10

3.1K 303 33
                                    

Becca menghela napasnya. Ini sudah hari ketiga dan freen sama sekali tidak menghubunginya. Bahkan sudah 3 hari pula dia menginap di tempat irin untuk menghindari freen, tapi freen sama sekali tidak datang ke rumahnya guna sekedar mencarinya.

Orang baru tidak akan bisa menggantikan orang lama, pikir becca.

Apalagi freen hanya menganggapnya teman setelah yang mereka lalui.

FLASHBACK ON

Setelah mendapatkan 2 botol air mineral untuk dirinya dan freen, becca segera kembali. Namun, dari kejauhan dia dapat melihat freen yang tengah duduk dengan seorang pria yang dia tidak tau siapa.

Dengan perlahan dia mendekat hingga pemandangan yang tidak dia inginkan terjadi. Freen memeluk pria itu.

Sakit?

Tentu saja. Walaupun begitu becca tetap ditempat tak jauh dari freen. Mendengar semua percakapan diantara mereka. Satu kalimat yang cukup membuat becca merasa bagai ditusuk beberapa anak panah.

"Aku bersama temanku tau" ucap freen

"Jadi belum memiliki kekasih ya" tanya pria itu.

Becca dapat melihat freen menggeleng pertanda bahwa dia tidak memiliki kekasih.

Becca hanya bisa tersenyum miris. Jadi freen tidak menganggap hubungan mereka. Hubungan yang baru berjalan belum genap sebulan.

Ingin sekali dia berlari dan meminta penjelasan pada freen. Namun, dia lebih memilih pergi menghindar. Biarkan saja freen mencarinya.

Becca pergi ke rumah irin. Dia tidak ingin menemui freen jika freen datang ke rumahnya. Setidaknya di rumah irin dia bisa menenangkan pikirannya.

FLASHBACK OFF

.
.

Pikirannya semakin kalut. Haruskah dia mengakhiri semua ini agar freen bisa bersama pria itu. Becca menatap langit yang kala itu masih jam 2 siang.

"Nanti lehermu sakit jika mendongak terus" ucap seseorang yang ternyata billy. Dia duduk disamping becca memperhatikan orang yang sering dia bilang princess itu.

"Ada masalah?" lanjutnya.

Becca menggeleng.

"Hanya pusing dengan tugas" ucap becca.

Dengan lembut billy mengusap rambut becca. Dapat becca rasakan di setiap usapan billy terdapat kasih sayang yang pria itu tujukan padanya.

"Kamu ingin sekali cepat lulus ya" kekehnya.

Becca tertawa. Billy memang paling bisa membuatnya nyaman. Mereka terus saja mengobrol hal-hal random. Tak jarang suara tawa becca mengambil atensi mahasiswa yang melintasi taman kampus.

"Em, princess. Bagaimana jika kamu ikut aku jalan-jalan? kita akan membeli milk tea" tawar billy yang membuat becca semangat setelah mendengar minuman kesukaannya.

Tanpa pikir panjang becca menarik billy ke parkiran. Dengan hati-hati billy membantu becca menaiki motornya dan pergi meninggalkan kampus.

Sore itu setelah 3 hari becca kembali tertawa. Billy selalu tau bagaimana cara membuat becca senang. Dia mengajak becca ke semua tempat yang becca mau dan jangan lupa milk tea.

Puas dengan jalan-jalan mendadak itu, billy segera mengantarkan becca pulang karena hari juga sudah mulai gelap.

"Besok aku akan menjemputmu" ucap billy.

Becca tersenyum senang, "jangan terlambat ya"

"Tidak akan"

"Baiklah aku pergi dulu. See you, princess" billy mengacak rambut becca sambil tersenyum dibalik helm full face nya.

Sea and You (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang