Tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi. Semuanya telah berada di titik baik-baik saja dengan kebahagiaan.
[ s e c r e t ♪ y o u ]
Setengah merebahkan tubuh di atas kasur, bersandar pada bed headboard. Sebelah kaki tertumpang di kaki lain yang terlipat, sementara tangan terentang di kedua sisi tubuh—santai sekali. Senyum lebar terpatri disela menunggu, hingga pada akhirnya sepasang netra jernihnya berbinar kala presensi itu menunjukkan eksistensi.
Gadis itu—ah dia bahkan sudah bukan gadis lagi sejak enam bulan lalu.
Presensi itu keluar dari kamar mandi—hanya berbalutkan bathrobe, pun sebuah handuk kecil di tangan guna mengeringkan rambut basahnya.
Sesaat Cahaya memicing tajam kala melihat senyuman serta ekspresi aneh yang dipasang lelaki itu. Tetapi pada akhirnya, ia mengerti apa yang diinginkan lelaki itu—setiap kali bertingkah begitu.
"Gak usah aneh-aneh. Aku baru aja keramas, males kalo harus keramas lagi." Cetusnya, kemudian lekas menuju meja rias tanpa peduli lagi reaksi yang diberi suaminya itu.
Kai terkekeh. Ah, rupanya sudah begitu faham atas kode yang ia berikan, bagus sekali—pikirnya. Tapi Kai tak peduli dengan peringatannya, begitulah ia beranjak dari tempatnya guna menghampiri istrinya—yang masih mengeringkan rambutnya selagi bercermin.
Tangannya terulur—melingkari pinggang wanita cantik itu, berikut dagunya mendarat teramat nyaman di bahu Cahaya. Tadi menolak, tapi saat ini tidak ada tepisan meski tangan Kai mencoba menyelinap masuk melalui belahan bathrobe. Dimana seulas seringai puas muncul kala ia melihat pantulan Cahaya di cermin—wanita itu terpejam, nampaknya menikmati gerakan tangannya—mengelus perut rata istrinya itu secara langsung.
"Katanya tadi gak mau." Sengaja berbisik, niat jahil mendadak menyergap begitu saja. Yang mana itu lantas menyadarkan Cahaya dari respon yang bertentangan dengan ucapannya.
Ketika Kai mengira Cahaya akan menyangkal atau bahkan marah, tetapi reaksi yang diberi wanita itu justru antonimnya—Cahaya terlalu cepat berbalik, lalu tanpa diduga langsung meraup bibir Kai dan memagutnya secara tergesa.
Kai nyaris syok, pun jelas membelak sempurna kala pergerakan Cahaya yang terlalu mendadak—dengan cepat kedua tangan wanita itu telah melingkar di lehernya kini. Tetapi yeah, jelas Kai tidak menyia-nyiakannya begitu saja. Ia lantas membalas—baik pagutannya, ataupun rengkuhannya. Kemudian ia merengkuh pinggang wanita itu guna diangkat untuk duduk di meja rias.
Prang!*
Hanya sepersekon setelahnya, mereka dikejutkan oleh dentingan keras itu—hingga lantas memotong kegiatan. Kompak, atensi keduanya teralih pada sumber kebisingan. Dimana sang empu langsung membelak melihatnya.
Tadi itu.. niat Kai hanya ingin membuat posisi mereka semakin nyaman. Tetapi karena terlalu fokus pada kegiatannya, ia justru tidak memperhatikan gerakannya—ketika ingin beralih dari pinggang Cahaya, tanpa sengaja tangannya menyenggol foundation milik Cahaya hingga terhempas, dan isinya bercecer di lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret You || 2028 - SEQUEL
FantasiaSequel of Secret You Kehilangan itu menyakitkan. Terlalu banyak luka hingga membekaskan trauma di amygdala. Tapi bagaimanapun, life still goes on. Diatas begitu banyak rahasia yang sengaja disembunyikan, apakah D-Day yang diharapkan sungguh akan ter...