SECRET U || Act As Cast

80 6 18
                                    

Perlu diketahui, bersikap bodoh di hadapan pembohong itu sangat menyenangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perlu diketahui, bersikap bodoh di hadapan pembohong itu sangat menyenangkan.

[ s e c r e t ♪ y o u  ]

Berusaha tidak peduli. Mencoba melupakan segala kecemasan yang merundung, dengan menyibukkan diri pada alat-alat pembuatan musik untuk memulai project new song sesuai rencana.

Tetapi alih-alih melampiaskan isi pikiran pada pekerjaan dan menghasilkan project yang diharapkan, justru semuanya menjadi berantakan—baik tentang garapan tangannya, maupun kecemasan yang masih menumpuk di kepala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tetapi alih-alih melampiaskan isi pikiran pada pekerjaan dan menghasilkan project yang diharapkan, justru semuanya menjadi berantakan—baik tentang garapan tangannya, maupun kecemasan yang masih menumpuk di kepala.

"Aish, shibal! Kenapa jadi belibet kaya gini?!" Umpatan tak tertahankan, jemarinya menekan cepat keyboard—yang mana hasilnya justru malah semakin berantakan.

"Arghk! Sial!" Pada akhirnya, Abhizard kalah dari emosi. Posisi tubuhnya sedikit merosot dari kursi dengan kepala menengadah—bertumpu pada punggung kursi, tangan mencengkram rambut cukup kuat. Terlihat frustasi sekali.

Abhizard tidak bisa begini. Ia tidak fokus pada pekerjaan, apalagi bersikap seolah tidak peduli tentang apa yang sedang adiknya lakukan saat ini. Abhizard teramat ingin mengabaikan, tetapi hati nurani tidak dapat dibohongi. Ia sangat mengkhawatirkan lelaki itu, takut akan hal buruk yang berkemungkinan terjadi.

Sialan sekali. Abhizard tidak tahu, kenapa Libra harus keras kepala untuk hal ini? Kenapa lelaki itu harus bersikap gegabah untuk hal yang seharusnya dilakukan dengan sangat hati-hati? Apakah lelaki itu ingin mati? Lagi?

ARGKH!*

Tidak tahan lagi, lantas Abhizard menyahuti handphone-nya yang sejak tadi bertengger di atas meja. Membuka lockscreen, ia langsung menuju kontak guna mencari nama seseorang disana. Kemudian tanpa berpikir dua kali, ia lekas melakukan panggilan usai mendapatkan nomor yang dituju.

"Nee, sajangnim?" Suara itu lekas menyapa telinganya ketika panggilan baru saja tersambung. "Ada yang bisa kubantu?" Lelaki itu berbicara sangat hati-hati, pun jelas penuh segan dalam suaranya.

Secret You || 2028 - SEQUELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang