5

3.5K 334 3
                                    

Seperti ucapannya, freen menghubungi ayahnya jika seseorang ingin bertemu dengannya.

Gerald ayah freen sempat bingung. Dia berpikir anaknya ini sedang bermain-main saja namun mendengar kalimat yang sedikit mengancam dia segera menuju Thailand bersama Ema istrinya.

Dengan alamat yang diberikan freen, gerald segera pergi kesana. Restoran bergaya khas Thailand lah tempatnya.

"Freen" gerald memanggil anaknya.

Freen yang memang sudah datang dan duduk bersama keluarga becca menengok melihat ayahnya bersama ibunya.

"Chankimha" ucap steve berdiri mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan gerald.

Gerald yang bingung membalas uluran tangan steve dan tersenyum canggung karena tidak mengenal orang di depannya.

"Sebelumnya apa kita pernah bertemu?" tanya gerald sopan.

"Steve Armstrong. Apa kau melupakannya?"  sahut steve.

Gerald tentu terkejut. Teman semasa kuliah hingga mereka berjuang bersama sampai titik ini.

Seperti teman lama yang akhirnya bertemu lagi, mereka membicarakan banyak hal.

"Putri mu sangat cantik" ucap steve melihat freen.

"Putra mu juga tampan dan putri mu sangat cantik dan lugu" balas gerald.

"Richie, kau tumbuh menjadi pemuda yang mapan dan pandai berbisnis" lanjutnya.

"Terima kasih paman. Ini juga karna daddy yang mengajari saya tentang bisnis" ucap richie.

"Putri mu juga seorang CEO terkenal" ucap steve.

"Kau betul,, bagaimana jika kita-"

"TIDAKK"

Belum sempat gerald menyelesaikan ucapannya, freen dan becca lebih dulu memotongnya dengan sedikit berteriak.

Tentu itu mengundang semua perhatian keluarga mereka. Tak terkecuali freen dan becca yang saling tatap.

"Kenapa dia berteriak" batin mereka.

"Maksud kalian bagaimana" tanya steve.

"Maksud saya, jika kalian ingin menjodohkan saya dengan richie saya tidak mau. Oh ayolah ayah, aku tidak ingin dijodohkan" jelas freen.

"Itu salah satunya. Lainnya karna aku menginginkan becca" batin freen berbicara.

"Aku juga maksudku p'richie sudah memiliki kekasih, bagaimana dengan kekasihnya" jujur becca yang mendapat pelototan mata dari richie.

"Apakah itu benar richie? kenapa tidak memberitahu daddy dan mommy" ucap clara.

Richie hanya tersenyum dan menggaruk belakang kepalanya. Dia merasa kesal pada adiknya.

"Maafkan aku p'richie, aku tak mau melepaskan p'freen ku" batin becca.

Malam itu mereka habis untuk mengenang kembali masa-masa dulu dan menceritakan tentang keluarga mereka.
.
.
.

Semakin lama becca dan freen semakin dekat. Freen merasa jika bersama becca dia tidak takut lagi dan melupakan gangguan kecemasan yang ia punya.

Tak jarang dia mengajak becca untuk berjalan-jalan. Seperti saat ini, dia mengajak becca ke taman bermain. Awalnya dia takut karna suasana yang begitu ramai. Namun, becca berhasil meyakinkan nya.

"Ingat, selalu pegang tanganku" ucap becca.

Dia menarik freen memasuki taman bermain. Mencoba semua wahana dan menjajal berbagai makanan yang ada. Hingga kini menaiki mereka bianglala. Menatap bagaimana indahnya lampu-lampu yang bersinar di malam yang cukup dingin ini. Tanpa melepas genggaman tangan becca.

"Aku menyukai hidung p'freen" celetuk becca tiba-tiba.

Freen terkekeh "mau menyentuhnya?"

Tanpa berpikir dua kali, becca langsung menyentuhnya gemas. Dia juga menjepit hidung freen sampai sang empunya mengaduh kesakitan. Tapi hal itu membuat becca merasa senang dengan tawa yang tak pernah pudar dari wajahnya.

"Saya suka tawa mu" kata freen menatap becca.

"Benarkah"

Freen membalasnya dengan anggukan.

"Jika begitu, aku akan terus tertawa. Tapi aku tidak mau p'freen berbicara formal padaku, jangan pakai saya tapi aku"

"O-oh iya aku"

"Selain itu apa yang p'freen suka?"

"Sesuatu hal yang terlihat kenyal dan berwarna pink"

"Pasti gummy bear. Aku juga suka"

"Ah iya gummy bear" ucap freen sedikit salah tingkah karna bukan itu maksudnya.

Becca tersenyum senang. Mereka kembali menikmati keindahan dari ketinggian sambil bercanda gurau.

"Besok aku akan menjemputmu" ucap freen setelah membukakan pintu mobil untuk becca.

"Aku bisa berangkat sendiri p'freen" jawab becca meyakinkan.

Freen tetap menggelengkan kepalanya.

"Intinya besok aku akan menjemputmu. Kita akan berangkat bersama. Aku akan mengantarmu ke kampus dan aku ke kan-"

Freen tidak menyelesaikan ucapannya. Kenapa?

Karena becca mencium pipi freen yang membuat freen terdiam di tempat.

"Iya nona bawel. Aku akan masuk dulu, jangan terlambat besok"

Becca memasuki rumahnya meninggalkan freen yang masih diam membeku.

"PULANGLAH NONA BAWEL" ucap becca setengah berteriak dari balkon kamarnya.

Freen tersadar dan menatap becca.

"TERIMA KASIH" ucap freen.

"UNTUK?"

Freen menunjuk pipinya. Tak lupa senyuman yang terus mengembang di bibirnya. Freen memasuki mobilnya dengan sedikit berjingkrak.

"Kemana nona berwibawa waktu seminar kemarin" gumamnya.

Melihat itu becca tertawa geli dan masuk ke kamarnya setelah mobil freen telah pergi dari pelataran rumahnya.

-























enjoy and vote na khaa 🦦🌷

Sea and You (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang