendekati becca. Menyentuh wajah yang sangat ia rindukan hingga tak terasa air matanya kembali luruh.

Becca mengusap pipi freen membuatnya memejamkan mata merasakan sentuhan becca.

"P'freen.. maukah kamu berjanji padaku?" tanya becca.

"Asal jika aku berjanji kamu akan kembali padaku bec" jawab freen.

Becca hanya tersenyum lalu memeluk freen erat.

"Aku mau p'freen bahagia selalu" ucap becca.

"Aku bahagia jika bersama mu" ucap freen kembali menangis.

Becca mengusap air mata freen.

"Menikahlah dengan seng" pinta becca.

Mendengar itu, freen menatap becca tak percaya.

"Tidak.. kamu berjanji kita akan menikah setelah kamu kembali dari Inggris" panik freen.

"Aku harap kamu bahagia dengannya" ucap becca lalu berjalan menjauh dari freen.

"TIDAK BECCA AKU MOHON JANGAN TINGGALKAN AKU" teriak freen.

Dia berusaha untuk mengejar becca tapi kakinya terasa berat untuk melangkah. Dia hanya menangis melihat becca yang tiba-tiba menghilang dengan senyuman yang selalu dia berikan padanya.

"BECCA.."

Freen tersadar. Melihat sekeliling dimana ada ibunya yang sedang menatapnya khawatir.

"Syukurlah kamu sadar nak" lega ibu.

"Aku dimana, dimana becca"

Ibu, ayah dan kedua orang tua becca saling memandang satu sama lain.

"Aku harus mencari becca" freen berusaha untuk bangkit dari ranjangnya.

"Kita tunggu kabar dulu dari richie nak" ucap mommy.

Freen menangis di pelukan ibunya dan mommy becca. Mereka menunggu kabar dari steve, gerald dan richie tentang becca.

Sorenya ketiganya datang ke kediaman freen. Mereka disambut oleh ibu dan mommy. Freen tertidur tadi karena dia lelah menangis.

"Ikhlaskan becca" ucap steve lemah pada istrinya.

Tangis pecah dari clara mengetahui kabar anak perempuan nya. Begitu juga dengan ema saat mengetahui kondisi calon menantunya.

Tanpa mereka sadari, freen mendengar percakapan mereka dari ujung tangga. Mereka tersadar saat mendengar suara bantingan pintu dari lantai atas.

"Freen buka pintunya nak" ucap ema ibu freen.

"Nak.. ayo buka" giliran gerald yang membujuk putrinya.

Namun semua sia-sia. Didalam freem meringkuk di dekat meja riasnya. Rasa kecemasannya kembali datang. Dia hanya bisa menangis, menangis, dan menangis.

.
.
.

Ini sudah hari kedua dan freen belum sama sekali keluar dari kamarnya. Ema sebagai ibu sudah berulang kali membujuknya untuk sekedar makan, tapi freen sama sekali tidak menghiraukannya. Baik gerald dan ema sudah berusaha membuat freen mengikhlaskan kepergian becca.

Tapi cinta freen pada becca sangatlah dalam hingga kini freen sangat terpuruk.

"Bagaimana kabar freen sekarang bibi" tanya richie yang berkunjung ke rumah mereka.

"Dia masih mengurung diri, sudah 2 hari dia tidak makan" ucap ema sedih.

"Apa ada kabar dari becca?" tanya gerald.

"Puing-puing pesawat sudah ditemukan dan beberapa korban juga sudah ditemukan, tapi aku masih belum mendapat kabar becca ditemukan" ucap richie dengan menahan tangisnya.

"Jika memang tubuh becca tidak ditemukan, maka kita harus mengikhlaskan dia" lanjutnya.

-































hiks..

enjoy and vote na khaa 🦦🌷
don't forget to comment if u like this><

Sea and You (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang