Sebuah keputusan penting diambil, menjadi titik balik untuk mengejar keadilan yang sempat lepas.
[ s e c r e t ♪ y o u ]
Untuk yang kesekian kali, ia mendengus kesal. Sudah lebih dari sepuluh menit ia berdiri di depan pintu bernuansa putih ini, tetapi sama sekali tidak ada jawaban. Untuk mengetuk pintu kembali sudah sangat percuma, interupsinya seperti dengan sengaja diabaikan. Padahal ia yakin sekali jika lelaki itu ada di dalam ruangan.
Tidak tahan lagi, lantas ia menarik tuas pintu membukanya—persetan lagi soal izin. Dan pemandangan yang didapat begitu pintu terbuka, sungguh membuatnya membelak sempurna secara otomatis.
Gila. Ini benar-benar gila. Manusia-manusia gila ini? Apa yang mereka lakukan?
Tepat di kursi kebesaran lelaki itu, dua manusia bergender beda jenis itu sedang bergumul dengan kegiatan yang sangat menjijikkan—untuk seukuran perusahaan sebesar ini. Di atas pangkuan lelaki itu, gadis itu asyik membalas ciuman panas yang diberikan. Dengan tangan yang sama-sama saling memberi godaan—si lelaki di pinggang hingga pantat si gadis, sementara lawannya di tengkuk. Pun dalam kondisi pakaian serta diri yang sama berantakan, setidaknya tiga kancing kemeja masing-masing telah terlepas.
Entah dimana otak mereka, bahkan mereka berani sekali bermain di tempat ini.
"Eumh.."
Tanpa bisa dicegah, emosi langsung memuncak di kepala kala suara sialan itu sampai di telinganya.
"Yaakk!! Saekkiya!!" Teriakannya meledak di seantero ruangan tanpa bisa di tahan lagi. Gemuruh di dada mendorong tungkainya tuk beranjak cepat menghampiri, lalu tanpa basa-basi—tangannya yang sudah gatal langsung meraih rambut gadis itu, menjambak kuat sekali.
"Menyingkirlah dari sini, shibal!!" Ia tidak segan menarik gadis itu di rambut, kemudian menghempaskannya hingga gadis itu tersungkur dengan benturan yang cukup keras pada lantai.
Gadis itu meringis kesakitan, tetapi tidak ada keberanian meski hanya untuk mengangkat wajah kembali—apalagi untuk melawan.
"Michyeosseo? Kau ingin bekerja atau sedang men-jalang disini, HA!?"
Bahkan gadis itu hanya terdiam, meski menerima banyak umpatan teramat kasar. Dia masih cukup tahu diri atas pangkatnya yang hanya merupakan karyawan biasa di perusahaan agensi model ini.
"Aish! Shibal!" Ia sungguh ingin meluapkan seluruh emosinya saat ini, tetapi ia berupaya sangat keras untuk menahannya—melalui kepalan kuat kedua tangan.
"Pergilah dari sini!" Lantas ia menyahuti heels gadis itu yang tergeletak di sembarang arah, .. "Bawa barang murahanmu ini!" .. lalu kemudian ia melempar benda itu keras sekali, bahkan nyaris mengenai pemiliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret You || 2028 - SEQUEL
FantasíaSequel of Secret You Kehilangan itu menyakitkan. Terlalu banyak luka hingga membekaskan trauma di amygdala. Tapi bagaimanapun, life still goes on. Diatas begitu banyak rahasia yang sengaja disembunyikan, apakah D-Day yang diharapkan sungguh akan ter...