Sialnya, semua hal yang terjadi di masa lalu menjadi penyakit trauma yang begitu buruk.
[ s e c r e t ♪ y o u ]
Ketukan heels terhadap lantai terdengar begitu kentara di rumah besar yang terkesan tenang ini. Telah rapi dengan outfit formal—setelan kemeja abu-abu, wanita itu telah siap untuk menjalani aktivitasnya seperti biasa—sebagai CEO LS Model's.
Baru setengah perjalanan dari kamar menuju tangga, secara otomatis langkah melambat kala atensi menangkap presensi seseorang yang nampaknya juga baru keluar dari kamar—berjalan berlawanan arah dengannya, dalam jarak yang sama terhadap tangga menuju lantai dasar. Sama seperti Serena, lelaki itu pun telah rapi dengan setelan tuxedo berwarna lilac-white. —
.. Entah kenapa, tanpa alasan dadanya selalu tertegun setiap kali menatap lelaki itu. Meski telah menyangkal, tetapi tak dapat dibohongi jika wajah itu sungguh mengingatkannya pada Libra ..
— Tujuan yang sama membuat mereka bergerak saling mendekat. Lalu ketika berhenti tepat di tengah-tengah posisi tangga, .. "Annyeonghaseyo, Nyonya Satyaghara." .. lelaki itu menyapa, disela tubuh membungkuk penuh hormat kepada Serena.
"Nee, annyeong.." Maka Serena lekas membalas.
Usai kembali menegakkan tubuh dan berhadapan dengan sempurna, keduanya saling melempar senyum ramah satu sama lain.
"Aku akan melakukan kunjungan ke perusahaan Hybe untuk beberapa urusan pekerjaan. Jadi—aku izin untuk keluar."
Serena tertegun, tak menyangka lelaki itu akan meminta izin atas kegiatannya sendiri—bahkan berikut menjelaskan apa yang akan dilakukannya. Entah apa maksudnya, bukankah seharusnya itu tidak ada urusannya dengan Serena? Rasanya sikap sopan dan segan yang dimiliki lelaki itu teramat melebihi kapasitas.
Itu justru seperti sikap seorang anak kepada orangtuanya.
"Aku tidak akan kembali terlalu larut. Jadi, boleh aku pergi?"
"Nee, tentu saja." Serena lekas menanggapi permintaan izin lelaki itu. "Kenapa harus meminta izin? Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan. Tidak ada yang melarangmu, sungguh." Serena hanya heran saja. Lagipula, ia tidak mungkin akan mengurung tamunya sendiri di rumah, 'kan?
"Aku hanya merasa perlu meminta izin. Aku tinggal disini, dan aku merasa tidak baik keluar masuk rumah orang lain seenaknya." Sederhana, hanya itu alasannya. "Aku menghormatimu." Dan sungguh, itu membuat Serena tersentuh akan attitude-nya yang begitu tinggi.
Maka seulas senyum kembali muncul di belah bibir Serena. "Tidak masalah. Tidak perlu merasa begitu denganku, bersikaplah seperti ini rumahmu sendiri. Toh, kita akan segera menjadi keluarga, 'kan?" Ia bertanya, dan lelaki itu lantas menanggapinya dengan anggukan lembut—disusul seulas bunny smile teramat manis muncul di belah bibir tipisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret You || 2028 - SEQUEL
FantasySequel of Secret You Kehilangan itu menyakitkan. Terlalu banyak luka hingga membekaskan trauma di amygdala. Tapi bagaimanapun, life still goes on. Diatas begitu banyak rahasia yang sengaja disembunyikan, apakah D-Day yang diharapkan sungguh akan ter...