1 Minggu sudah Hinata mengurung diri, bahkan saat tim 8 mengajak Hinata untuk sekedar berlatih bersama atau sekedar berkunjung ke tempat guru mereka, Hinata selalu menolak.
"Hinata-nee.."
Suara Hanabi membuyar kan lamunan Hinata, dengan wajah lembutnya dia tersenyum ke arah adiknya itu, Hanabi tidak pernah absen mengunjungi kamar kakaknya 1 Minggu ini, hanya sekedar bertanya bahkan mengajak bicara Hinata, sungguh Hanabi sangat binggung juga cemas dengan kondisi Hinata.
"Aah, Hanabi-chan.."
"Kami berharap kamu kembali seperti dulu lagi onee-chan, tim 8 beberapa mengirimkan pesan untuk reuni, mereka merindukan mu, Hinata-nee.."
"M-ma-af.."
"Ahh..sudahlah, aku berharap kamu kembali seperti dulu lagi, onee-chan.."
Walaupun Hinata merupakan seorang pemalu, tapi Hinata bukan seorang yang akan menutupi diri berminggu-minggu bahkan meninggalkan kebiasaan berlatihnya itu, namun sekarang? Hinata tidak pernah sekalipun menampakkan diri di luar wilayah Hyuga, seperti menghindari sesuatu? Beberapa kali Hanabi menanyakan perihal sikap aneh Hinata, yang hanya di balas senyuman juga kalimat 'aku tidak apa-apa ' bukan kah itu sungguh menyebalkan, begitulah pikir Hanabi.
Namun sekesal apapun dia bahkan marah sekalipun, Hanabi bukan tipe adik yang suka memaksa kehendak sang kakaknya, dia keras namun akan kalah dengan sifat lembut Hinata, maka Hanabi akan menyempatkan diri hanya untuk berbincang kecil dengan Hinata, mana tau bisa melepaskan beban yang dipikul Kakaknya selama ini.
Sadar bahwa sang kakak seperti ingin sendiri, Hanabi menghirup nafas panjang, lalu pergi, memberi waktu untuk Hinata sendiri.
Hinata hanya bisa termenung, apakah dia salah selama ini, mengabaikan semuanya hanya demi ego nya, menanggung bebannya sendiri, padahal dia masih memiliki Hanabi yang begitu memperhatikan nya, tim 8 yang selalu menanyakan kabarnya, bahkan Tenten beberapa kali mengunjungi kediamannya hanya untuk menanyakan kabar nya.
Untung nya Hokage tidak mempermasalahkan absen Hinata seminggu ini, dia memaklumi dan juga berpesan Hinata untuk beristirahat di rumahnya, membuat Hinata merasa gagal bahkan bersalah, namun mau bagaimana, mental nya masih sangat terguncang, sosok Sasuke selalu menghantuinya, rasanya tidak ada muka lagi bertemu dengan Uchiha itu lagi, dia malu karna seperti jalang yang menikmati sentuhan sang Uchiha, dan juga marah dengan perlakuan Sasuke yang keterlaluan, ingin sekali dia menampar bahkan menjambak rambut itu, melampiaskan amarahnya selama 1 Minggu lebih ini, namun dia bukan perempuan pemberani seperti Sakura, bukan juga wanita galak seperti Ino, dia hanya Hinata, gadis yang menyedihkan yang bahkan tidak bisa minta keadilan.
"Hinata-nee.."
Hinata cukup kaget dengan kedatangan kembali Hanabi, wajah sang adik seperti menahan kekesalan.
"Ada apa Hanabi?"
"Cih, si kuning itu mencarimu.."
Ahh, Baru Hinata baru ingat, selain tim 8 juga Tenten, masih ada 1 sosok lagi yang seminggu ini tidak pernah absen mengunjungi kediaman nya, yaitu Uzumaki Naruto.
"Bilang kepada Naruto-kun, aku tidak....."
"Ayolaah Hinata-chan, temui si kuning itu, dia bebal sekali, sudah berapa kali diusir, bahkan ayah pun sudah 1 Minggu ini turun tangan mengusir dia, tapi kali ini dia pantang menyerah sekali, kali ini aku lelah berdebat dengannya, temuilah dia, aku rasa Naruto mengkhawatirkan mu..ayahpun sepertinya menyerah kali ini, maaf onee-chan...."
Dengan wajah memelasnya, Hanabi berusaha membujuk Hinata, dia tidak mau bersilat lidah dengan sang pahlawan desa yang bebal itu, sungguh Hanabi lebih mau berdebat dengan Konohamaru dari pada dengan Naruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Locked
Romance(SASUHINA) Pikiran Sasuke kembali berkelana, desa yang mengingatkannya akan tragedi itu, desa yang sangat bearti bagi aniki nya melebihi klan mereka, desa yang membuat Sasuke merasakan yang namanya dendam, benci, sesak, dan Cinta? SEMUA KARAKTER...